Ini Alasan Polda Metro Jaya Perpanjang Uji Coba Tanpa 3 in 1
A
A
A
JAKARTA - Polda Metro Jaya beralasan perpanjangan masa uji coba penghapusan kawasan 3 in 1 karena selama satu pekan kemarin tidak cukup untuk membandingkan ukuran kemacetan.
Kasubdit Pembinaan dan Penegakan Hukum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto menjelaskan, hasil rapat evaluasi Pemprov DKI dan Polda Metro Jaya memutuskan uji coba penghapusan 3 in 1 diperpanjang sampai 14 Mei mendatang."Kita perpanjang supaya kajiannya lebih komprehensif. Waktu uji coba kurang dari satu minggu sehingga kajiannya dinilai kurang akurat," jelas Budiyanto kepada wartawan, Jumat 14 April 2016 kemarin.
Budiyono menuturkan, dari pandangan ahli, uji coba selama sepekan tidak cukup untuk membandingkan ukuran kemacetan selama diberlakukan 3 in 1 dan selama uji coba penghapusan. Pasalnya, pekan pertama dalam uji coba anak sekolah masih libur dan pekan kedua baru anak sekolah masuk.
Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) dan ahli yang juga dilibatkan dalam rapat evaluasi, lanjut Budiyono mengusulkan agar parameter tidak hanya menghitung volume kendaraan, tetapi juga waktu tempuh.
"Kemarin kurang lengkap, hanya menghitung volume kendaraan saja yang dibandingkan selama penerapan 3 in 1 dan selama uji coba penghapusan. Nanti kita hitung juga waktu tempuh kendaraan," jelasnya.
Di sisi lain, uji coba penghapusan 3 in 1 dinilai tidak memberikan perbandingan yang kemacetan karena kurang idealnya ruas jalan di Sudirman-Thamrin. "Jalan Sudirman-Thamrin kan ada pembangunan MRT kemudian di Semanggi ada groundbreaking jadi kurang ideal lah," lanjutnya.
Untuk itu, rapat memutuskan uji coba penghapusan 3 in 1 diperpanjang sampai 14 Mei. Dishub DKI dan Ditlantas Polda Metro Jaya akan mengevaluasi seminggu sekali selama uji coba tersebut.
Kasubdit Pembinaan dan Penegakan Hukum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto menjelaskan, hasil rapat evaluasi Pemprov DKI dan Polda Metro Jaya memutuskan uji coba penghapusan 3 in 1 diperpanjang sampai 14 Mei mendatang."Kita perpanjang supaya kajiannya lebih komprehensif. Waktu uji coba kurang dari satu minggu sehingga kajiannya dinilai kurang akurat," jelas Budiyanto kepada wartawan, Jumat 14 April 2016 kemarin.
Budiyono menuturkan, dari pandangan ahli, uji coba selama sepekan tidak cukup untuk membandingkan ukuran kemacetan selama diberlakukan 3 in 1 dan selama uji coba penghapusan. Pasalnya, pekan pertama dalam uji coba anak sekolah masih libur dan pekan kedua baru anak sekolah masuk.
Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) dan ahli yang juga dilibatkan dalam rapat evaluasi, lanjut Budiyono mengusulkan agar parameter tidak hanya menghitung volume kendaraan, tetapi juga waktu tempuh.
"Kemarin kurang lengkap, hanya menghitung volume kendaraan saja yang dibandingkan selama penerapan 3 in 1 dan selama uji coba penghapusan. Nanti kita hitung juga waktu tempuh kendaraan," jelasnya.
Di sisi lain, uji coba penghapusan 3 in 1 dinilai tidak memberikan perbandingan yang kemacetan karena kurang idealnya ruas jalan di Sudirman-Thamrin. "Jalan Sudirman-Thamrin kan ada pembangunan MRT kemudian di Semanggi ada groundbreaking jadi kurang ideal lah," lanjutnya.
Untuk itu, rapat memutuskan uji coba penghapusan 3 in 1 diperpanjang sampai 14 Mei. Dishub DKI dan Ditlantas Polda Metro Jaya akan mengevaluasi seminggu sekali selama uji coba tersebut.
(whb)