Suara Muslim Tak Kompak, Ada Kekuatan Besar yang Ingin Merusak Umat Islam
A
A
A
JAKARTA - Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) Ustaz Bachtiar Nasir mengaku curiga, ada sihir yang menyebabkan tidak semua orang muslim kompak.
Misalnya, soal kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan terdakwa Basuki T Purnama (Ahok), seharusnya umat Islam sakit hati dengan ucapan Ahok terkait Al-Maidah 51 itu.
"Sekarang ini sepertinya ada yang main sihir. Seperti sihir-sihir lewat medsos. Waktu persidangan Ahok, ketika hakim melihat ulama dicaci maki seperti itu matanya tak bergerak, biasa biasa saja. Saya pikir ada dukun di dalamnya," jelasnya.
Maka itu, dia mengingatkan, agar umat Islam tidak mudah terprovokasi karena dia curiga akan adanya kekuatan lain yang akan merusak umat Islam. Kekuatan itu yang memicu umat Islam terprovokasi dan mudah mengeluarkan kata-kata kasar, khususnya di media sosial.
"Ada kekuatan lain yang ingin umat itu merasa was-was dalam diri kita yang buat kita mencurigai, menyerang, menjelekkan, dan keluar kata-kata kotor di medsos, itu cermin isi hati kita yang kotor. Itulah ulah jin dan manusia, kadang tidak kita sadari," terangnya.
Bachtiar lantas menceritakan pengalamannya di Bima, NTB. Warga di daerah tersebut meminta agar dia memimpin revolusi. "Namun, yang harus direvolusi itu perilaku diri kita sendiri agar mau dan bisa menjunjung tinggi nasionalisme, NKRI, kebhinekaan, dan saling toleransi," katanya.
Misalnya, soal kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan terdakwa Basuki T Purnama (Ahok), seharusnya umat Islam sakit hati dengan ucapan Ahok terkait Al-Maidah 51 itu.
"Sekarang ini sepertinya ada yang main sihir. Seperti sihir-sihir lewat medsos. Waktu persidangan Ahok, ketika hakim melihat ulama dicaci maki seperti itu matanya tak bergerak, biasa biasa saja. Saya pikir ada dukun di dalamnya," jelasnya.
Maka itu, dia mengingatkan, agar umat Islam tidak mudah terprovokasi karena dia curiga akan adanya kekuatan lain yang akan merusak umat Islam. Kekuatan itu yang memicu umat Islam terprovokasi dan mudah mengeluarkan kata-kata kasar, khususnya di media sosial.
"Ada kekuatan lain yang ingin umat itu merasa was-was dalam diri kita yang buat kita mencurigai, menyerang, menjelekkan, dan keluar kata-kata kotor di medsos, itu cermin isi hati kita yang kotor. Itulah ulah jin dan manusia, kadang tidak kita sadari," terangnya.
Bachtiar lantas menceritakan pengalamannya di Bima, NTB. Warga di daerah tersebut meminta agar dia memimpin revolusi. "Namun, yang harus direvolusi itu perilaku diri kita sendiri agar mau dan bisa menjunjung tinggi nasionalisme, NKRI, kebhinekaan, dan saling toleransi," katanya.
(pur)