Psikolog: Narkoba Disusupkan ke Segala Lini
A
A
A
JAKARTA - Psikolog Universitas Pancasila (UP) Aully Grashinta menilai, pengguna narkoba tidak akan kapok sebelum tertangkap. Bahkan, kalaupun sudah tertangkap juga belum tentu kapok.
"Jadi yang menggerakkan untuk terus menggunakan otaknya," kata Shinta, Jumat (3/6/2016).
Narkotik memang disusupkan ke segala lini, baik artis, pekerja biasa, pelajar dan ibu rumah tangga semua coba disusupi. Di kalangan tertentu, narkotik memang menjadi gaya hidup.
"Dianggapnya kalau enggak makai ya enggak keren. Awalnya untuk menyesuaikan diri, lama-lama terjerat dan ketagihan," ungkapnya.
Artis menjadi 'role model' bagi fans sehingga apa yang dilakukan artis akan ditiru. Lingkungan artis, kata Shinta memang berat.
Terkadang, untuk bisa 'survive' harus mengikuti 'arus'. Apalagi artis yang secara mental tidak terlalu matang.
"Tidak secara psikologis, kecerdasan emosinya dan karakter pribadinya tidak kuat maka menjadi artis itu berat. Akhirnya saat harus menghadapi jadwal kerja yang keras, kompetisi yang keras sehingga akhirnya lari ke narkoba," katanya.
Untuk mencegahnya sebenarnya yang paling utama adalah pembentukan karakter pribadi yang kuat. Kekuatan dari dalam diri perlu ditumbuhkan supaya punya benteng yang kuat dalam menghadapi tantangan dari luar.
Peredaran narkoba di kalangan artis memang bukan rahasia lagi. Banyak yang masuk ke dunia artis malah terjebak di narkoba.
"Karena tantangan pekerjaan artis yang cukup berat, akhirnya ke narkoba baik sebagai pelarian maupun gaya hidup," pungkasnya.
"Jadi yang menggerakkan untuk terus menggunakan otaknya," kata Shinta, Jumat (3/6/2016).
Narkotik memang disusupkan ke segala lini, baik artis, pekerja biasa, pelajar dan ibu rumah tangga semua coba disusupi. Di kalangan tertentu, narkotik memang menjadi gaya hidup.
"Dianggapnya kalau enggak makai ya enggak keren. Awalnya untuk menyesuaikan diri, lama-lama terjerat dan ketagihan," ungkapnya.
Artis menjadi 'role model' bagi fans sehingga apa yang dilakukan artis akan ditiru. Lingkungan artis, kata Shinta memang berat.
Terkadang, untuk bisa 'survive' harus mengikuti 'arus'. Apalagi artis yang secara mental tidak terlalu matang.
"Tidak secara psikologis, kecerdasan emosinya dan karakter pribadinya tidak kuat maka menjadi artis itu berat. Akhirnya saat harus menghadapi jadwal kerja yang keras, kompetisi yang keras sehingga akhirnya lari ke narkoba," katanya.
Untuk mencegahnya sebenarnya yang paling utama adalah pembentukan karakter pribadi yang kuat. Kekuatan dari dalam diri perlu ditumbuhkan supaya punya benteng yang kuat dalam menghadapi tantangan dari luar.
Peredaran narkoba di kalangan artis memang bukan rahasia lagi. Banyak yang masuk ke dunia artis malah terjebak di narkoba.
"Karena tantangan pekerjaan artis yang cukup berat, akhirnya ke narkoba baik sebagai pelarian maupun gaya hidup," pungkasnya.
(ysw)