Ungkap Kasus Arum, Polisi Dalami Unsur Pembunuhan Berencana
A
A
A
JAKARTA - Penyelidikan kasus kematian mahasiswa Universitas Indonesia Esa Unggul, Tri Yani Puspo Ningrum (22), sudah berkembang. Saat ini, Polisi tengah mendalami dugaan pembunuhan berencana yang menjadi kasus tersebut.
Sementara, terkait perampokannya, polisi mulai mengkesampingkan sementara waktu. "Saksi dan alat bukti tambahan diperlukan untuk menguatkan dugaan itu," tutur Kanit Reskrim Polsek Kebon Jeruk, AKP Andriyanto S. Randotama, Rabu (10/1/2017).
Andry yakin, bahwa temuan jenazah Arum di kosnya jalan H Asmat Ujung bukanlah kasus perampokan. Sekalipun dirinya mengungkapkan adanya laptop korban yang hilang, bersama dengan dompet dan smartphone milik korban.
Sebelumnya, polisi sendiri masih cukup Binggung terkait barang milik korban yang hilang, salah satunya laptop korban. Namun, setelah melakukan kroscek ke keluarga, terungkap satu dari laptop korban telah hilang. Kuat dugaan laptop ini ikut digondol pelaku.
Meskipun ada sejumlah barang hilang, namun polisi tak yakin bahwa Arum merupakan korban perampokan. Kuat kemungkinan, pembunuhan berencana merupakan unsur kuat, sementara perampokannya hanya untuk mengalihkan perhatian.
Untuk menguatkan dugaan tersebut. Andryanto mengaku telah memeriksa 3 orang saksi tambahan, salah satunya saksi kunci untuk menguatkan keterangan dan alibi saksi lainnya."Mereka yang kami periksa ada teman kerja korban," ucapnya.
Sekalipun penyidikan ke pembunuhan berencana, namun penyidikan terhadap motif belum dapat terungkap. Sebab, untuk membuka motif, pelaku pembunuhan harus ditangkap terlebih dahulu. "Nanti bakal terungkaplah (motif). Termasuk soal alat bukti yang digunakan untuk membunuh korbannya," tambah Andriyanto.
Sebelumnya diberitakan, pembunuhan keji terjadi di sebuah kos, jalan H. Asmat Ujung, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin (9/1/2017). Seorang mahasiswi Universitas Esa Unggul ditemukan terluka dengan enam luka tusuk, dua dileher, dan empat di bagian punggung. Korban pertama kali ditemukan oleh pacarnya, Zaenal Abidin.
Sementara, terkait perampokannya, polisi mulai mengkesampingkan sementara waktu. "Saksi dan alat bukti tambahan diperlukan untuk menguatkan dugaan itu," tutur Kanit Reskrim Polsek Kebon Jeruk, AKP Andriyanto S. Randotama, Rabu (10/1/2017).
Andry yakin, bahwa temuan jenazah Arum di kosnya jalan H Asmat Ujung bukanlah kasus perampokan. Sekalipun dirinya mengungkapkan adanya laptop korban yang hilang, bersama dengan dompet dan smartphone milik korban.
Sebelumnya, polisi sendiri masih cukup Binggung terkait barang milik korban yang hilang, salah satunya laptop korban. Namun, setelah melakukan kroscek ke keluarga, terungkap satu dari laptop korban telah hilang. Kuat dugaan laptop ini ikut digondol pelaku.
Meskipun ada sejumlah barang hilang, namun polisi tak yakin bahwa Arum merupakan korban perampokan. Kuat kemungkinan, pembunuhan berencana merupakan unsur kuat, sementara perampokannya hanya untuk mengalihkan perhatian.
Untuk menguatkan dugaan tersebut. Andryanto mengaku telah memeriksa 3 orang saksi tambahan, salah satunya saksi kunci untuk menguatkan keterangan dan alibi saksi lainnya."Mereka yang kami periksa ada teman kerja korban," ucapnya.
Sekalipun penyidikan ke pembunuhan berencana, namun penyidikan terhadap motif belum dapat terungkap. Sebab, untuk membuka motif, pelaku pembunuhan harus ditangkap terlebih dahulu. "Nanti bakal terungkaplah (motif). Termasuk soal alat bukti yang digunakan untuk membunuh korbannya," tambah Andriyanto.
Sebelumnya diberitakan, pembunuhan keji terjadi di sebuah kos, jalan H. Asmat Ujung, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin (9/1/2017). Seorang mahasiswi Universitas Esa Unggul ditemukan terluka dengan enam luka tusuk, dua dileher, dan empat di bagian punggung. Korban pertama kali ditemukan oleh pacarnya, Zaenal Abidin.
(pur)