Belum Ada Paguyuban, Pengemudi Online Akan Buat Komunitas
A
A
A
JAKARTA - DPR mengaku masih bingung untuk memutusakan nasib para pengemudi kendaraan berbasis online. Pasalnya, transportasi online itu belum memiliki paguyuban guna menyatukan suara mereka.
"Mereka (Komisi V DPR) mengaku sudah lama menunggu kami (driver online). Tapi karena kami belum satu paguyuban, mereka (DPR) bingung," kata Andryawal, salah seorang advokasi driver online di lokasi, Senin (22/8/2016).
Pria yang biasa disapa Andry ini mengatakan, pihaknya akan membuat paguyuban untuk memperjuangkan nasib driver online. Para driver online ini juga mengancam, kalau tidak ada hasil dari tuntutannya itu, mereka akan kembali turun ke jalan.
"Kalau tidak ada (hasil), kami akan adakan yang lebih besar lagi (unjuk rasa)," katanya. (Baca: Lakukan Longmarch, Polisi Kawal Ketat Demo Pengemudi Taksi Online)
Unjuk rasa yang lebih besar itu, lanjutnya, bukan hanya akan dilakukan di Jakarta. Tapi juga di daerah-daerah lain, seperti Bali, Bandung, dan Surabaya yang juga sudah banyak terdapat angkutan berbasis online.
"Bukan di sini (Jakarta) saja, Bali Bandung, Surabaya, ini seluruh Indonesia. Kalau Jakarta berhasil, mereka (para pengemudi online) lain akan melakukan juga yang di daerah," katanya.
Dia meminta, agar pemerintah memikirkan juga nasib para pengemudi online. "Enggak ada berantam, kalau kebijakannya menguntungkan kami," tegasnya.
"Mereka (Komisi V DPR) mengaku sudah lama menunggu kami (driver online). Tapi karena kami belum satu paguyuban, mereka (DPR) bingung," kata Andryawal, salah seorang advokasi driver online di lokasi, Senin (22/8/2016).
Pria yang biasa disapa Andry ini mengatakan, pihaknya akan membuat paguyuban untuk memperjuangkan nasib driver online. Para driver online ini juga mengancam, kalau tidak ada hasil dari tuntutannya itu, mereka akan kembali turun ke jalan.
"Kalau tidak ada (hasil), kami akan adakan yang lebih besar lagi (unjuk rasa)," katanya. (Baca: Lakukan Longmarch, Polisi Kawal Ketat Demo Pengemudi Taksi Online)
Unjuk rasa yang lebih besar itu, lanjutnya, bukan hanya akan dilakukan di Jakarta. Tapi juga di daerah-daerah lain, seperti Bali, Bandung, dan Surabaya yang juga sudah banyak terdapat angkutan berbasis online.
"Bukan di sini (Jakarta) saja, Bali Bandung, Surabaya, ini seluruh Indonesia. Kalau Jakarta berhasil, mereka (para pengemudi online) lain akan melakukan juga yang di daerah," katanya.
Dia meminta, agar pemerintah memikirkan juga nasib para pengemudi online. "Enggak ada berantam, kalau kebijakannya menguntungkan kami," tegasnya.
(mhd)