Aspirasi Tak Didengar, Ribuan Sopir di Bogor Ancam Mogok Massal

Sabtu, 09 April 2016 - 01:17 WIB
Aspirasi Tak Didengar,...
Aspirasi Tak Didengar, Ribuan Sopir di Bogor Ancam Mogok Massal
A A A
BOGOR - Ribuan sopir angkutan kota (angkot) mengancam akan melakukan mogok massal lebih besar jika Pemkot Bogor tak juga membatalkan kebijakan Sistem Satu Arah (SSA) lingkar Kebun Raya dan Istana Bogor yang sudah memasuki hari ke-8, Jumat 8 April 2016.

Pasalnya, kebijakan Pemkot yang bertujuan mengatasi kemacetan di tengah kota yakni meliputi Jalan Ir H Juanda, Jalak Harupat, Pajajaran dan Otista itu hanya menguntungkan sebagian kecil sopir angkot dari 13 trayek terdampak SSA.

"Hampir seluruh sopir angkot mengeluhkan kebijakan ini dikarenakan, selain rawan pertengkaran antar sopir yang berlainan trayek karena berebut penumpang, juga menurunkan pendapatannya," kata Pian (34), sopir angkot trayek 13 jurusan Bantarkemang-Ramayana.

Lebih lanjut ia mengungkapkan, saat aksi yang dilakukan secara spontanitas dibeberapa ruas jalan Kamis 7 April 2016, sempat dilakukan pertemuan antara perwakilan sopir melalui Organisasi Angkutan Darat (Organda) dan Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan (DLLAJ) Kota Bogor hanya akan mengabulkan tuntutan sebagian trayek saja.

"Ada yang minta diperbolehkan ngetem (mangkal) di Tugu Kujang atau Botani seperti trayek 01 (Ciawi-Baranangsiang), Sedangkan trayek kami (13 Bantarakemang-Ramayanan) tidak ada solusi. Bahkan yang membuat kami kecewa, sebagian besar dari DLLAJ sempat mengungkapkan Satu Arah itu indah. Maka dari itu kami siap untuk demo lebih besar lagi," katanya.

Hal senada diungkapkan Handi (26), sopir angkot trayek 10 jurusan Bantarkemang-Merdeka. Menurutnya, kebijakan SSA ini hanya menguntungkan trayek 09 (Sukasari-Ciparigi via Warung Jambu).

"Wajar saja kami mengeluh dan meminta kebijakan satu arah ini dikembalikan semula. Karena sewa (penumpang) kami direbut sama trayek 09 yang biasanya tidak berputar ke Kebun Raya dan Istana Bogor via Bogor Trade Mall Jalan Ir H Juanda, sekarang mereka lewat situ juga, habis lah penumpang kami," keluhnya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPC Organda Kota Bogor Fredy S mengaku, Organda hanya mengakomodir aspirasi anggotanya. Terkait dengan kebijakan tersebut dibatalkan atau dilanjutkan, itu semua tergantung dari Pemkot Bogor.

"Yang jelas kami akan koordinasi terus dengan DLLAJ (Pemkot), terlebih SSA ini memang sangat berdampak luas, khususnya terhadap para sopir angkot yang mengeluh karena sepi penumpang," tandasnya.

Namun demikian, Organda tidak bisa melarang anggotanya yang terdiri dari para pengusaha, dan sopir angkot Se-Kota Bogor dalam menyampaikan aspirasi dengan melakukan aksi mogok. (Baca: Berlakukan Sistem Satu Arah, Dua Lokasi Ini Jadi Simpul Kemacetan)

"Tidak masalah, asalkan mereka berkoordinasi dan berjanji tidak berbuat anarkis, apalagi sampai terjadi pengrusakan kendaraan," tegasnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0615 seconds (0.1#10.140)