Pencarian 16 Korban KM Zuhro Dihentikan, Status Tetap Siaga
A
A
A
JAKARTA - Pencarian 16 korban hilang KM Zuhro Express yang terbakar beberapa waktu lalu di perairan Pulau Seribu dihentikan, Sabtu (7/1/2017). Meski demikian, Basarnas tetap mengawasi status siaga dalam pencarian itu.
"Pencariannya di hentikan sejak kemarin, hanya satu yang di temukan," tutur Deputi Bidang Operasi SAR Basarnas, Mayjend TNI Heronimus Guru kepada KORAN SINDO, Minggu (8/1/2017).
Meski operasi pencarian tetap dihentikan, namun Heronimus memastikan status siaga tetap dilakukan oleh pihak Basarnas. Artinya sewaktu waktu pencarian bisa dilakukan bila ada indikasi penemuan. "Kami sendiri masih patroli tapi areanya tertentu," jelasnya.
Sebelumnya, KM Zahro Express terbakar di kawasan perairan Pulau Seribu saat berlayar dari dermaga Kali Adem, Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara ke kawasan Pulau Tidung, Kepulauan Seribu. Kala itu, 274 penumpang berada di dalamnya. Kejadian ini pun membuat 20 orang penumpang tewas setelah terbakar dan gagal menyelamatkan diri.
Paska kejadian itu, tiga orang penumpang dinyatakan tewas, 17 orang lainnya dinyatakan hilang. Pemerintah Pusat kemudian memberlakukan tanggap bencana selama sepekan.
Untuk melakukan pencarian kepada 17 korban yang hilang, lanjut Heronimus, Basarnas membaginya dalam empat sektor dengan area 151 nautical mile square yang didalamnya ada prioritas 81 nautical mile square.
Meskipun saat pencarian satu jenazah ditemukan, namun hal itu tidak membuat area pencarian diperluas. Sebab, temuan jenazah sendiri masih dalam area yang ditentukan Basarnas.
Hingga berita ini diturunkan, patroli masih dilakukan tim Basarnas di beberapa area tertentu. Masih distatus siaga, Basarnas juga menetapkan tahap maklumat pelayaran (mapel). Pada tahap ini, setiap kapal yang melintas lokasi pencarian menemukan jenazah maka wajib melakukan laporan dan evakuasi.
"Pencariannya di hentikan sejak kemarin, hanya satu yang di temukan," tutur Deputi Bidang Operasi SAR Basarnas, Mayjend TNI Heronimus Guru kepada KORAN SINDO, Minggu (8/1/2017).
Meski operasi pencarian tetap dihentikan, namun Heronimus memastikan status siaga tetap dilakukan oleh pihak Basarnas. Artinya sewaktu waktu pencarian bisa dilakukan bila ada indikasi penemuan. "Kami sendiri masih patroli tapi areanya tertentu," jelasnya.
Sebelumnya, KM Zahro Express terbakar di kawasan perairan Pulau Seribu saat berlayar dari dermaga Kali Adem, Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara ke kawasan Pulau Tidung, Kepulauan Seribu. Kala itu, 274 penumpang berada di dalamnya. Kejadian ini pun membuat 20 orang penumpang tewas setelah terbakar dan gagal menyelamatkan diri.
Paska kejadian itu, tiga orang penumpang dinyatakan tewas, 17 orang lainnya dinyatakan hilang. Pemerintah Pusat kemudian memberlakukan tanggap bencana selama sepekan.
Untuk melakukan pencarian kepada 17 korban yang hilang, lanjut Heronimus, Basarnas membaginya dalam empat sektor dengan area 151 nautical mile square yang didalamnya ada prioritas 81 nautical mile square.
Meskipun saat pencarian satu jenazah ditemukan, namun hal itu tidak membuat area pencarian diperluas. Sebab, temuan jenazah sendiri masih dalam area yang ditentukan Basarnas.
Hingga berita ini diturunkan, patroli masih dilakukan tim Basarnas di beberapa area tertentu. Masih distatus siaga, Basarnas juga menetapkan tahap maklumat pelayaran (mapel). Pada tahap ini, setiap kapal yang melintas lokasi pencarian menemukan jenazah maka wajib melakukan laporan dan evakuasi.
(pur)