Angkutan Umum di Jakarta Masih Minim Gunakan BBG

Sabtu, 07 Mei 2016 - 15:27 WIB
Angkutan Umum di Jakarta...
Angkutan Umum di Jakarta Masih Minim Gunakan BBG
A A A
JAKARTA - Program langit biru yang dicanangkan Pemprov DKI sejak 2010 hingga saat ini belum terealisasi. Saat ini sedikitnya hampir 300.000 liter bahan bakar gas (BBG) terbuang sia-sia.

Kepala Bidang Pengelolaan Energi Listrik, Minyak dan Gas Ratu RA mengatakan, pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBBG) di Jakarta terus dilakukan. Hingga akhir tahun diharapkan jumlah SPBBG bertambah tujuh lokasi dari yang ada saat ini sebanyak 23 lokasi.

Sayangnya, kata Ratu, dari 23 lokasi SPBG saat ini sedikitnya ada 300.000 liter setara premium yang tidak terserap. Artinya, kendaraan BBG yang ada masih sangat minim. Padahal, dalam Peraturan Gubernur (Pergub) No 141/2007 seluruh angkutan umum itu diwajibkan menggunakan BBG.

"Kami berharap agar Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta mengimbau seluruh operator angkutan umum menggunakan angkutan berbahan bakar gas. Apalagi saat ini mereka sedang merevitalisasi angkutan umum," kata Ratu saat dihubungi kemarin.

Ratu mengaku juga telah menyediakan konverter kit kepada angkutan umum berbahan bakar premium agar bisa menggunakan gas. "Kami sudah menyiapkan konverter kita yang bisa digunakan oleh angkutan umum taksi, mikrolet dan bus sekitar 15% dari total angkutan umum yang ada. Satu alat itu mencapai harga Rp15-20 juta," ungkapnya.

Sementara itu BUMD DKI Jakarta PT Jakarta Propertindo (Jakpro) melalui anak usahanya yakni PT Jakarta Utilitas Propertindo (JUP) terus menambah penyediaan SPBG. Hingga saat ini, Jakpro telah menyediakan SPBG sebanyak sepuluh lokasi di Jakarta.

Satu di antaranya baru diresmikan beberapa hari lalu berupa SPBG bergerak, atau dinamakan mobile refueling unit (MRU) online pertama di dunia, yang ditempatkan di Taman Putra Putri, Pluit, Jakarta Utara.

Direktur Utama PT Jakarta Propertindo Satya Heragandhi mengatakan, penambahan SPBG berupa MRU merupakan amanat dari pemegang saham yakni Pemprov DKI. Menurutnya, MRU online ini merupakan inovasi pertama kali yang secara fleksible bisa berpindah-pindah

Satya menjelaskan, MRU yang menghabiskan dana sekitar Rp20 miliar ini terutama untuk mendukung operasional transportasi massal berbasis bus rapid transit (BRT) yakni, Transjakarta agar lebih efisien dalam mengisi BBG. Tersedianya MRU online ini, bus Transjakarta tidak harus keluar dari koridor untuk mengisi BBG dengan begitu, operasional bus Transjakarta lebih efisien dari sisi waktu dan pengeluaran bahan bakar gas.

"Karena ini fleksible, jadi kami menempatkan sesuai kebutuhan rut Transjakarta agar tidak terbuang sia-sia. Terpenting ada jalu pipa gas. Kami pun memasang tarif hanya Rp3.100 per liter setara premium," ujarnya.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0958 seconds (0.1#10.140)