Polisi Beberkan Fakta Drama Perampokan di Pondok Indah
A
A
A
JAKARTA - Polda Metro Jaya menyatakan peristiwa kriminal yang dialami Asep Sulaeman beserta keluarga di Pondok Indah, Jakarta Selatan, merupakan aksi perampokan. Tersangka AJ dan S secara terang-terangan menodongkan pistol dan masuk secara paksa ke rumah korban.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Awi Setiyono membantah pernyataan kuasa hukum AJ dan S yang menyebut tidak merampok dan menyandera Asep. Tetapi ingin menyelesaikan suatu masalah dengan korban secara baik-baik.
Namun, fakta di lapangan menyatakan kalau AJ dan S melancarkan aksi perampokan. "Tersangka itu masuk rumah manjat pagar, kemudian berjalan mengendap-endap di taman kolam, menodongkan pistol ke pembantu dan memaksa ditunjukkan kamar Asep," kata Awi pada wartawan, Selasa (6/9/2016).
Selanjutnya, pelaku menggedor dan mendobrak pintu, serta seluruh penghuni rumah dikumpulkan dalam satu ruangan. Awi meuturkan, drama perampokan itu semakin tampak saat terjadi keributan saat pembantu korban berhasil lolos dari penyanderaan yang akhirnya melaporkan ke pihak keamanan dan diteruskan ke polisi.
Melalui rekaman CCTV, saat korban menyatakan tidak ada apa-apa pada warga. Tampak pula adanya tekanan dari korban saat berbicara begitu. Bahkan, hingga saat polisi mengepung dan meminta korban membuka pintu rumahnya pun masih dalam kondisi tertekan.
"Antiklimaksnya, saat polisi sudah di lokasi, AJ dan S mengaku sebagai teman dan saudara sampai buat surat pernyataan. Kita negosiasi untuk buka pintu tapi tidak dibuka hingga dilakukan pendobrakan," ucapnya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Awi Setiyono membantah pernyataan kuasa hukum AJ dan S yang menyebut tidak merampok dan menyandera Asep. Tetapi ingin menyelesaikan suatu masalah dengan korban secara baik-baik.
Namun, fakta di lapangan menyatakan kalau AJ dan S melancarkan aksi perampokan. "Tersangka itu masuk rumah manjat pagar, kemudian berjalan mengendap-endap di taman kolam, menodongkan pistol ke pembantu dan memaksa ditunjukkan kamar Asep," kata Awi pada wartawan, Selasa (6/9/2016).
Selanjutnya, pelaku menggedor dan mendobrak pintu, serta seluruh penghuni rumah dikumpulkan dalam satu ruangan. Awi meuturkan, drama perampokan itu semakin tampak saat terjadi keributan saat pembantu korban berhasil lolos dari penyanderaan yang akhirnya melaporkan ke pihak keamanan dan diteruskan ke polisi.
Melalui rekaman CCTV, saat korban menyatakan tidak ada apa-apa pada warga. Tampak pula adanya tekanan dari korban saat berbicara begitu. Bahkan, hingga saat polisi mengepung dan meminta korban membuka pintu rumahnya pun masih dalam kondisi tertekan.
"Antiklimaksnya, saat polisi sudah di lokasi, AJ dan S mengaku sebagai teman dan saudara sampai buat surat pernyataan. Kita negosiasi untuk buka pintu tapi tidak dibuka hingga dilakukan pendobrakan," ucapnya.
(whb)