Polda Sebut Ada 2 Kemungkinan Penyebab Ledakan PHD Bekasi
A
A
A
JAKARTA - Polda Metro Jaya menyebut ada dua kemungkinan penyebab ledakan di restoran Pizza Hut Delivery (PHD) di Jalan Raya Hankam RT 04/05, Pondok Melati, Kota Bekasi, akhir pekan lalu. Hingga kini kepolisian masih melakukan penyidikan guna mengetahui penyebab pasti ledakan tersebut.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Awi Setiyono mengatakan, ada dua kemungkinan pemicu ledakan di PHD. Pertama, ruang dapur tidak mampu menahan tekanan gas yang tabungnya terbuka.
Diprediksi tekanan gas saat itu sangat kuat di dapur, karena gas yang keluar dari tabung seberat 50 kilogram. Selain itu, durasi keluarnya gas dari tabung itu juga cukup lama berkisar lima jam lebih.
Bahkan, jadwal gerai itu ditutup pada pukul 02.00 WIB, sementara ledakan itu terjadi pada pukul 07.20 WIB. "Pemicu kedua, karena adanya saklar lampu di ruang dapur," kata Awi kepada wartawan pada Senin, 24 Oktober 2016 kemarin.
Awi menuturkan, sebagai lokasi pertemuan antara arus listrik dengan instalasi di gedung, keberadaan saklar lampu sangat menunjang untuk memicu ledakan. ”Saklar lampur juga bisa jadi pemicu ledakan, karena kan ada arus listrik,” ungkapnya.
Kendati demikian, penyidik masih mengidentifikasi lokasi guna memastikan pemicu ledakan tersebut. Terpisah, Kapolsek Pondok Gede Kompol Sukadi menduga sebelum ledakan itu terjadi, karyawan PHD lupa menutup keran tabung gas, sehingga menimbulkan ledakan.
Sebab usai kejadian, penyidik mendapati keadaan keran tabung gas dalam posisi aktif. Sehingga, tabung itu saat ditinggalkan dalam keadaan terbuka.
Sukadi membantah karyawan PHD sengaja membiarkan keran tabung gas dalam keadaan terbuka. Sebab bila mengacu pada standar operasional prosedur (SOP) rumah makan tersebut, karyawan harus mematikan api dan memadamkan lampu.
”Kalau disengaja mungkin tidak, karena mengacu pada SOP itu harus dimatikan,” katanya. Menurut dia, saat kejadian terdapat empat tabung gas elipiji dengan masing-masing berat 50 kilogram, dua di antaranya telah kosong, sedangkan dua lagi masih terisi.
Sehingga, kata dia, satu dari dua tabung yang terisi itu dalam kondisi terbuka, sedangkan satu tabung lagi belum digunakan. Hingga saat ini, empat tabung gas 50 kilogram telah dievakuasi petugas Puslabfor Mabes Polri dan teknisi PHD dari puing bangunan PHD.
Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Pol Umar Surya Fana mengungkapkan, sebanyak 10 saksi telah diperiksa terkait ledakan di restoran PHD. ”Kita masih dalam penyelidikan, dan meminta keterangan saksi,” katanya.
Menurut dia, penyidik belum bisa menetapkan tersangka dalam kasus tersebut. Sebab, penetapan tersangka dianggap terlalu prematur karena polisi baru saja mengungkap keran tabung gas dalam keadaan terbuka.
Manager Operasional PHD Kamaludin mengaku enggan berspekulasi dengan penyebab ledakan itu. Dia menyerahkan semua kepada pihak kepolisian dan masih menunggu hasilnya.”Kasus ini dalam penyelidikan kepolisian, kita serahkan kepada mereka,” katanya singkat.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Awi Setiyono mengatakan, ada dua kemungkinan pemicu ledakan di PHD. Pertama, ruang dapur tidak mampu menahan tekanan gas yang tabungnya terbuka.
Diprediksi tekanan gas saat itu sangat kuat di dapur, karena gas yang keluar dari tabung seberat 50 kilogram. Selain itu, durasi keluarnya gas dari tabung itu juga cukup lama berkisar lima jam lebih.
Bahkan, jadwal gerai itu ditutup pada pukul 02.00 WIB, sementara ledakan itu terjadi pada pukul 07.20 WIB. "Pemicu kedua, karena adanya saklar lampu di ruang dapur," kata Awi kepada wartawan pada Senin, 24 Oktober 2016 kemarin.
Awi menuturkan, sebagai lokasi pertemuan antara arus listrik dengan instalasi di gedung, keberadaan saklar lampu sangat menunjang untuk memicu ledakan. ”Saklar lampur juga bisa jadi pemicu ledakan, karena kan ada arus listrik,” ungkapnya.
Kendati demikian, penyidik masih mengidentifikasi lokasi guna memastikan pemicu ledakan tersebut. Terpisah, Kapolsek Pondok Gede Kompol Sukadi menduga sebelum ledakan itu terjadi, karyawan PHD lupa menutup keran tabung gas, sehingga menimbulkan ledakan.
Sebab usai kejadian, penyidik mendapati keadaan keran tabung gas dalam posisi aktif. Sehingga, tabung itu saat ditinggalkan dalam keadaan terbuka.
Sukadi membantah karyawan PHD sengaja membiarkan keran tabung gas dalam keadaan terbuka. Sebab bila mengacu pada standar operasional prosedur (SOP) rumah makan tersebut, karyawan harus mematikan api dan memadamkan lampu.
”Kalau disengaja mungkin tidak, karena mengacu pada SOP itu harus dimatikan,” katanya. Menurut dia, saat kejadian terdapat empat tabung gas elipiji dengan masing-masing berat 50 kilogram, dua di antaranya telah kosong, sedangkan dua lagi masih terisi.
Sehingga, kata dia, satu dari dua tabung yang terisi itu dalam kondisi terbuka, sedangkan satu tabung lagi belum digunakan. Hingga saat ini, empat tabung gas 50 kilogram telah dievakuasi petugas Puslabfor Mabes Polri dan teknisi PHD dari puing bangunan PHD.
Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Pol Umar Surya Fana mengungkapkan, sebanyak 10 saksi telah diperiksa terkait ledakan di restoran PHD. ”Kita masih dalam penyelidikan, dan meminta keterangan saksi,” katanya.
Menurut dia, penyidik belum bisa menetapkan tersangka dalam kasus tersebut. Sebab, penetapan tersangka dianggap terlalu prematur karena polisi baru saja mengungkap keran tabung gas dalam keadaan terbuka.
Manager Operasional PHD Kamaludin mengaku enggan berspekulasi dengan penyebab ledakan itu. Dia menyerahkan semua kepada pihak kepolisian dan masih menunggu hasilnya.”Kasus ini dalam penyelidikan kepolisian, kita serahkan kepada mereka,” katanya singkat.
(whb)