Kelulusan SMA DKI Menurun, Ahok Sebut karena Kasus Bullying
A
A
A
JAKARTA - Tingkat kelulusan SMA di Jakarta tahun ini mengalami penurunan. Kondisi ini ditengarai karena maraknya kasus bullying yang membuat siswa terkena sanksi dari sekolah.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengklaim penurunan tingkat kelulusan ini bukan karena mata pelajaran yang diikutsertakan pada Ujian Nasional (UN).
Pasalnya untuk tahun ini kelulusan setingkat SMA di DKI Jakarta mencapai 99,96 persen. "Sangat baik, yang tidak lulus karena dia (siswa) melakukan bullying, kita tidak luluskan enam orang," ujar Ahok di Jakarta Selatan, Senin (9/5/2016).
Mantan Bupati Belitung Timur itu menjelaskan karakter siswa tersebut menjadi pertimbangan pihak sekolah tidak meluluskan siswa tersebut. "Bukan karena pelajaran tapi karena karakternya. Tidak lulus dan dikeluarkan dari SMAN 3," tukas Ahok.
Perlu diketahui, beberapa waktu yang lalu, praktek kasus bullying kembali terjadi di SMAN 3 Jakarta. Kasus bullying ini menimpa seorang pelajar kelas X SMAN 3 berinisial A (15) yang dilakukan oleh empat seniornya kelas XII.
Korban diintimidasi seperti dimarahi, dimaki-maki sampai disiran dengan air yang berada dalam teh kemasan botol.
Sementara itu, data dari Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta sebanyak 21 dari 51.190 siswa SMA sederajat peserta UN di Jakarta dinyatakan tidak lulus.
Berdasarkan rekapitulasi ketidaklulusan kelas XII SMA tahun pelajaran 2015/2016 siswa tidak lulus berasal dari 14 sekolah, 5 SMA Negeri dan 9 SMA Swasta.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengklaim penurunan tingkat kelulusan ini bukan karena mata pelajaran yang diikutsertakan pada Ujian Nasional (UN).
Pasalnya untuk tahun ini kelulusan setingkat SMA di DKI Jakarta mencapai 99,96 persen. "Sangat baik, yang tidak lulus karena dia (siswa) melakukan bullying, kita tidak luluskan enam orang," ujar Ahok di Jakarta Selatan, Senin (9/5/2016).
Mantan Bupati Belitung Timur itu menjelaskan karakter siswa tersebut menjadi pertimbangan pihak sekolah tidak meluluskan siswa tersebut. "Bukan karena pelajaran tapi karena karakternya. Tidak lulus dan dikeluarkan dari SMAN 3," tukas Ahok.
Perlu diketahui, beberapa waktu yang lalu, praktek kasus bullying kembali terjadi di SMAN 3 Jakarta. Kasus bullying ini menimpa seorang pelajar kelas X SMAN 3 berinisial A (15) yang dilakukan oleh empat seniornya kelas XII.
Korban diintimidasi seperti dimarahi, dimaki-maki sampai disiran dengan air yang berada dalam teh kemasan botol.
Sementara itu, data dari Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta sebanyak 21 dari 51.190 siswa SMA sederajat peserta UN di Jakarta dinyatakan tidak lulus.
Berdasarkan rekapitulasi ketidaklulusan kelas XII SMA tahun pelajaran 2015/2016 siswa tidak lulus berasal dari 14 sekolah, 5 SMA Negeri dan 9 SMA Swasta.
(ysw)