Perjalanan Kereta Api di Jakarta Semakin Semrawut
A
A
A
JAKARTA - Perjalanan kereta api di Jakarta semakin semerawut, padatnya jumlah lalu lintas yang ada kerap kali membuat sejumlah kereta mengalami gangguan. Masyarakat dan pengguna jasa kereta api sering mengeluhkan hal ini, namun hingga saat ini belum ada solusi yang tepat.
Kejadian stacknya perjalanan di Stasiun Manggarai beberapa waktu lalu menjadi pelajaran berharga. Kejadian yang membuat kemacetan parah dan perjalanan terganggu. Semestinya bisa disikapi agar tidak terjadi beberapa waktu lalu.
Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Hermanto Dwi Atmoko tak menampik akan hal itu. Menurutnya, saat ini kondisi lalu lintas perkeretaapian di Jabodetabek sudah cukup padat. Imbasnya, gangguan perjalanan pun kerap terjadi.
Karena itu, dia menyakinkan, pihak Dirjen Perkeretaapian akan melakukan double track terpisah antara KCJ dan Kereta Jarak Jauh.
"Ini dilakukan agar lalu lintas kereta tidak tercampur. Nanti kami buat double track baru dari manggarai sampai bekasi," tutur Hendrako di kawasan Maja, Kabupaten Lebak, Banten, Rabu 11 Mei 2016.
Tak hanya itu, di tahun 2018 nanti, Dirjen perkerataapian bakal memerintahkan PT KAI, selaku operator perkeretaapian di Indonesia untuk melakukan perpindahan pusat kereta jarak jauh. Stasiun Gambir dan Stasiun Senen yang selama ini menjadi pusat kereta jarak jauh akan di pindahkan ke Stasiun Manggarai.
"Saya yakin tidak akan krodit, karena kami akan buat bertingkat. Tapi beberapa kereta eksekutif akan tetap kita fokuskan ke Gambir," ucap Hendrako.
Dengan terpusatnya Manggarai sebagai stasiun kereta jarak jauh, lanjut Hendrako, akan semakin mempermudah akses integrasi antara moda yang ada. Transjakarta, LRT, KCJ, hingga kereta jarak jauh akan tumpah ruah di stasiun Manggarai.
Senior Coorporate Communication PT KAI Pusat, Agus Komarudin mengaku, akan menindak lanjuti semua perintah Dirjen. Terlebih dalam hal ini, kewenangan PT KAI hanya sebagai operator.
"Kami mengikuti apa perintah pimpinan. Bagaimanapun juga Kemenhub ada bapaknya KAI," jelasnya.
Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setiawarno menilai, apa yang direncanakan Dirjen Perkeretaapian sudah cukup telat. Semestinya, perpindahan pusat perjalanan kereta api jarak jauh sudah dilakukan sejak zaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Sekarang terlambat, kita harus menyesuaikan dengan semua yang ada. Kalo begini kerja dirjen dan KAI akan semakin berat," ucap Djoko.
Namun begitu, Djoko tak menampik sudah semestinya transportasi di Ibu Kota Jakarta sudah harus terintegrasi. Tak hanya antara KCJ dan Kereta Jarak Jauh, TransJakarta dan transportasi lainnya harus terfokus dalam satu tempat, sehingga masyarakat akan semakin mudah melakukan perpindahan perjalanan.
Untuk memfokuskan hal itu, Djoko menyarankan sembari berjalanannya perbaikan, pusat perjalanan kereta jauh harus di pindahkan ke pinggiran Jakarta, seperti Stasiun Cipinang, Jakarta Timur. "Agar terfokus perbaikannya, dan tak mengganggu perjalanan lainnya," jelasnya.
Dengan adanya hal itu, Djoko menyakini kedepannya, kawasan Jakarta khususnya arus perjalanan Kereta akan seperti Kuala Lumpur yang saat ini sudah terintegrasi dengan baik.
Kejadian stacknya perjalanan di Stasiun Manggarai beberapa waktu lalu menjadi pelajaran berharga. Kejadian yang membuat kemacetan parah dan perjalanan terganggu. Semestinya bisa disikapi agar tidak terjadi beberapa waktu lalu.
Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Hermanto Dwi Atmoko tak menampik akan hal itu. Menurutnya, saat ini kondisi lalu lintas perkeretaapian di Jabodetabek sudah cukup padat. Imbasnya, gangguan perjalanan pun kerap terjadi.
Karena itu, dia menyakinkan, pihak Dirjen Perkeretaapian akan melakukan double track terpisah antara KCJ dan Kereta Jarak Jauh.
"Ini dilakukan agar lalu lintas kereta tidak tercampur. Nanti kami buat double track baru dari manggarai sampai bekasi," tutur Hendrako di kawasan Maja, Kabupaten Lebak, Banten, Rabu 11 Mei 2016.
Tak hanya itu, di tahun 2018 nanti, Dirjen perkerataapian bakal memerintahkan PT KAI, selaku operator perkeretaapian di Indonesia untuk melakukan perpindahan pusat kereta jarak jauh. Stasiun Gambir dan Stasiun Senen yang selama ini menjadi pusat kereta jarak jauh akan di pindahkan ke Stasiun Manggarai.
"Saya yakin tidak akan krodit, karena kami akan buat bertingkat. Tapi beberapa kereta eksekutif akan tetap kita fokuskan ke Gambir," ucap Hendrako.
Dengan terpusatnya Manggarai sebagai stasiun kereta jarak jauh, lanjut Hendrako, akan semakin mempermudah akses integrasi antara moda yang ada. Transjakarta, LRT, KCJ, hingga kereta jarak jauh akan tumpah ruah di stasiun Manggarai.
Senior Coorporate Communication PT KAI Pusat, Agus Komarudin mengaku, akan menindak lanjuti semua perintah Dirjen. Terlebih dalam hal ini, kewenangan PT KAI hanya sebagai operator.
"Kami mengikuti apa perintah pimpinan. Bagaimanapun juga Kemenhub ada bapaknya KAI," jelasnya.
Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setiawarno menilai, apa yang direncanakan Dirjen Perkeretaapian sudah cukup telat. Semestinya, perpindahan pusat perjalanan kereta api jarak jauh sudah dilakukan sejak zaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Sekarang terlambat, kita harus menyesuaikan dengan semua yang ada. Kalo begini kerja dirjen dan KAI akan semakin berat," ucap Djoko.
Namun begitu, Djoko tak menampik sudah semestinya transportasi di Ibu Kota Jakarta sudah harus terintegrasi. Tak hanya antara KCJ dan Kereta Jarak Jauh, TransJakarta dan transportasi lainnya harus terfokus dalam satu tempat, sehingga masyarakat akan semakin mudah melakukan perpindahan perjalanan.
Untuk memfokuskan hal itu, Djoko menyarankan sembari berjalanannya perbaikan, pusat perjalanan kereta jauh harus di pindahkan ke pinggiran Jakarta, seperti Stasiun Cipinang, Jakarta Timur. "Agar terfokus perbaikannya, dan tak mengganggu perjalanan lainnya," jelasnya.
Dengan adanya hal itu, Djoko menyakini kedepannya, kawasan Jakarta khususnya arus perjalanan Kereta akan seperti Kuala Lumpur yang saat ini sudah terintegrasi dengan baik.
(mhd)