Jessica Dinilai Memiliki Kepribadian yang Membahayakan
Jessica Dinilai Memiliki Kepribadian yang Membahayakan
A
A
A
JAKARTA - Ahli Kriminolog Ronny Nitibaskara menilai, sikap terdakwa kasus dugaan pembunuhan Wayan Mirna Salihin, Jessica Kumala Wongso sangat membahayakan. Karena memiliki kepribadian yang tidak stabil atau unstable personality.
"Dalam wawancara dengan dia dan baca mukanya, saya baca dengan gastronomi, dia menunjukkan sifat karakter keras kepala, implusif, obsesi, posesif, dan narsis. Yang perlu saya sampaikan, dia unstable personality atau kepribadian yang tidak stabil dan itu bahaya," kata Ronny di Jakarta, Jumat (16/9/2016).
Ronny menilai, Jessica termasuk dangerous personality, yakni berbahaya kalau bersahabat tidak ingin ditinggalkan oleh teman-temannya. Bahkan, jika ditinggalkan lebih baik orang tersebut melakukan kekerasan terhadap dirinya sendiri atau orang lain.
"Sendiri dia (Jessica) sudah lakukan di Australia, terhadap orang lain dugaan kuat kekerasan ke Mirna. Karena dia tidak mau ditinggalkan. Itu juga terjadi di Amerika ya tipe unstable personality," katanya.
Ia juga menganalisa karakter Jessica ini usai mengamati dan melakukan wawancara sebanyak dua kali. Memang untuk membaca gesture sangat susah sekali karena ada orang gesture dalam gesture. Akhirnya, Ronny memakai teknik jebakan yang membuat Jessica kaget.
"Dia kaget seolah-olah saya tahu rahasia dia dan itu saya ungkap di sidang, sehingga dia merasa terpukul. Karena apa, waktu saya wawancarai dia penuh kebapakan, ya membantu, menolong seperti saudara," jelas dia.
Ronny menambahkan, Jessica orangnya sangat tenang, tidak emosi tapi ada bocor-bocornya. Bahkan, salah satu buktinya yaitu Jessica menangis dalam persidangan karena kecewa dengan dirinya yang begitu keras untuk membongkar karakter aslinya.
"Saya punya rahasia semuanya, itulah seorang wanita yang gesture hebat akan luluh karena itu dia menangis kecewa berat dengan saya yang begitu tajam membongkar dia. Jadi bukan karena air mata lelah, itu dari saya bocor. Oh orang ini bisa nangis juga, itu salah satu praktik ilmu gesture," kata Ronny yang pernah menjadi saksi ahli di persidangan Jessica.
"Dalam wawancara dengan dia dan baca mukanya, saya baca dengan gastronomi, dia menunjukkan sifat karakter keras kepala, implusif, obsesi, posesif, dan narsis. Yang perlu saya sampaikan, dia unstable personality atau kepribadian yang tidak stabil dan itu bahaya," kata Ronny di Jakarta, Jumat (16/9/2016).
Ronny menilai, Jessica termasuk dangerous personality, yakni berbahaya kalau bersahabat tidak ingin ditinggalkan oleh teman-temannya. Bahkan, jika ditinggalkan lebih baik orang tersebut melakukan kekerasan terhadap dirinya sendiri atau orang lain.
"Sendiri dia (Jessica) sudah lakukan di Australia, terhadap orang lain dugaan kuat kekerasan ke Mirna. Karena dia tidak mau ditinggalkan. Itu juga terjadi di Amerika ya tipe unstable personality," katanya.
Ia juga menganalisa karakter Jessica ini usai mengamati dan melakukan wawancara sebanyak dua kali. Memang untuk membaca gesture sangat susah sekali karena ada orang gesture dalam gesture. Akhirnya, Ronny memakai teknik jebakan yang membuat Jessica kaget.
"Dia kaget seolah-olah saya tahu rahasia dia dan itu saya ungkap di sidang, sehingga dia merasa terpukul. Karena apa, waktu saya wawancarai dia penuh kebapakan, ya membantu, menolong seperti saudara," jelas dia.
Ronny menambahkan, Jessica orangnya sangat tenang, tidak emosi tapi ada bocor-bocornya. Bahkan, salah satu buktinya yaitu Jessica menangis dalam persidangan karena kecewa dengan dirinya yang begitu keras untuk membongkar karakter aslinya.
"Saya punya rahasia semuanya, itulah seorang wanita yang gesture hebat akan luluh karena itu dia menangis kecewa berat dengan saya yang begitu tajam membongkar dia. Jadi bukan karena air mata lelah, itu dari saya bocor. Oh orang ini bisa nangis juga, itu salah satu praktik ilmu gesture," kata Ronny yang pernah menjadi saksi ahli di persidangan Jessica.
(mhd)
Explore More