Dua Ahli Sebut Kuasa Hukum Jessica Mengadu Domba Saksi

Rabu, 21 September 2016 - 09:13 WIB
Dua Ahli Sebut Kuasa...
Dua Ahli Sebut Kuasa Hukum Jessica Mengadu Domba Saksi
A A A
JAKARTA - Ahli Psikologi dan Kriminologi dari Universitas Indonesia menyebutkan, jika pada persidangan kematian Wayan Mirna Salihin dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso itu seolah saksi ahli diadu domba oleh kuasa hukum Jessica. Sebab, dalam sidang, kuasa hukum Jessica malah mempertanyakan ilmu saksi ahli, bukan berargumentasi pada perkaranya.

Ahli Psikologi UI Sarlito Wirawan mengatakan, dia pernah dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada sidang itu. Namun, dia menyayangkan sikap dan upaya dari kuasa hukum Jessica yang cenderung bukan mengemukakan argumentasi tentang perkara.

"Saat saya mengikuti sidang kemarin, saya menyesalkan ada upaya dari pihak PH (penasehat hukum) untuk melakukan adu domba antara satu ahli dengan ahli lain, bukan melakukan argumentasi tentang kasusnya," ujarnya pada wartawan, Rabu (21/9/2016).

Menurutnya, pertanyaan yang dilontarkan penasehat hukum Jessica lebih menyakan ilmu yang sebenarnya tidak ditekuninya, sehingga tidaklah tepat. Misalnya saja saat dia ditanyai soal statistik, PH mengajak berdebat padahal dia tidak menguasai ilmu tersebut.

Lebih jauh, Sarlito juga menilai tidak etis jika persidangan perkara kasus kematian Mirna yang disidangkan di PN Jakpus itu ditayangkan secara terus menerus oleh media. "Yang sebetulnya menurut saya pribadi tidak etis sidang melalui media masa ditonton oleh semua orang. Meskipun terbuka seharusnya terbuka untuk yang hadir saja," tuturnya.

Sementara itu, ahli Kriminologi UI Ronny Nitibaskara pun menilai, kehadirannya di persidangan Mirna sebagai saksi ahli bahkan diperlakukan secara kurang baik. Sebab, PH membuat saksi ahli seperti mahasiswa ingusan yang sedang diuji dosennya.

"Di persidangan itu, saya sebagai ahli dianggap mahasiswa ingusan sedang diuji seolah oleh guru besar, ditanya detail yang semua juga barangkali kalau orang tidak tenang mungkin akan gagap," cetusnya.

Guru besar di Universitas Indonesia ini pun sepaham dengan Sarlito. Dia menganggap semua pertanyaan yang dilontarkan kepadanya bisa dijawab dengan gampang. Namun, sikap PH yang tak baik itu seharusnya tak perlu dipertontonkan ke persidangan.

"Kelihatannya saya sepaham dengan pak Sarlito, sangat tidak etis PH itu membentak-bentak, marah, dan sebagainya. Itu tidak ada diluar negeri yang begitu," pungkasnya.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7053 seconds (0.1#10.140)