Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Indonesia Kecam Penangkapan Kader HMI
A
A
A
JAKARTA - Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Indonesia mengecam keras penangkapan yang dilakukan polisi terhadap kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Penangkapan itu dinilai sebagai pembungkaman suara mahasiswa.
Koordinator Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Indonesia, Anhar Tanjung mengatakan, penangkapan terhadap kader HMI itu dianggap menciderai kebebasan berpendapat, khususnya terhadap mahasiswa. Bahkan, penangkapan itu dinilai sebagai salah satu cara pemerintah membungkam suara mahasiswa.
"Itu cara mereka (pemerintah) membungkam terhadap gerakan mahasiswa. Kami sesama mahasiswa tak menginginkan itu terjadi, sebab kebebasan mahasiswa menjadi dipreteli," ujarnya pada SINDOnews, Selasa (8/11/2016).
Menurutnya, Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Indonesia berencana menggelar koordinasi dengan HMI dan elemen mahasiswa lainnya untuk menindak lanjuti penangkapan terhadap para mahasiswa. Kalau pun nantinya digelar demo secara besar-besaran, pihaknya pun siap mendukungnya demi kebebasan mahasiswa.
"Kami mengecam itu (penangkapan), saat ini kami lakukan koordinasi internal dahulu," tuturnya.
Anhar menambahkan, sejatinya, pada Selasa (8/11/2016) ini pun, pihaknya berencana menggelar aksi di depan gedung PP Muhammadiyah, Menteng, Jakpus menolak kedatangan Presiden Joko Widodo. Mereka berniat menggelar aksi menghalau Jokowi, aksi itu berkaitan erat dengan tindak anarkis yang dilakukan polisi terhadap massa demo 4 November lalu.
Aksi halau Jokowi itu pun berkaitan pula dengan penangkapan yang dilakukan polisi terhadap kader HMI yang dianggap telah menciderai kebebasan mahasiswa dalam berpendapat.
"Aksinya batal karena saya saja baru ditunjuk pukul 23.00 WIB semalam, lalu ternyata belum ada koordinasi antara kami, HMI, GPII, IMM, dan Angkatan Muda Muhammadiyah sehingga untuk mengantisipasi agar tidak bentrok sesama (mahasiswa) satu perjuangan dibatalkan aksinya," katanya.
Koordinator Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Indonesia, Anhar Tanjung mengatakan, penangkapan terhadap kader HMI itu dianggap menciderai kebebasan berpendapat, khususnya terhadap mahasiswa. Bahkan, penangkapan itu dinilai sebagai salah satu cara pemerintah membungkam suara mahasiswa.
"Itu cara mereka (pemerintah) membungkam terhadap gerakan mahasiswa. Kami sesama mahasiswa tak menginginkan itu terjadi, sebab kebebasan mahasiswa menjadi dipreteli," ujarnya pada SINDOnews, Selasa (8/11/2016).
Menurutnya, Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Indonesia berencana menggelar koordinasi dengan HMI dan elemen mahasiswa lainnya untuk menindak lanjuti penangkapan terhadap para mahasiswa. Kalau pun nantinya digelar demo secara besar-besaran, pihaknya pun siap mendukungnya demi kebebasan mahasiswa.
"Kami mengecam itu (penangkapan), saat ini kami lakukan koordinasi internal dahulu," tuturnya.
Anhar menambahkan, sejatinya, pada Selasa (8/11/2016) ini pun, pihaknya berencana menggelar aksi di depan gedung PP Muhammadiyah, Menteng, Jakpus menolak kedatangan Presiden Joko Widodo. Mereka berniat menggelar aksi menghalau Jokowi, aksi itu berkaitan erat dengan tindak anarkis yang dilakukan polisi terhadap massa demo 4 November lalu.
Aksi halau Jokowi itu pun berkaitan pula dengan penangkapan yang dilakukan polisi terhadap kader HMI yang dianggap telah menciderai kebebasan mahasiswa dalam berpendapat.
"Aksinya batal karena saya saja baru ditunjuk pukul 23.00 WIB semalam, lalu ternyata belum ada koordinasi antara kami, HMI, GPII, IMM, dan Angkatan Muda Muhammadiyah sehingga untuk mengantisipasi agar tidak bentrok sesama (mahasiswa) satu perjuangan dibatalkan aksinya," katanya.
(ysw)