Aktivis 98 Tolak Agama Dijadikan Komoditas Politik
A
A
A
JAKARTA - Meski Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017 masih beberapa bulan lagi, namun situasi politik di Ibu Kota sudah mulai memanas. Salah satu kasus yang tengah ramai diperbincangkan adalah agama.
Ketua Presidium Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) Willy Prakarsa menyayangkan, agama kerap dijadikan sebagai komoditas politik. Pasalnya, kata dia, setiap kali Pilkada dimana pun berada agama menjadi faktor jualan yang cukup laku.
"Dengan menjadikan agama sebagai komoditas politik. Saya melihat makin banyak orang berpikir terkotak-kotak," kata Willy dalam keterangan tertulisnya, Senin (10/10/2016).
Dia mengatakan, jangan sampai beda jagoannya di Pilgub DKI Jakarta pertemanan menjadi retak. Karena, ini adalah pesta demokrasi lima tahunan yang harus dijaga secara damai.
"Indonesia menganut pluralisme dan sah-sah saja siapapun pemimpinnya dari agama apapun dengan catatan sesuai agama yang diberlakukan di Indonesia. Jangan jadikan Pilgub DKI ini kita menjadi bercerai berai," tuturnya.
Dia mengaku yakin, kalau polisi di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mampu menciptakan rasa aman, dan nyaman.
"Kami yakin sikap netralitas Polri dipastikan tetap terjaga di tengah-tengah kegaduhan politik di DKI saat ini," tambahnya.
Ketua Presidium Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) Willy Prakarsa menyayangkan, agama kerap dijadikan sebagai komoditas politik. Pasalnya, kata dia, setiap kali Pilkada dimana pun berada agama menjadi faktor jualan yang cukup laku.
"Dengan menjadikan agama sebagai komoditas politik. Saya melihat makin banyak orang berpikir terkotak-kotak," kata Willy dalam keterangan tertulisnya, Senin (10/10/2016).
Dia mengatakan, jangan sampai beda jagoannya di Pilgub DKI Jakarta pertemanan menjadi retak. Karena, ini adalah pesta demokrasi lima tahunan yang harus dijaga secara damai.
"Indonesia menganut pluralisme dan sah-sah saja siapapun pemimpinnya dari agama apapun dengan catatan sesuai agama yang diberlakukan di Indonesia. Jangan jadikan Pilgub DKI ini kita menjadi bercerai berai," tuturnya.
Dia mengaku yakin, kalau polisi di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mampu menciptakan rasa aman, dan nyaman.
"Kami yakin sikap netralitas Polri dipastikan tetap terjaga di tengah-tengah kegaduhan politik di DKI saat ini," tambahnya.
(mhd)