Pasca Tragedi Kapal Zahro, Warga Masih Berlibur ke Pulau Seribu
A
A
A
JAKARTA - Terbakarnya Kapal Motor (KM) Zahro Express pada Minggu (1/1/2017) pagi saat beranjak dari salah satu pelabuhan di Muara Angke dan menewaskan puluhan korban jiwa, ternyata tak membuat warga mengurungkan niatnya untuk pergi berlibur ke Kepulauan Seribu.
Salah satu warga yang hendak menuju Pulau Tidung, Ading (23) mengaku tidak trauma atas kejadian tersebut. "Gak masalah. Insya Allah Selamat," ujar salah satu karyawan swasta di Jakarta itu di Pelabuhan Kali Adem, Rabu (4/1/2017).
(Baca: Polisi Periksa Mantan KSOP Muara Angke Terkait KM Zahro)
Menurutnya, peristiwa nahas itu sudah menjadi takdir dan ketetapan Tuhan. Namun yang paling penting ada hikmah di balik setiap kejadian. "Kebakaran kapal itu takdir. Ikhlas kan saja. Tapi pihak berwenang harus tetap mengusut kasus itu dong biar tidak ada kejadian serupa," lanjutnya.
Sementara itu, salah satu Anak Buah Kapal (ABK), Ali (37) mengatakan, semenjak tragedi KM Zahro Express, jumlah penumpang normal. "Tidak berkurang ya. Dari kemarin masih normal. Cuma ke sininya kan sudah habis liburan jadi ya kayak biasa aja," ujarnya.
Dia juga menjelaskan, pada saat kejadian pun, para wisatawan tetap berlibur ke Kepulauan Seribu."Pas kebakaran itu masih ada juga kok yang ke Pulau Tidung. Kalau gak salah ada 600 wisatawan yang berlibur di sana," tuturnya.
Ali berharap, pemerintah bisa lebih ketat lagi dalam pengawasan dan pembinaan para pengusaha, nakhoda maupun ABK Kapal tradisional. (Baca: Polisi Kembali Periksa Saksi di Kasus KM Zahro)
Sebelumnya, Kapal Motor Zahro Express terbakar saat beranjak dari salah satu pelabuhan di Muara Angke menuju Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, Minggu (1/1/2017) pagi.
Penumpang kapal tersebut merupakan wisatawan yang hendak menghabiskan masa liburan awal tahun 2017 dengan rekreasi ke Pulau Tidung, Kepulauan Seribu.
Salah satu warga yang hendak menuju Pulau Tidung, Ading (23) mengaku tidak trauma atas kejadian tersebut. "Gak masalah. Insya Allah Selamat," ujar salah satu karyawan swasta di Jakarta itu di Pelabuhan Kali Adem, Rabu (4/1/2017).
(Baca: Polisi Periksa Mantan KSOP Muara Angke Terkait KM Zahro)
Menurutnya, peristiwa nahas itu sudah menjadi takdir dan ketetapan Tuhan. Namun yang paling penting ada hikmah di balik setiap kejadian. "Kebakaran kapal itu takdir. Ikhlas kan saja. Tapi pihak berwenang harus tetap mengusut kasus itu dong biar tidak ada kejadian serupa," lanjutnya.
Sementara itu, salah satu Anak Buah Kapal (ABK), Ali (37) mengatakan, semenjak tragedi KM Zahro Express, jumlah penumpang normal. "Tidak berkurang ya. Dari kemarin masih normal. Cuma ke sininya kan sudah habis liburan jadi ya kayak biasa aja," ujarnya.
Dia juga menjelaskan, pada saat kejadian pun, para wisatawan tetap berlibur ke Kepulauan Seribu."Pas kebakaran itu masih ada juga kok yang ke Pulau Tidung. Kalau gak salah ada 600 wisatawan yang berlibur di sana," tuturnya.
Ali berharap, pemerintah bisa lebih ketat lagi dalam pengawasan dan pembinaan para pengusaha, nakhoda maupun ABK Kapal tradisional. (Baca: Polisi Kembali Periksa Saksi di Kasus KM Zahro)
Sebelumnya, Kapal Motor Zahro Express terbakar saat beranjak dari salah satu pelabuhan di Muara Angke menuju Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, Minggu (1/1/2017) pagi.
Penumpang kapal tersebut merupakan wisatawan yang hendak menghabiskan masa liburan awal tahun 2017 dengan rekreasi ke Pulau Tidung, Kepulauan Seribu.
(pur)