KRL Membludak karena Buruknya Pelayanan Bus Transjakarta
A
A
A
JAKARTA - Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menilai, tingginya penumpang KRL karena tersedotnya penumpang angkutan umum akibat buruknya layanan bus Transjakarta.
Wakil Ketua MTI Djoko Setijowarno menjelaskan, padatnya KRL saat ini tak lepas bobroknya sistem Transjakarta. Ia menyontohkan, sterilisasi yang tidak berjalan dengan baik, dan membuat kemacetan yang semakin parah.
"Ini yang menjadi KRL di serbu masyarakat, KRL menjadi satu-satunya moda transportasi yang menjanjikan ketepatan waktu," jelasnya ketika dihubungi, Jumat (8/4/2016).
Sementara dengan kondisi tersebut, manajemen KRL juga masih melakukan pembenahan sehingga pelayanan kurang maksimal. Misalnya saja, jalur kereta commuter yang harus antre dengan jalur kereta jarak jauh sehinggna menimbulkan antrean KRL cukup lama.
Untuk itu, Djoko menyarankan pemisahan dan pembuatan jalur kereta harus segera dilakukan. Layaknya seperti jalan tol Jabodetabek, Djoko menyarankan Daop 1 segera membuat jalur lingkar luar untuk mengatasi kepadatan lintasan yang ada.
"Mau enggak mau, kita harus memisahkan jalur kereta dengan jarak jauh dan KRL. Ini yang harus dilakukan demi meminimalisir kepadatan," jelasnya.
Selain itu, penambahan lintas kereta barupun harus segera dilakukan terutama ke jalur yang padat lintasan, seperti Bogor dan Bekasi.
"Kalau bisa mah double dekker (kereta tingkat) tapi kalo begitu akan mengganggu perlintasan sebidang yang telah dibangun," tutupnya.
Wakil Ketua MTI Djoko Setijowarno menjelaskan, padatnya KRL saat ini tak lepas bobroknya sistem Transjakarta. Ia menyontohkan, sterilisasi yang tidak berjalan dengan baik, dan membuat kemacetan yang semakin parah.
"Ini yang menjadi KRL di serbu masyarakat, KRL menjadi satu-satunya moda transportasi yang menjanjikan ketepatan waktu," jelasnya ketika dihubungi, Jumat (8/4/2016).
Sementara dengan kondisi tersebut, manajemen KRL juga masih melakukan pembenahan sehingga pelayanan kurang maksimal. Misalnya saja, jalur kereta commuter yang harus antre dengan jalur kereta jarak jauh sehinggna menimbulkan antrean KRL cukup lama.
Untuk itu, Djoko menyarankan pemisahan dan pembuatan jalur kereta harus segera dilakukan. Layaknya seperti jalan tol Jabodetabek, Djoko menyarankan Daop 1 segera membuat jalur lingkar luar untuk mengatasi kepadatan lintasan yang ada.
"Mau enggak mau, kita harus memisahkan jalur kereta dengan jarak jauh dan KRL. Ini yang harus dilakukan demi meminimalisir kepadatan," jelasnya.
Selain itu, penambahan lintas kereta barupun harus segera dilakukan terutama ke jalur yang padat lintasan, seperti Bogor dan Bekasi.
"Kalau bisa mah double dekker (kereta tingkat) tapi kalo begitu akan mengganggu perlintasan sebidang yang telah dibangun," tutupnya.
(ysw)