Perampokan di Pondok Indah, Pelaku Minta Dikonfrontir dengan Korban
A
A
A
JAKARTA - Pelaku perampokan di Pondok Indah, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, AJS dan S minta ditemukan dengan korban, Asep Sulaiman. Pasalnya, pelaku akan membeberkan maksud aksi tersebut jika dipertemukan dengan mantan bosnya itu.
Ketua Tim Kuasa Hukum AJ dan S, Apolos Jatabonga mengatakan, jika kliennya itu bukanlah perampok. Tapi hanya ingin menyelesaikan masalah dengan korban, Asep Sulaiman di Pondok Indah, Kebayoran Lama, Jaksel. Adapun masalah tersebut masih enggan dibeberkan AJ dan S karena sifatnya yang privasi.
"Klien kami datang untuk menyelesaikan masalah privasi, klien kami akan mengungkapnya jika dikonfrontir dengan korban dan penyidik. Kalau di media tidak mau. Kalau sudah dikonfrontir akan ketemu benang merahnya," ujarnya di Jakarta, Senin 5 September 2016.
Dia menerangkan, selain kliennya, masih ada sejumlah orang pula yang tahu akan masalah privasi yang dimaksud itu. Adapun masalah tersebut terjadi pada sekitaran satu-dua tahunan yang lalu antara seseorang dengan korban. Sedang kliennya itu bermaksud menyelesaikannya dengan korban.
Menurutnya, pengacara pun meminta pada korban untuk selalu bersikap jujur. Pasalnya, korban selama ini mengaku tidak mengenal kliennya. Padahal, kliennya dengan korban itu saling mengenal. Kliennya dengan korban pun pernah bekerja di satu perusahaan yang sama, yakni di Exxon Mobil Indonesia.
"Ada hub biuk antara klien kami dengan korban. Jadi kami harapkan korban pun jujur. Soal profesi, klien kami memang pernah jadi sekuriti di Exxon Mobil sebagai pengawal korban. Dia (AJ) pernah ikut tes pengacara tapi belum ikut jadi pengacara," katanya.
Ketua Tim Kuasa Hukum AJ dan S, Apolos Jatabonga mengatakan, jika kliennya itu bukanlah perampok. Tapi hanya ingin menyelesaikan masalah dengan korban, Asep Sulaiman di Pondok Indah, Kebayoran Lama, Jaksel. Adapun masalah tersebut masih enggan dibeberkan AJ dan S karena sifatnya yang privasi.
"Klien kami datang untuk menyelesaikan masalah privasi, klien kami akan mengungkapnya jika dikonfrontir dengan korban dan penyidik. Kalau di media tidak mau. Kalau sudah dikonfrontir akan ketemu benang merahnya," ujarnya di Jakarta, Senin 5 September 2016.
Dia menerangkan, selain kliennya, masih ada sejumlah orang pula yang tahu akan masalah privasi yang dimaksud itu. Adapun masalah tersebut terjadi pada sekitaran satu-dua tahunan yang lalu antara seseorang dengan korban. Sedang kliennya itu bermaksud menyelesaikannya dengan korban.
Menurutnya, pengacara pun meminta pada korban untuk selalu bersikap jujur. Pasalnya, korban selama ini mengaku tidak mengenal kliennya. Padahal, kliennya dengan korban itu saling mengenal. Kliennya dengan korban pun pernah bekerja di satu perusahaan yang sama, yakni di Exxon Mobil Indonesia.
"Ada hub biuk antara klien kami dengan korban. Jadi kami harapkan korban pun jujur. Soal profesi, klien kami memang pernah jadi sekuriti di Exxon Mobil sebagai pengawal korban. Dia (AJ) pernah ikut tes pengacara tapi belum ikut jadi pengacara," katanya.
(mhd)