Uji Coba Tanpa 3 in 1, Kemacetan Bertambah 24%

Senin, 11 April 2016 - 01:40 WIB
Uji Coba Tanpa 3 in 1, Kemacetan Bertambah 24%
Uji Coba Tanpa 3 in 1, Kemacetan Bertambah 24%
A A A
JAKARTA - Uji coba penghapusan kawasan 3 in 1 di Jakarta membuat volume kendaraan bertambah. Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta mencatat terjadi peningkatan kemacetan sekitar 24,35% dari total kendaraan sebelum penghapusan 2.000 unit kendaraan per jam.

Kepala Dishubtrans DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan, peningkatan kemacetan 24,35% pada uji coba penghapusan kawasan 3 in 1 itu merupakan perpindahan kendaraan dari jalan kolektor yang ada disekitar kawasan 3 in 1. Hal tersebut didapat dari laporan petugas kepolisian dan Dishubtrans di lapangan.

Menurut Andri, pengendara akan kembali dengan sendirinya ke jalan kolektor apabila merasa terjebak kemacetan di jalan protokol pasca-uji coba penghapusan 3 in 1. "Tingkat kemacetan yang sangat parah terjadi di kawasan Semanggi dan Sudirman arah Bundaran Senayan. Kami sedang meminta pendapat masyarakat dengan kuesioner online apakah kawasan 3 in 1 perlu dihapus atau dilanjutkan," kata Andri Yansyah.

Untuk mengatasi kemacetan tersebut dan mengantisipasi penambahan kendaraan pada ujicoba penghapusan pekan kedua mulai Senin (11/4/2016) hari ini hingga Rabu, 14 April 2016 mendatang, kata Andry pihaknya akan melakukan rekayasa lalu lintas sebelum dan sesudah memasuki kawasan 3 in 1. Termasuk memasang rambu-rambu pengalihannya dan akan mensosialisasikan secara efektif rute-rute yang menjadi jalan alternatif.

Selain itu, lanjut Andri, pihaknya juga akan merekayasa pengaturan lampu lalu lintas yang berhubungan dgn kawasan 3 in 1. Nantinya, apabila hasil uji coba pengapusan kedua di pekan ini masih membuat kemacetan bertambah, pihaknya akan membahas secara detail dengan kepolisian tentang kemungkinan diterapkannya kebijakan ganjil genap, sambil menunggu penerapan Elektronik Road Pricing (ERP).

"Masyarakat yang menggunakan angkutan bus way dan reguler sedikit mengalami peningkatan (sekitar 5 %). Tapi masalah dampak sosial penerapan 3 in 1, seperti joki, eksploitasi anak dan sebagainya sudah tidak ada lagi," ujarnya.

Meskipun antusias masyarakat menggunakan bus Transjakarta masih sedikit, Andri berharap agar bus pemberian Kementerian Perhubungan kepada Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) dapat beroperasi secara bertahap. Sebab, kata dia, sebagian besar kendaraan pribadi yang melintas di kawasan uji coba penghapusan 3 in 1 itu disumbang dari luar Jakarta.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8358 seconds (0.1#10.140)
pixels