Proyek Galian Utilitas dan Jalan Rusak Perparah Kemacetan di Bogor
A
A
A
BOGOR - Banyaknya proyek galian pemasangan utilitas di beberapa ruas jalan raya, semakin memperparah kemacetan di Kota Bogor. Terlebih, tak sedikit pihak ketiga yang mengerjakan proyek galian utilitas tersebut melakukannya serampangan tanpa memperhatikan dampak negatif terhadap lingkungan lalu lintas maupun dan udara.
Berdasarkan pantauan, beberapa proyek galian utilitas yang saat ini menjadi salah satu penyumbang kemacetan terparah yakni utilitas pemasangan pipa distribusi air minum milik PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dan gas alam milik Perusahaan Gas Negara (PGN) wilayah Bogor.
Dua proyek galian milik BUMD dan BUMN itulah yang paling banyak dikeluhkan masyarakat, baik melalui media sosial, media mainstream maupun secara langsung kepada pihak perusahaan, namun hampir tak digubris sama sekali.
Muhammad Isak (69) warga Cimanggu, Tanah Sareal, Kota Bogor mengaku hampir setiap hari selama satu bulan ini terjebak kemacetan tepatnya di mulai dari Jalan Johar Cimanggu hingga Tentara Pelajar. "Biasanya dari Yasmin ke Merdeka lewat Jalan Johar-Taman Cimanggu dan Tentara Pelajar bisa ditempuh 15-20 menit. Sekarang saya lewat sini selalu memakan waktu satu jam, bahkan saat akhir pekan bisa dua jam," kata Isak, Selasa 14 Februari 2017 kemarin.
Hal senada diungkapkan, M Irfan warga RT 03/09, Kelurahan Ciwaringin, Bogor Tengah, Kota Bogor. Irfan menyayangkan hingga saat ini tidak ada upaya dari pihak terkait Dishub dan kepolisian maupun Dinas Pekerjaan Umum dalam mengatasi kemacetan di ruas jalan yang sempit.
"Sudah tahu kawasan Warung Legok itu jalannya sempit. Sekarang ada proyek pemasangan pipa berukuran besar tidak dilakukan antisipasi mengatasi kemacetan yang selalu memanjang, baik dari arah Kebon Pedes, Ciwaringin maupun Cimanggu-Yasmin. Saya lihat cuma ada warga yang sibuk melakukan rekayasa lalu lintas buka tutup jalan sambil meminta uang ke pengendara menggunakan ember," keluhnya.
Kondisi serupa terlihat di ruas Jalan Raya KS Tubun, Bogor Utara, Kota Bogor dan Jalan Ahmad Yani, Tanah Sareal, Kota Bogor. Ribuan kendaraan terlihat mengular dari dan ruas jalan yang semula dapat dilintasi tiga hingga empat kendaraan saat ini menjadi dua kendaraan saja.
Direktur Utama PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Deni Surya Senjaya saat dikonfirmasi enggan berkomentar terkait pihak ketiga yang bekerja serampangan tanpa memperhatikan petunjuk atau pedoman teknis penggalian pemasangan utilitas dari Kementerian Pekerjaan Umum, tentang antisipasi kemacetan parah akibat galian.
Namun demikian dalam siaran pers dari Humas Pemkot Bogor, PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor saat ini tengah mempercepat pemasangan pipa distribusi 700 mm di Jalan Tentara Pelajar dan Jalan Perikanan, Warung Legok Cimanggu.
"Pipa ini dipasang untuk mengoptimalkan pelayanan air minum pelanggan di zona IV. Ditargetkan, pemasangan pipa suplai air bersih dari reservoir Merdeka ini rampung pertengahan Februari 2017," kata Sekretaris PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Rafa Adi Galuh Agung, kemarin.
Rafa menjelaskan pemasangan pipa berukuran besar itu tidak bisa dilaksanakan tergesa-gesa mengingat kondisi medan yang cukup berat. Keberadaan utilitas layanan publik lain di jalur pemasangan menjadi pertimbangan pemasangan pipa itu dilakukan hati-hati.
“Di jalur itu ternyata ada kabel telepon dan listrik, kalau pemasangan pipanya asal-asalan, kami khawatir fungsinya akan terganggu,” lanjutnya. Proyek itu memang membuat masyarakat kurang nyaman, terutama gangguan arus lalu lintas pada pagi dan sore hari.
Untuk itu, PDAM bersama pihak pelaksana pengerjaan telah berkordinasi dengan aparat kepolisian dan DLLAJ Kota Bogor meminimalisir dampak pengerjaan.
Berdasarkan pantauan, beberapa proyek galian utilitas yang saat ini menjadi salah satu penyumbang kemacetan terparah yakni utilitas pemasangan pipa distribusi air minum milik PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dan gas alam milik Perusahaan Gas Negara (PGN) wilayah Bogor.
Dua proyek galian milik BUMD dan BUMN itulah yang paling banyak dikeluhkan masyarakat, baik melalui media sosial, media mainstream maupun secara langsung kepada pihak perusahaan, namun hampir tak digubris sama sekali.
Muhammad Isak (69) warga Cimanggu, Tanah Sareal, Kota Bogor mengaku hampir setiap hari selama satu bulan ini terjebak kemacetan tepatnya di mulai dari Jalan Johar Cimanggu hingga Tentara Pelajar. "Biasanya dari Yasmin ke Merdeka lewat Jalan Johar-Taman Cimanggu dan Tentara Pelajar bisa ditempuh 15-20 menit. Sekarang saya lewat sini selalu memakan waktu satu jam, bahkan saat akhir pekan bisa dua jam," kata Isak, Selasa 14 Februari 2017 kemarin.
Hal senada diungkapkan, M Irfan warga RT 03/09, Kelurahan Ciwaringin, Bogor Tengah, Kota Bogor. Irfan menyayangkan hingga saat ini tidak ada upaya dari pihak terkait Dishub dan kepolisian maupun Dinas Pekerjaan Umum dalam mengatasi kemacetan di ruas jalan yang sempit.
"Sudah tahu kawasan Warung Legok itu jalannya sempit. Sekarang ada proyek pemasangan pipa berukuran besar tidak dilakukan antisipasi mengatasi kemacetan yang selalu memanjang, baik dari arah Kebon Pedes, Ciwaringin maupun Cimanggu-Yasmin. Saya lihat cuma ada warga yang sibuk melakukan rekayasa lalu lintas buka tutup jalan sambil meminta uang ke pengendara menggunakan ember," keluhnya.
Kondisi serupa terlihat di ruas Jalan Raya KS Tubun, Bogor Utara, Kota Bogor dan Jalan Ahmad Yani, Tanah Sareal, Kota Bogor. Ribuan kendaraan terlihat mengular dari dan ruas jalan yang semula dapat dilintasi tiga hingga empat kendaraan saat ini menjadi dua kendaraan saja.
Direktur Utama PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Deni Surya Senjaya saat dikonfirmasi enggan berkomentar terkait pihak ketiga yang bekerja serampangan tanpa memperhatikan petunjuk atau pedoman teknis penggalian pemasangan utilitas dari Kementerian Pekerjaan Umum, tentang antisipasi kemacetan parah akibat galian.
Namun demikian dalam siaran pers dari Humas Pemkot Bogor, PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor saat ini tengah mempercepat pemasangan pipa distribusi 700 mm di Jalan Tentara Pelajar dan Jalan Perikanan, Warung Legok Cimanggu.
"Pipa ini dipasang untuk mengoptimalkan pelayanan air minum pelanggan di zona IV. Ditargetkan, pemasangan pipa suplai air bersih dari reservoir Merdeka ini rampung pertengahan Februari 2017," kata Sekretaris PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Rafa Adi Galuh Agung, kemarin.
Rafa menjelaskan pemasangan pipa berukuran besar itu tidak bisa dilaksanakan tergesa-gesa mengingat kondisi medan yang cukup berat. Keberadaan utilitas layanan publik lain di jalur pemasangan menjadi pertimbangan pemasangan pipa itu dilakukan hati-hati.
“Di jalur itu ternyata ada kabel telepon dan listrik, kalau pemasangan pipanya asal-asalan, kami khawatir fungsinya akan terganggu,” lanjutnya. Proyek itu memang membuat masyarakat kurang nyaman, terutama gangguan arus lalu lintas pada pagi dan sore hari.
Untuk itu, PDAM bersama pihak pelaksana pengerjaan telah berkordinasi dengan aparat kepolisian dan DLLAJ Kota Bogor meminimalisir dampak pengerjaan.
(whb)