Diteror Bom Molotov, FPI Sebut Pelaku Pengecut

Rabu, 08 Februari 2017 - 15:42 WIB
Diteror Bom Molotov,...
Diteror Bom Molotov, FPI Sebut Pelaku Pengecut
A A A
JAKARTA - Front Pembela Islam (FPI) meminta seluruh anggotanya untuk tidak terprovokasi terkait aksi pelemparan bom molotov di rumah Sekretaris DPW FPI Jakarta Barat.

Sekjen Dewan Syuro FPI DPD DKI Jakarta Habib Novel Bamukmin mengatakan, rumah milik Wawan Gunawan dilempari bom molotov oleh orang tak dikenal pada Rabu dini hari pagi.. Rumah tersebut merupakan tempat majelis taklim, atau berkumpulnya anggota FPI.

Novel curiga pelaku merupakan orang-orang yang tak suka dengan FPI. Apalagi, FPI merupakan garda terdepan dalam memerangi komunis, kemungkaran aliran sesat, dan penista agama.

Maka itu, Novel tak aneh bila orang-orang yang tak punya akhlak mulia itu melakukan teror pada FPI, baik dalam bentuk serangan lisan di media maupun serangan fisik seperti pelemparan bom molotov.

"Ini teror luar biasa sekali. Tapi ini sudah konsekuensi dari kita lah dalam memerangi komunis dan kemungkaran sesat. Namun, kami tetap menyerukan untuk menjaga kondusifitas agar Pilgub DKI berjalan damai, kita tak mau terprovokasi saat ini," ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu (8/2/2017).

Dia menerangkan, para peneror itu merupakan orang-orang pengecut yang beraninya melakukan perbuatan merusak itu dengan sembunyi-sembunyi. FPI enggan meladeninya meski sudah ada tiga kali teror bom molotov terhadap FPI, yakni di DPC FPI Pasar Rebo, di Posko Cimanggis, dan terakhir di Kembangan ini.

Novel membeberkan, adapun teror tersebut baru marak terjadi pada saat-saat menjelang Pilgub DKI dan fokusnya FPI dalam mengawal kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Basuki T Purnama (Ahok). Ditambah lagi, FPI mengingatkan pada masyatakat akan adanya tanda-tanda kebangkitan komunis.

"Luar biasa volume teror ini. Sebelumnya memang risiko perjuangan itu berupa fitnah. Tapi sekarang ini volumenya luar biasa deres, baik fitnah maupun teror (fisik)," jelasnya.

Novel mengungkapkan, saat ini, laskarnya pun sudah difungsikan untuk mengawal setiap kiai dan ustaz agar jauh dari ancaman teror. Pasalnya, dia melihat, dewasa ini para ulama tengah dizalimi pihak-pihak tertentu.

"Soal teror fisik itu, kami tahan diri agar kondusif dan kami serahkan semua ke polisi untuk mengusutnya secara tuntas," katanya.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1317 seconds (0.1#10.140)