Usai Lebaran, Ini Saran KPAI untuk Pendatang Baru di Jakarta
A
A
A
JAKARTA - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menilai arus balik Lebaran 2016 ini membuat adanya keluarga baru di Jakarta untuk mengadu nasib. Kondisi itu memicu terjadinya arus urbanisasi secara pesat.
Wakil Ketua KPAI Susanto mengatakan, arus balik lebaran 2016 ini sudah tampak terasa, tak sedikit dari masyarakat yang menuju ke kota Jakarta ini merupakan keluarga baru pula. Keluarga lama membawa keluarga baru atau membawak anak dan saudaranya untuk mengadu nasib di kota besar.
Kondisi ini memicu arus urbanisasi yang cukup pesat. KPAI pun meminta pada masyarakat untuk memperhatikan empat hal."Pertama, pastikan keluarga yang mengadu nasib memiliki skill memadai," kata Susanto pada wartawan, Minggu (10/6/2016).
Menurut Susanto, skill memadai itu diperlukan agar tak menimbulkan masalah baru. Tingginya kasus penelantaran, eksploitasi dan anak jalanan di kota besar itu merupakan salah satu pemicu meningkatnya angka pengangguran.
Kedua, bagi keluarga di kota besar yang membutuhkan tenaga pengasuh. Alangkah baiknya memilih pengasuh yang memiliki keterampilan pengasuhan dan kepribadian ramah anak. Kurang selektif merekrut tenaga pengasuh berpotensi menjadi pelaku kekerasan, trafficking, penculikan dan kejahatan terhadap anak.
Ketiga, lanjut Susanto, tingkat kebutuhan pekerja rumah tangga di kota besar cukup tinggi. Namun, selain pertimbangan skill, pastikan keluarga di kota besar mengetahui rekam jejak yang bersangkutan. Pasalnya, tak sedikit kasus kejahatan terhadap anak itu pelakunya berasal dari pembantu rumah tangga.
"Keempat, bagi pendatang baru, pastikan memiliki calon tempat tinggal yang aman dan sehat untuk anak. Tak sedikit keluarga yang mengadu nasib di Jakarta malah terpaksa menempati area yang berbahaya bagi anak," tuturnya.
Wakil Ketua KPAI Susanto mengatakan, arus balik lebaran 2016 ini sudah tampak terasa, tak sedikit dari masyarakat yang menuju ke kota Jakarta ini merupakan keluarga baru pula. Keluarga lama membawa keluarga baru atau membawak anak dan saudaranya untuk mengadu nasib di kota besar.
Kondisi ini memicu arus urbanisasi yang cukup pesat. KPAI pun meminta pada masyarakat untuk memperhatikan empat hal."Pertama, pastikan keluarga yang mengadu nasib memiliki skill memadai," kata Susanto pada wartawan, Minggu (10/6/2016).
Menurut Susanto, skill memadai itu diperlukan agar tak menimbulkan masalah baru. Tingginya kasus penelantaran, eksploitasi dan anak jalanan di kota besar itu merupakan salah satu pemicu meningkatnya angka pengangguran.
Kedua, bagi keluarga di kota besar yang membutuhkan tenaga pengasuh. Alangkah baiknya memilih pengasuh yang memiliki keterampilan pengasuhan dan kepribadian ramah anak. Kurang selektif merekrut tenaga pengasuh berpotensi menjadi pelaku kekerasan, trafficking, penculikan dan kejahatan terhadap anak.
Ketiga, lanjut Susanto, tingkat kebutuhan pekerja rumah tangga di kota besar cukup tinggi. Namun, selain pertimbangan skill, pastikan keluarga di kota besar mengetahui rekam jejak yang bersangkutan. Pasalnya, tak sedikit kasus kejahatan terhadap anak itu pelakunya berasal dari pembantu rumah tangga.
"Keempat, bagi pendatang baru, pastikan memiliki calon tempat tinggal yang aman dan sehat untuk anak. Tak sedikit keluarga yang mengadu nasib di Jakarta malah terpaksa menempati area yang berbahaya bagi anak," tuturnya.
(whb)