Ahli Toksikologi: Jika 7.400 Mg Sianida, Semua Orang di Dekat Mirna Bisa Mati
A
A
A
Ahli toksikologi dari Universita Indonesia (UI) Budiawan memberikan kesaksian dalam persidangan ke -20 dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso di PN Jakarta Pusat, hari ini.
Kuasa hukum Jessica Kumala Wongso Otto Hasibuan bertanya pada Budiawan perihal Berita Acara Pemeriksaan (BAP) tentang Barang Bukti (BB) terkait BB 1 sampai 7.
Menuurt Otto, BB 1 dan 2 yakni es kopi Vietnam Mirna, BB 3 adalah kopi pembanding, BB 4 adalah cairan lambung 70 menit setelah Mirna meninggal, BB 5 sampai 7 adalah cairan sampel lambung Mirna.
"Atas hal ini, apa yang ahli simpulkan?," tanya Otto.
Budiawan pun bingung atas metode apa yang digunakan ahli untuk menganalisis BB itu. "Kami sebagai analisis toksikologi bingung, ini metode apa yang digunakan. Ini kan sianida, tapi enggak jelas. Kalau seperti ini, kami tidak tahu apa yang digunakan," jawab Budiawan.
Budiawan pun menyebut, apabila ada sebanyak 7.400 mg perliter sianida di kopi yang ditenggak Wayan Mirna Salihin sesuai BAP seharusnya semua orang yang ada dekat dengan Mirna ketika di Kafe Olivier, Tanah Abang, Jakarta Pusat akan terkena dampak dari racun sianida itu.
"Di sini (BAP) disebutkan ada 7.400 mg perliter sianida. Harusnya, bau gasnya ke mana-mana. Ada potensi orang yang hirup bisa mati, karena maksimal 4,4 mg perliter saja orang sudah harus dievakuasi. Maka saya lihat data ini, apa iya benar? Jika benar ada 7.400 mg perliter dan POH-nya 2,64 maka PH-nya 11,33. Sedangkan, ini tertera 13. Sehingga saya pikir ada something yang tidak tepat," urainya.
Kuasa hukum Jessica Kumala Wongso Otto Hasibuan bertanya pada Budiawan perihal Berita Acara Pemeriksaan (BAP) tentang Barang Bukti (BB) terkait BB 1 sampai 7.
Menuurt Otto, BB 1 dan 2 yakni es kopi Vietnam Mirna, BB 3 adalah kopi pembanding, BB 4 adalah cairan lambung 70 menit setelah Mirna meninggal, BB 5 sampai 7 adalah cairan sampel lambung Mirna.
"Atas hal ini, apa yang ahli simpulkan?," tanya Otto.
Budiawan pun bingung atas metode apa yang digunakan ahli untuk menganalisis BB itu. "Kami sebagai analisis toksikologi bingung, ini metode apa yang digunakan. Ini kan sianida, tapi enggak jelas. Kalau seperti ini, kami tidak tahu apa yang digunakan," jawab Budiawan.
Budiawan pun menyebut, apabila ada sebanyak 7.400 mg perliter sianida di kopi yang ditenggak Wayan Mirna Salihin sesuai BAP seharusnya semua orang yang ada dekat dengan Mirna ketika di Kafe Olivier, Tanah Abang, Jakarta Pusat akan terkena dampak dari racun sianida itu.
"Di sini (BAP) disebutkan ada 7.400 mg perliter sianida. Harusnya, bau gasnya ke mana-mana. Ada potensi orang yang hirup bisa mati, karena maksimal 4,4 mg perliter saja orang sudah harus dievakuasi. Maka saya lihat data ini, apa iya benar? Jika benar ada 7.400 mg perliter dan POH-nya 2,64 maka PH-nya 11,33. Sedangkan, ini tertera 13. Sehingga saya pikir ada something yang tidak tepat," urainya.
(whb)