Organda Tegaskan Tidak Ingin Terintegrasi dengan DKI
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah trayek bus sedang khususnya Metromini di Jakarta terus diambil alih armada bus PT Transportasi Jakarta. Persaingan harga dan fasilitas dalam satu trayek dinilai mematikan pengusaha kecil angkutan umum yang telah membantu pemerintah selama ini.
Ketua Organda DKI Jakarta Shafruhan Sinungan mengatakan, belum rampungnya permasalahan Metromini dan sejenisnya dengan kebijakan revitalisasi angkutan umum Pemprov DKI Jakarta, PT Transportasi Jakarta sebagai BUMD semakin liar mengoperasikan armada yang didatangkan sendiri di trayek operator existing bus sedang, khususnya Metromini.
Akibatnya, kata Shafruhan, hampir 50% dari total 1.300 Metromini sudah hampir mengalami kematian. Padahal, selama ini mereka telah membantu kewajiban pemerintah dalam memobilitas masyarakatnya.
"Kami di Metromini sebagian besar pengusaha kecil, uangnya pas-pasan. Masalah ini sudah lama tidak terselesaikan. Kami telah melarang anggota Organda untuk terintegrasi dengan PT Transportasi Jakarta," kata Shafruhan saat dihubungi, Minggu, 20 November 2016 kemarin.
Shafruhan menjelaskan, sudah merekomendasikan kepada seluruh anggota Organda untuk tidak terintegrasi dengan PT Transportasi Jakarta karena mereka semakin liar dan berani menjual bus kepada pengusaha Metromini seharga Rp650 juta. "PT Transportasi Jakarta sudah menjadi alat neo-kapitalis untuk membunuh usaha-usaha kecil disektor angkutan umum. Cukup Kopaja saja yang menjadi korban lantaran hak perizinan dan trayek angkutan umumnya beralih dari Kopaja ke PT Transportasi Jakarta.
Komisaris PT Transportasi Jakarta, Andri Yansyah mengatakan, sejak September 2015, pengurus Metromini telah meminta waktu enam bulan untuk mengikuti revitalisasi angkutan umum. Mulai dari peremajaan hingga sistem rupiah per kilometer. Nyatanya, hingga saat ini, masalah kepengurusannya saja tidak beres.
Untuk itu, Andri tidak mau ambil pusing dan segera menempati trayek existing Metromini dengan armada bus single berfasilitas bus Transjakarta. Sebab, selama ini banyak penumpang mengeluhkan belum adanya bus yang memfasilitasinya menuju koridor.
"Kalau terus menunggu kapan berbenahnya angkutan kita. Kami tetap memberikan kesempatan kepada para pemilik Metromini yang masih ingin melanjutkan usahanya untuk bergabung dengan PT Transportasi Jakarta. Jangan minta dibantu agunan dulu. Nanti kalau sudah bisa ikut rupiah per kilometer, baru bicara agunan. Kita bantu bila mau ikut operator existing," ucapnya.
Ketua Organda DKI Jakarta Shafruhan Sinungan mengatakan, belum rampungnya permasalahan Metromini dan sejenisnya dengan kebijakan revitalisasi angkutan umum Pemprov DKI Jakarta, PT Transportasi Jakarta sebagai BUMD semakin liar mengoperasikan armada yang didatangkan sendiri di trayek operator existing bus sedang, khususnya Metromini.
Akibatnya, kata Shafruhan, hampir 50% dari total 1.300 Metromini sudah hampir mengalami kematian. Padahal, selama ini mereka telah membantu kewajiban pemerintah dalam memobilitas masyarakatnya.
"Kami di Metromini sebagian besar pengusaha kecil, uangnya pas-pasan. Masalah ini sudah lama tidak terselesaikan. Kami telah melarang anggota Organda untuk terintegrasi dengan PT Transportasi Jakarta," kata Shafruhan saat dihubungi, Minggu, 20 November 2016 kemarin.
Shafruhan menjelaskan, sudah merekomendasikan kepada seluruh anggota Organda untuk tidak terintegrasi dengan PT Transportasi Jakarta karena mereka semakin liar dan berani menjual bus kepada pengusaha Metromini seharga Rp650 juta. "PT Transportasi Jakarta sudah menjadi alat neo-kapitalis untuk membunuh usaha-usaha kecil disektor angkutan umum. Cukup Kopaja saja yang menjadi korban lantaran hak perizinan dan trayek angkutan umumnya beralih dari Kopaja ke PT Transportasi Jakarta.
Komisaris PT Transportasi Jakarta, Andri Yansyah mengatakan, sejak September 2015, pengurus Metromini telah meminta waktu enam bulan untuk mengikuti revitalisasi angkutan umum. Mulai dari peremajaan hingga sistem rupiah per kilometer. Nyatanya, hingga saat ini, masalah kepengurusannya saja tidak beres.
Untuk itu, Andri tidak mau ambil pusing dan segera menempati trayek existing Metromini dengan armada bus single berfasilitas bus Transjakarta. Sebab, selama ini banyak penumpang mengeluhkan belum adanya bus yang memfasilitasinya menuju koridor.
"Kalau terus menunggu kapan berbenahnya angkutan kita. Kami tetap memberikan kesempatan kepada para pemilik Metromini yang masih ingin melanjutkan usahanya untuk bergabung dengan PT Transportasi Jakarta. Jangan minta dibantu agunan dulu. Nanti kalau sudah bisa ikut rupiah per kilometer, baru bicara agunan. Kita bantu bila mau ikut operator existing," ucapnya.
(whb)