Pembunuh Enno Korban Video Porno
A
A
A
JAKARTA - Para pemerkosa dan pembunuh Enno Farihah (18), korban video porno. Salah satunya adalah pacar Enno yakni RAI (15), pria yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Tangerang.
Pengamat ITE dari Universitas Mercubuana Afiyati Retno mengatakan, seseorang yang pada usia muda sudah suka menonton film porno, maka bagian otak yang bernama Pre Frontal Cortex (PFC) itu akan mengalami kerusakan. Bagian otak yang penting itu akan tertutupi dengan hal-hal negatif.
"Padahal PFC itu tempatnya pusat nilai dan moral, tempat di mana merencanakan masa depan, tempat mengatur manajemen diri," jelasnya di Jakarta, Kamis (19/5/2016).
Menurut Retno, bagian otak alis kanan atas itu adalah bagian yang menentukan seorang anak atau remaja akan menjadi apa dan seperti apa di masa kedepannya nanti. Apabila, bagian otak itu rusak dengan sesuatu yang negatif, apalagi yang menjurus pada seks, remaja itu pun akan kehilangan sebagian otaknya untuk menggapai cita-citanya nanti.
"Karena itulah, PFC juga disebut direktur yang mengarahkan kita. Jika seseorang sudah terpapar pornografi, maka apapun bisa dia lakukan, seperti memerkosa dengan diakhiri pembunuhan, mendesak lawan jenisnya untuk berhubungan intim, bisa juga menyewa wanita untuk melampiaskan itu," terangnya.
Kendati demikian, Dosen IT Mercubuana sekaligus konsultan bahaya seks bebas ini menambahkan, dalam kasus RAl dinilai sudah terkontaminasi pornografi, tidak hanya melalui tontontan film porno saja, melainkan dari faktor lainnya juga, seperti pergaulan.
Polisi, kata dia, seharusnya mempelajari masa lalu RAI untuk diberitahukan pada masyarakat agar nantinya, masyarakat bisa mengatasi persoalan-persoalan yang ada di kalangan remaja.
"Mungkin dia pernah mengalami seksual juga dulunya dengan wanita lain karena suatu pergaulan. Bisa juga karena melihat majalah, bisa karena melihat langsung temannya berhubungan intim," tutupnya.
Pengamat ITE dari Universitas Mercubuana Afiyati Retno mengatakan, seseorang yang pada usia muda sudah suka menonton film porno, maka bagian otak yang bernama Pre Frontal Cortex (PFC) itu akan mengalami kerusakan. Bagian otak yang penting itu akan tertutupi dengan hal-hal negatif.
"Padahal PFC itu tempatnya pusat nilai dan moral, tempat di mana merencanakan masa depan, tempat mengatur manajemen diri," jelasnya di Jakarta, Kamis (19/5/2016).
Menurut Retno, bagian otak alis kanan atas itu adalah bagian yang menentukan seorang anak atau remaja akan menjadi apa dan seperti apa di masa kedepannya nanti. Apabila, bagian otak itu rusak dengan sesuatu yang negatif, apalagi yang menjurus pada seks, remaja itu pun akan kehilangan sebagian otaknya untuk menggapai cita-citanya nanti.
"Karena itulah, PFC juga disebut direktur yang mengarahkan kita. Jika seseorang sudah terpapar pornografi, maka apapun bisa dia lakukan, seperti memerkosa dengan diakhiri pembunuhan, mendesak lawan jenisnya untuk berhubungan intim, bisa juga menyewa wanita untuk melampiaskan itu," terangnya.
Kendati demikian, Dosen IT Mercubuana sekaligus konsultan bahaya seks bebas ini menambahkan, dalam kasus RAl dinilai sudah terkontaminasi pornografi, tidak hanya melalui tontontan film porno saja, melainkan dari faktor lainnya juga, seperti pergaulan.
Polisi, kata dia, seharusnya mempelajari masa lalu RAI untuk diberitahukan pada masyarakat agar nantinya, masyarakat bisa mengatasi persoalan-persoalan yang ada di kalangan remaja.
"Mungkin dia pernah mengalami seksual juga dulunya dengan wanita lain karena suatu pergaulan. Bisa juga karena melihat majalah, bisa karena melihat langsung temannya berhubungan intim," tutupnya.
(ysw)