Lepas Pemudik, Wagub DKI : Jangan Bawa Saudara ke Jakarta
A
A
A
JAKARTA - Saat melepas pemudik yang diberangkatkan DPP PDIP, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat meminta agar para pemudik tidak kembali ke ibukota dengan membawa Saudaranya.
"Semoga selamat sampai kampung halaman bertemu dengan keluarga dan harap balik ke ibukota jangan bawa pendatang baru," katanya di kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (2/7/2016).
Djarot menjelaskan selama ini ada peningkatan tajam yang paling signifikan yakni sebanyak 70 ribu pendatang baru di tahun 2015. Diluar arus balik, ia memprediksi ada tambahan 100 ribu kepala keluarga.
"Ada peningkatan arus balik ada peningkatan paling tajam 2015. Sebanyak 70 ribu lebih pendatang baru itu saja yang tercatat," ungkapnya.
Karena itu pihaknya sedang mengembangkan sistem bina kependudukan dimana pendatang baru langsung tercatat dan terintegrasi dengan RT dan RW setempat. Pihak RT mencatat dan input data kepada sistem Jakarta Smart City dan masuk kepada Pemprov DKI Jakarta.
"Sedang kami laksanakan pendatang baru harus tercatat di RT RW. Masuk ke kami. Saya tadi di Senen misalnya. Saya tanya baru setahun atau dua tahun di Jakarta. Belum punya KTP Jakarta," tegasnya.
Ia mengaku terbuka dengan pendatang baru asalkan memiliki keahlian. "Sebagian yang datang 70 persen tidak lulus SMA ini kan suatu gejala. Kami tak keras dengan operasi yustisi lah tetap terbuma dan terkendali dengan infrstruktur serta pelayanan kami," tandas Djarot.
"Semoga selamat sampai kampung halaman bertemu dengan keluarga dan harap balik ke ibukota jangan bawa pendatang baru," katanya di kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (2/7/2016).
Djarot menjelaskan selama ini ada peningkatan tajam yang paling signifikan yakni sebanyak 70 ribu pendatang baru di tahun 2015. Diluar arus balik, ia memprediksi ada tambahan 100 ribu kepala keluarga.
"Ada peningkatan arus balik ada peningkatan paling tajam 2015. Sebanyak 70 ribu lebih pendatang baru itu saja yang tercatat," ungkapnya.
Karena itu pihaknya sedang mengembangkan sistem bina kependudukan dimana pendatang baru langsung tercatat dan terintegrasi dengan RT dan RW setempat. Pihak RT mencatat dan input data kepada sistem Jakarta Smart City dan masuk kepada Pemprov DKI Jakarta.
"Sedang kami laksanakan pendatang baru harus tercatat di RT RW. Masuk ke kami. Saya tadi di Senen misalnya. Saya tanya baru setahun atau dua tahun di Jakarta. Belum punya KTP Jakarta," tegasnya.
Ia mengaku terbuka dengan pendatang baru asalkan memiliki keahlian. "Sebagian yang datang 70 persen tidak lulus SMA ini kan suatu gejala. Kami tak keras dengan operasi yustisi lah tetap terbuma dan terkendali dengan infrstruktur serta pelayanan kami," tandas Djarot.
(ysw)