Dianggap Telah Meninggal Dunia, Awaluddin Disambut Tangis Keluarga

Minggu, 24 Juli 2016 - 15:18 WIB
Dianggap Telah Meninggal...
Dianggap Telah Meninggal Dunia, Awaluddin Disambut Tangis Keluarga
A A A
JAKARTA - Selama empat tahun menghilang, pria bernama Awaluddin (33), akhirnya pulang ke rumah di Rengasdengklok, Krawang, Jawa Barat disambut tangis keluarga. Selama empat tahun itu, Awaluddin dianggap telah meninggal dunia.

Kepulangan Awaluddin ke rumahnya tidak hanya disambut isap tangis keluarga, tapi juga tetangga yang menyaksikan pertemuan merepa pada Sabtu 23 Juli 2016 kemarin. Awaluddin pergi dari rumah akibat mengidap psikotik atau gangguan jiwa.

Kepala PSBL Harapan Sentosa 3 Dinsos DKI Jakarta Helmiyati Bakrie mengatakan, sebelum dipertemukan kepada keluarganya, Awaluddin terlebih dahulu disembuhkan. Pihaknya, kata dia, sudah memiliki indikator untuk menentukan kondisi penyandang psikotik berupa Instrumen Skrining Psikotik Dinas Sosial (ISPDS).

"Melalui proses skrining itu, kondisi psikotik akan dapat diketahui perkembangannya. Apakah psikotik tersebut ringan, sedang, berat, atau mungkin sudah pulih. Nah, yang kami pulangkan itu mereka yang sudah dinyatakan pulih sehingga bisa reunifikasi," katanya kepada Sindonews, Minggu (24/7/2016).

Menurutnya, perawatan terbaik itu berasal dari keluarga. Maka itu, penyandang psikotik yang telah pulih itu akan dikembalikan kepada keliarga. Perhatian dari keluarga akan semakin membantu mereka untuk sembuh secara keseluruhan.

"Sebelum dipulangkan, kami sudah melakukan penguatan kepada mereka dan keluarga mereka. Mereka diberikan penguatan secara medis dan psikososial. Karena kami ingin memastikan mereka yang kembali kepada keluarga bisa sembuh," tuturnya.

Adapun penguatan secara medis, kata Helmi, mereka diberikan asupan obat yang sesuai dengan kondisi mereka. Apakah ringan, sedang atau berat. Sedangkan psikosial, kata dia, mereka diberikan konseling kejiwaan, motivasi dan sebagainya.

"Jadi kami tidak sembarangan memulangkan mereka. Bahkan untuk penguatan keluarga, kami melakukan home visit berupa kunjungan ke rumah mereka untuk mengedukasi keluarga dan memberikan pengertian bahwa mereka sudah pulih," jelasnya.

Di samping itu, sambungnya, pihaknya juga melakukan sosialisasi terhadap warga sekitar. Dengan mengundang aparat setempat, lurah, RT/RW, kepolisian, dan pilar-pilar sosial. Ini dilakukan agar keluarga dan warga setempat mendukung proses penyembuhan mereka.

"Hal itu juga bagian dari sosialisasi kami untuk menghilangkan stigma negatif di masyarakat tentang penyandang psikotik atau gangguan jiwa. Dengan begitu, mereka yang dipulangkan akan merasa nyaman. Sehingga proses penyembuhannya akan semakin baik," terangnya.

Helmi menambahkan, program percepatan reunifikasi ini tidak hanya dilakukan baru-baru ini saja. Namun, sebelumnya sudah sering dilakukan. Mereka yang dipulangkan mayoritas warga daerah. Pihaknya pernah memulangkan ke Aceh, Jawa Tengah, Jawa Barat dan daerah lainnya.

"Penghuni panti kami 60% warga daerah. Sebagian besar belum ingat alamat rumah mereka dan sebagian lagi sudah ingat. Kalau yang ingat, kami carikan rumahnya, lalu kami melakukan home visit dan seterusnya. Bagi yang belum, kami lakukan terus penggalian informasi mereka. Karena terkadang, mereka suka berubah-ubah informasinya," tutupnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1295 seconds (0.1#10.140)