Unjuk Rasa Driver Go-Jek Dipicu Aturan Baru Manajemen
A
A
A
JAKARTA - Ribuan driver Go-Jek akan menyampaikan sejumlah tuntutas kepada manajemen PT Gojek Indonesia di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Mereka menuntut penghapusanperaturan yang dianggap tidak transparan terhadap para driver, yakni sistem performa.
Salah satu driver Go-Jek Mahmud (41) menjelaskan, sistem yang diterapkan PT Gojek Indonesia untuk memberi bonus tambahan kepada mitranya seperti tidak jelas. Cara penghitungan dari sistem tersebut pun terkesan dibuat-buat.
"Selama ada sistem itu kita enggak nyaman. Soalnya kita jadi suka serba salah. Ada driver yang seharian dapat orderan, tapi tau-tau performa turun. Ini kan aneh," kata Mahmud di kawasan Cipinang Indah, Jakarta Timur, Senin (3/10/2016).
Mahmud menambahkan, kelemahan dari aturan tersebut yakni haramnya driver Gojek membatalkan orderan. Sebab, jika menekan cancel saat ada pesanan antarpenumpang atau pun barang, maka secara otomatis performa si pengemudi akan turun.
"Ada juga karena kita cancel orderan. Kita kadang suka dapet orderan fiktif. Jadi sudah dicari yang order tapi enggak ada di lokasi. Mau enggak mau kita cancel. Nah kita cancel performa langsung turun. Kalau diterima enggak kelar-kelar, orang enggak ada yang order," jelas Mahmud.
Imbasnya, lanjut Mahmud, driver tidak mendapatkan bonus."Enggak jelas toh perhitungannya. Kita sudah semangat, performa tahu-tahu turun. Performa itu di atas 50% baru dapet bonus. Tapi mencapai itu sulit karena ada aja yang bikin turun enggak jelas itu yang saya tadi bilang," ujarnya.
Untuk itu, dengan digelarnya aksi tersebut, para driver Gojek berharap adanya penghapusan aturan tersebut. Sebagai mitra, mereka ingin sama-sama bekerja dan saling memberi keuntungan.
"Kalau dulu jemputan terlalu jauh. Ada order go food fiktif. Kita enggak dapat ya enggak kenapa-kenapa. Sekarang jadi enggak nyaman deh, enggak dapat-dapat bonus jadinya," ucapnya.
Salah satu driver Go-Jek Mahmud (41) menjelaskan, sistem yang diterapkan PT Gojek Indonesia untuk memberi bonus tambahan kepada mitranya seperti tidak jelas. Cara penghitungan dari sistem tersebut pun terkesan dibuat-buat.
"Selama ada sistem itu kita enggak nyaman. Soalnya kita jadi suka serba salah. Ada driver yang seharian dapat orderan, tapi tau-tau performa turun. Ini kan aneh," kata Mahmud di kawasan Cipinang Indah, Jakarta Timur, Senin (3/10/2016).
Mahmud menambahkan, kelemahan dari aturan tersebut yakni haramnya driver Gojek membatalkan orderan. Sebab, jika menekan cancel saat ada pesanan antarpenumpang atau pun barang, maka secara otomatis performa si pengemudi akan turun.
"Ada juga karena kita cancel orderan. Kita kadang suka dapet orderan fiktif. Jadi sudah dicari yang order tapi enggak ada di lokasi. Mau enggak mau kita cancel. Nah kita cancel performa langsung turun. Kalau diterima enggak kelar-kelar, orang enggak ada yang order," jelas Mahmud.
Imbasnya, lanjut Mahmud, driver tidak mendapatkan bonus."Enggak jelas toh perhitungannya. Kita sudah semangat, performa tahu-tahu turun. Performa itu di atas 50% baru dapet bonus. Tapi mencapai itu sulit karena ada aja yang bikin turun enggak jelas itu yang saya tadi bilang," ujarnya.
Untuk itu, dengan digelarnya aksi tersebut, para driver Gojek berharap adanya penghapusan aturan tersebut. Sebagai mitra, mereka ingin sama-sama bekerja dan saling memberi keuntungan.
"Kalau dulu jemputan terlalu jauh. Ada order go food fiktif. Kita enggak dapat ya enggak kenapa-kenapa. Sekarang jadi enggak nyaman deh, enggak dapat-dapat bonus jadinya," ucapnya.
(whb)