2 Tahun Koma di Arab Saudi, TKW Asal Banten Pulang ke Tanah Air
A
A
A
TANGERANG - Seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Kabupaten Lebak, Banten yang koma sejak mengalami kecelakaan kerja sejak 2014 lalu, akhirnya berhasil dipulangkan ke Tanah Air.
TKW bernama Dede Yeti Binti Sulaeman Marhali (56) itu bisa dirawat di Tanah Air setelah pihak Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI (BP3TKI) Serang bekerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Banten serta Kabupaten Lebak secara bersama-sama gotong royong membantunya.
Dede yang bekerja di di Arab Saudi melalui PT Bantal Sejahtera pada awal Januari 2010 lalu, diketahui mengalami pendarahan setelah diduga terjatuh dari tangga kediaman keluarga majikannya pada 2014 . Keluarganya di Lebak mendapat kabar dari Kedutaan Besar Indonesia di Arab Saudi bahwa Dede mengalami koma.
Setelah mengetahuinya, pihak keluarga pun kebingungan harus berbuat apa, karena mereka tidak memiliki cukup uang untuk membawa Dede ke Indonesia. Selama bertahun-tahun akhirnya mereka hanya bisa diam saja, sambil beberapa kali mencoba menghubungi pihak majikan. Hingga akhirnya, mereka menghubungi BP3TKI.
“Akhir April 2014 ada telepon dari KBRI namanya Pak Chairil Anwar. Dia bilang Ibu Dede mengalami kecelakaan kerja di rawat di RS di sana. Kondisinya koma,” ujar Yeni Anggraeni anak pertama Dede yang ikut datang menjemput ibunya bersama Maman Supratman (69) suami Dede.
Padahal, lanjut dia, Dede sebulan sebelumnya sudah bertelepon dengan pihak keluarga. Melalui sambungan telepon, Dede memberikan kabar bahwa dia sudah tidak tahan bekerja di sana karena keluarga majikannya Nuroh Abduloh Nasir Al Jebren, beralamat Dammar Khobar Arab Saudi galak. Namun, dia terpaksa harus menunggu sampai ada yang menggantikannya.
“Setelah mengetahui kabar itu, kami menghubungi pihak keluarga majikan, tetapi aneh tidak ada telepon yang aktif,” terang Yeni.
Kini keluarga merasa senang karena akhirnya tulang punggung keluarga itu sudah dapat bisa ditemui.
Dede yang hanya tergolek lemah di tempat tidur ambulans. Tak ada kata yang terucap dari bibirnya, tetapi dia terlihat senang bertemu suami dan anaknya saat berada di common use lounge Bandara Soekarno-Hatta untuk menjemputnya.
Kepala BP3TKI Serang Gatot Hermawan mengatakan, setelah mendapat kabar dari keluarga langsung melakukan penelusuran ke KBRI. “Setelah dilakukan pencarian ternyata benar. Ibu Dede sakit karena mengalami pendarahan di otak,” jelasnya.
Pihaknya juga langsung berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Hasilnya, pun ditanggapi positif oleh Pemkab Lebak dan Pemprov Banten. “Kita hanya membantu memulangkan, di sinilah pemerintah hadir,” ujarnya.
Sementara Kepala Disnakertrans Provinsi Banten Hamidi mengatakan, memang sempat kebingungan juga mencari jalan membantu keluarga TKW asal Pasir Pulo R T01/06 Kelurahan Cijoro Lebak Rangkasbitung, Kabupaten Lebak itu. “Sebab kan bantuan seperti ini ada batasannya. Hanya bisa Rp50 juta maksimal. Namun, Pak Gubernur Rano Karno meminta agar dibantu. Dalam waktu cepat, tiga bulan akhirnya kami berhasil, kami juga berterima kasih kepada Pemkab Lebak yang ikut dalam membantu,” katanya.
Kini Dede dirawat secara intensif di RS Polri di Jakarta Timur. Setelah nanti sudah diperiksa di sana, Dede akan kembali kepada keluarganya di kampung.
TKW bernama Dede Yeti Binti Sulaeman Marhali (56) itu bisa dirawat di Tanah Air setelah pihak Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI (BP3TKI) Serang bekerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Banten serta Kabupaten Lebak secara bersama-sama gotong royong membantunya.
Dede yang bekerja di di Arab Saudi melalui PT Bantal Sejahtera pada awal Januari 2010 lalu, diketahui mengalami pendarahan setelah diduga terjatuh dari tangga kediaman keluarga majikannya pada 2014 . Keluarganya di Lebak mendapat kabar dari Kedutaan Besar Indonesia di Arab Saudi bahwa Dede mengalami koma.
Setelah mengetahuinya, pihak keluarga pun kebingungan harus berbuat apa, karena mereka tidak memiliki cukup uang untuk membawa Dede ke Indonesia. Selama bertahun-tahun akhirnya mereka hanya bisa diam saja, sambil beberapa kali mencoba menghubungi pihak majikan. Hingga akhirnya, mereka menghubungi BP3TKI.
“Akhir April 2014 ada telepon dari KBRI namanya Pak Chairil Anwar. Dia bilang Ibu Dede mengalami kecelakaan kerja di rawat di RS di sana. Kondisinya koma,” ujar Yeni Anggraeni anak pertama Dede yang ikut datang menjemput ibunya bersama Maman Supratman (69) suami Dede.
Padahal, lanjut dia, Dede sebulan sebelumnya sudah bertelepon dengan pihak keluarga. Melalui sambungan telepon, Dede memberikan kabar bahwa dia sudah tidak tahan bekerja di sana karena keluarga majikannya Nuroh Abduloh Nasir Al Jebren, beralamat Dammar Khobar Arab Saudi galak. Namun, dia terpaksa harus menunggu sampai ada yang menggantikannya.
“Setelah mengetahui kabar itu, kami menghubungi pihak keluarga majikan, tetapi aneh tidak ada telepon yang aktif,” terang Yeni.
Kini keluarga merasa senang karena akhirnya tulang punggung keluarga itu sudah dapat bisa ditemui.
Dede yang hanya tergolek lemah di tempat tidur ambulans. Tak ada kata yang terucap dari bibirnya, tetapi dia terlihat senang bertemu suami dan anaknya saat berada di common use lounge Bandara Soekarno-Hatta untuk menjemputnya.
Kepala BP3TKI Serang Gatot Hermawan mengatakan, setelah mendapat kabar dari keluarga langsung melakukan penelusuran ke KBRI. “Setelah dilakukan pencarian ternyata benar. Ibu Dede sakit karena mengalami pendarahan di otak,” jelasnya.
Pihaknya juga langsung berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Hasilnya, pun ditanggapi positif oleh Pemkab Lebak dan Pemprov Banten. “Kita hanya membantu memulangkan, di sinilah pemerintah hadir,” ujarnya.
Sementara Kepala Disnakertrans Provinsi Banten Hamidi mengatakan, memang sempat kebingungan juga mencari jalan membantu keluarga TKW asal Pasir Pulo R T01/06 Kelurahan Cijoro Lebak Rangkasbitung, Kabupaten Lebak itu. “Sebab kan bantuan seperti ini ada batasannya. Hanya bisa Rp50 juta maksimal. Namun, Pak Gubernur Rano Karno meminta agar dibantu. Dalam waktu cepat, tiga bulan akhirnya kami berhasil, kami juga berterima kasih kepada Pemkab Lebak yang ikut dalam membantu,” katanya.
Kini Dede dirawat secara intensif di RS Polri di Jakarta Timur. Setelah nanti sudah diperiksa di sana, Dede akan kembali kepada keluarganya di kampung.
(whb)