Gusur Pasar Ikan, Warga Sebut Pemerintah seperti Teroris
A
A
A
JAKARTA - Ratusan warga Pasar Ikan Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara hanya bisa pasrah saat melihat rumahnya dirobohkan dengan alat berat oleh Pemprov DKI Jakarta. Meski sempat melawan, warga tak berdaya dengan banyaknya jumlah personel yang menghalau aksi mereka.
Berdasarkan pantauan, proses pembongkaran di kawasan Pasar Ikan Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara sempat diwarnai kericuhan. Pasalnya, ratusan warga yang ada di RT02 dan RT11, RW4 membuat blokade agar aparat gabungan tak dapat meringsek masuk ke dalam.
Namun, aksi warga itu tak dapat bertahan lama. Setelah ribuan aparat gabung berhasil meringsek masuk ke dalam RT02 dan 11. Aparat pun akhirnya membongkar bangunan milik warga. Warga yang tak terima bangunannya itu sempat melempari petugas dengan botol dan kayu.
"Rame tadi. Kami tak terima dibongkar. Kami lempari batu dan kayu biar mereka itu tidak masuk. Tapi, mereka terlalu banyak jadi kami tak bisa bertahan," ujar warga RT02, Wasda (43) di lokasi, Senin (11/4/2016).
Sambil memblokade, kata dia, warga juga mengucapkan takbir dalam mempertahankan bangunannya itu. Pasalnya, warga RT02 sendiri tak mendapatkan ganti rugi apapun dari pemerintah. Penggantian rusun pun tak dapat. Padahal, dia sendiri sudah tinggal di Pasar Ikan selama belasan tahun.
Namun kini, masyarakat sudah tak dapat lagi melakukan perlawanan. Jumlah warga yang melawan kalah jauh dibandingkan petugas gabungan yang melakukan pembongkaran tersebut.
"Pengecut memang. Mereka ribuan, membawa senjata, membawa senapan, membawa beko. Sedang kami (warga) hanya bebatuan saja untuk bertahan. Pemerintah sudah seperti teroris saja memperlakukan kami," pungaksnya.
Hingga kini, petugas masih membongkar bagunan yang ada di RT02 dan 11, RW04, Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara. Ibu-ibu dan bapak-bapak hanya tampak menatap kosong bangunan yang dirobohkan petugas.
Berdasarkan pantauan, proses pembongkaran di kawasan Pasar Ikan Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara sempat diwarnai kericuhan. Pasalnya, ratusan warga yang ada di RT02 dan RT11, RW4 membuat blokade agar aparat gabungan tak dapat meringsek masuk ke dalam.
Namun, aksi warga itu tak dapat bertahan lama. Setelah ribuan aparat gabung berhasil meringsek masuk ke dalam RT02 dan 11. Aparat pun akhirnya membongkar bangunan milik warga. Warga yang tak terima bangunannya itu sempat melempari petugas dengan botol dan kayu.
"Rame tadi. Kami tak terima dibongkar. Kami lempari batu dan kayu biar mereka itu tidak masuk. Tapi, mereka terlalu banyak jadi kami tak bisa bertahan," ujar warga RT02, Wasda (43) di lokasi, Senin (11/4/2016).
Sambil memblokade, kata dia, warga juga mengucapkan takbir dalam mempertahankan bangunannya itu. Pasalnya, warga RT02 sendiri tak mendapatkan ganti rugi apapun dari pemerintah. Penggantian rusun pun tak dapat. Padahal, dia sendiri sudah tinggal di Pasar Ikan selama belasan tahun.
Namun kini, masyarakat sudah tak dapat lagi melakukan perlawanan. Jumlah warga yang melawan kalah jauh dibandingkan petugas gabungan yang melakukan pembongkaran tersebut.
"Pengecut memang. Mereka ribuan, membawa senjata, membawa senapan, membawa beko. Sedang kami (warga) hanya bebatuan saja untuk bertahan. Pemerintah sudah seperti teroris saja memperlakukan kami," pungaksnya.
Hingga kini, petugas masih membongkar bagunan yang ada di RT02 dan 11, RW04, Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara. Ibu-ibu dan bapak-bapak hanya tampak menatap kosong bangunan yang dirobohkan petugas.
(mhd)