Uji Coba Penghapusan 3 In 1, Polisi Sebut Kemacetan Makin Parah
A
A
A
JAKARTA - Polisi menyebutkan terjadi peningkatan kepadatan saat uji coba penghapusan sistem 3 in 1 dihari pertama, seperti dari Slipi arah Semanggi, Pancoran arah Semanggi, Jalan Pangeran Antasari, Pattimura, Sudirman, dan Thamrin. Selain itu, terjadi pula kelambatan waktu tempuh.
Kasubdit Bin Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto mengatakan, berdasarkan pengamatan polisi, berlakunya uji coba penghapusan sistem 3 in 1 itu telah menimbulkan peningkatan volume kendaraan di sejumlah ruas penggal jalanan. Peningkatan volume kendaraan itu tampak lebih tinggi dibandingkan hari-hari biasanya.
"Arah Slipi ke Semanggi, Pancoran ke Semanggi, Jalan P. Antasari ke Patimura ke Sudirman hingga ke Thamrin, Tanah Abang ke Thamrim, dan Pakubuono ke Pattimura itu jalanan yang menjadi lebih padat," ujarnya saat dikonfirmasi Sindonews, Rabu (6/4/2016).
Menurutnya, akibat volume kendaraan yang semakin meningkat di jalanan tersebut, waktu tempuh pun menjadi semakin lebih lama dibandingkan saat sistem 3 in 1 itu masih berjalan. Misalnya saja dari Slipi ke Semanggi, dalam situasi normal seperti hari-hari sebelunya itu hanya ditempuh dengan waktu 10 menitan, kini menjadi 40 menitan.
"Ini terjadi karena saat 3 in 1 itu, kendaraan terpecah ke jalan lain. Sedang sekarang, karena tidak diberlakukan, kendaraan cenderung terfokus di satu titik, yakni di Sudirman-Thamrin," tuturnya.
Kendati macet parah, uji coba penghapusan kawasan 3 in 1 ini mampu menghilangkan joki di sejumlah titik. "Sejak diberlakukan uji coba, tak ada joki," paparnya.
Sementara itu, salah seorang tukang ojek yang biasa mangkal di dekat Semanggi, Dito (32) menambahkan, tak diberlakukannya sistem 3 in 1 itu justru semakin membuat jalanan menjadi lebih macet dan waktu kemacetannya pun semakin lama.
"Biasanya kalau macet itu pukul 09.00 WIB sampai 12.00 WIB. Sejak diberlakukan uji coba itu, macet sudah dari pukul 07.30 WIB sampai pukul 13.00 WIB. Uji coba ini sebenarnya juga buat apa, tidak efektif, malah bikin Jakarta makin macet dan ruwet," pungkasnya.
Kasubdit Bin Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto mengatakan, berdasarkan pengamatan polisi, berlakunya uji coba penghapusan sistem 3 in 1 itu telah menimbulkan peningkatan volume kendaraan di sejumlah ruas penggal jalanan. Peningkatan volume kendaraan itu tampak lebih tinggi dibandingkan hari-hari biasanya.
"Arah Slipi ke Semanggi, Pancoran ke Semanggi, Jalan P. Antasari ke Patimura ke Sudirman hingga ke Thamrin, Tanah Abang ke Thamrim, dan Pakubuono ke Pattimura itu jalanan yang menjadi lebih padat," ujarnya saat dikonfirmasi Sindonews, Rabu (6/4/2016).
Menurutnya, akibat volume kendaraan yang semakin meningkat di jalanan tersebut, waktu tempuh pun menjadi semakin lebih lama dibandingkan saat sistem 3 in 1 itu masih berjalan. Misalnya saja dari Slipi ke Semanggi, dalam situasi normal seperti hari-hari sebelunya itu hanya ditempuh dengan waktu 10 menitan, kini menjadi 40 menitan.
"Ini terjadi karena saat 3 in 1 itu, kendaraan terpecah ke jalan lain. Sedang sekarang, karena tidak diberlakukan, kendaraan cenderung terfokus di satu titik, yakni di Sudirman-Thamrin," tuturnya.
Kendati macet parah, uji coba penghapusan kawasan 3 in 1 ini mampu menghilangkan joki di sejumlah titik. "Sejak diberlakukan uji coba, tak ada joki," paparnya.
Sementara itu, salah seorang tukang ojek yang biasa mangkal di dekat Semanggi, Dito (32) menambahkan, tak diberlakukannya sistem 3 in 1 itu justru semakin membuat jalanan menjadi lebih macet dan waktu kemacetannya pun semakin lama.
"Biasanya kalau macet itu pukul 09.00 WIB sampai 12.00 WIB. Sejak diberlakukan uji coba itu, macet sudah dari pukul 07.30 WIB sampai pukul 13.00 WIB. Uji coba ini sebenarnya juga buat apa, tidak efektif, malah bikin Jakarta makin macet dan ruwet," pungkasnya.
(ysw)