Uji Coba Penghapusan 3 in 1, Jakarta Kian Macet
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kembali menerapkan uji coba penghapusan kawasan 3 in 1 dari tanggal 11-13 April 2016 besok. Namun, diuji coba kedua, arus lalu lintas di sejumlah jalan protokol malah semakin padat.
Kasubdit Bin Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto mengatakan, kemacetan bahkan sudah tampak sejak pukul 06.30 WIB dan kemacetan terjadi pada tiap harinya. Meski jumlah personel kepolisian yang bertugas di lapangan selalu ditambah. Kemacetan sulit diurai akibat peningkatan volume kendaraan yang cukup signifikan sejak pagi hingga siang ini.
"Biasanya kemacetan selama uji coba penghapusan 3 in 1 bertahan sampai sekitar pukul 10.00 WIB. Ini kan berbarengan dengan orang berangkat kerja," ujarnya di Jakarta, Selasa (12/4/2016).
Berdasarkan pantauan di lapangan, arus lalu lintas di sejumlah jalan protokol, seperti Jalan Gatot Soebroto dan Jalan Jenderal Sudirman mulai padat sejak pagi hingga siang hari ini. Ribuan kendaraan memadati ruas jalan Ibu Kota.
Petugas Satgatur Ditlantas Polda Metro Jaya yang ditempatkan di sejumlah titik sejak dari Pancoran, Mampang, sampai SCBD terlihat sibuk mengurai kemacetan, begitu juga petugas di persimpangan Jembatan Semanggi. "Di perempatan Kuningan lalu lintas padat. Di Bundaran Senayan juga padat," kata Budiyanto lagi.
Salah seorang petugas Satgatur Ditlantas Polda Metro Jaya yang tengah bertugas di atas jembatan Semanggi mengaku, kemacetan selama uji bebas 3 in 1 ini semakin parah dibandingkan hari-hari sebelumnya. (Baca: Uji Coba Tanpa 3 in 1, Kemacetan Bertambah 24%)
Bahkan pada pukul 09.00-10.30 WIB, arus lalu lintas di jalanan protokol kerap mengalami stuck akibat meningkatnya volume kendaraan, seperti dari arah Jalan MH Thamrin-Jenderal Sudirman, kendaraan tampak berhenti di Dukuh Atas.
Uji coba penghapusan 3 in 1 ini, kata dia, bermula dari maraknya aksi joki yang kerap mengeksploitasi anak. Namun imbasnya, lonjakan jumlah kendaraan yang melintas di jalan protokol semakin tak terkontrol.
"Padahal ini seharusnya kan bisa diatasi oleh Dinas Sosial dan Satpol PP DKI. Dahulu selama diterapkan 3 in 1, polisi juga ikut bantu ngawasi. Kami juga selalu menghalau mobil yang akan menumpangi joki, dan jokinya kami usir. Kami tilang mereka. Tak ada ampun pokoknya," kata Budiyanto.
Kasubdit Bin Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto mengatakan, kemacetan bahkan sudah tampak sejak pukul 06.30 WIB dan kemacetan terjadi pada tiap harinya. Meski jumlah personel kepolisian yang bertugas di lapangan selalu ditambah. Kemacetan sulit diurai akibat peningkatan volume kendaraan yang cukup signifikan sejak pagi hingga siang ini.
"Biasanya kemacetan selama uji coba penghapusan 3 in 1 bertahan sampai sekitar pukul 10.00 WIB. Ini kan berbarengan dengan orang berangkat kerja," ujarnya di Jakarta, Selasa (12/4/2016).
Berdasarkan pantauan di lapangan, arus lalu lintas di sejumlah jalan protokol, seperti Jalan Gatot Soebroto dan Jalan Jenderal Sudirman mulai padat sejak pagi hingga siang hari ini. Ribuan kendaraan memadati ruas jalan Ibu Kota.
Petugas Satgatur Ditlantas Polda Metro Jaya yang ditempatkan di sejumlah titik sejak dari Pancoran, Mampang, sampai SCBD terlihat sibuk mengurai kemacetan, begitu juga petugas di persimpangan Jembatan Semanggi. "Di perempatan Kuningan lalu lintas padat. Di Bundaran Senayan juga padat," kata Budiyanto lagi.
Salah seorang petugas Satgatur Ditlantas Polda Metro Jaya yang tengah bertugas di atas jembatan Semanggi mengaku, kemacetan selama uji bebas 3 in 1 ini semakin parah dibandingkan hari-hari sebelumnya. (Baca: Uji Coba Tanpa 3 in 1, Kemacetan Bertambah 24%)
Bahkan pada pukul 09.00-10.30 WIB, arus lalu lintas di jalanan protokol kerap mengalami stuck akibat meningkatnya volume kendaraan, seperti dari arah Jalan MH Thamrin-Jenderal Sudirman, kendaraan tampak berhenti di Dukuh Atas.
Uji coba penghapusan 3 in 1 ini, kata dia, bermula dari maraknya aksi joki yang kerap mengeksploitasi anak. Namun imbasnya, lonjakan jumlah kendaraan yang melintas di jalan protokol semakin tak terkontrol.
"Padahal ini seharusnya kan bisa diatasi oleh Dinas Sosial dan Satpol PP DKI. Dahulu selama diterapkan 3 in 1, polisi juga ikut bantu ngawasi. Kami juga selalu menghalau mobil yang akan menumpangi joki, dan jokinya kami usir. Kami tilang mereka. Tak ada ampun pokoknya," kata Budiyanto.
(mhd)