Pimpinan Polisi Harus Peka Lihat Psikologis Anggotanya
A
A
A
DEPOK - Untuk mencegah terjadinya kasus kekerasan yang dilakukan polisi terhadap keluarganya, pimpinan harus bisa mendeteksi spikologis anggotanya. Apalagi diketahui, tingkat stres profesi polisi cukup tinggi.
Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala mendorong agar setiap pimpinan di kepolisian mengetahui gejala kondisi psikologis anak buah masing – masing.
Hal ini untuk menghindari berbagai kasus kekerasan yang dilakukan oleh anggota Polri. Kasus terakhir yang mencuat adalah saat Bripka Triyono anggota Obvit Polresta Depok diduga membunuh istrinya, Ratnina Handriyani, di Cimanggis, Depok. (Kapolres: Bripka Triyono Diduga Bunuh Istri Hingga Tewas)
Adrianus menilai pimpinan polisi sudah dapat mendeteksi gejala psikologis yang dialami anak buah jika sudah mengalami stres. Pimpinan, kata dia, harus lebih peka untuk meminta psikolog memeriksa anak buahnya jika sudah timbul gejala.
“Polisi tingkat stresnya tinggi, dalam rangka membuat efisien kita butuh pimpinan yang peka dengan anak buah yang mulai goyang atau aneh – aneh, pimpinan minta psikolog untuk diperiksa,” jelasnya di Depok, Jumat 1 April 2016.
Menurutnya untuk memeriksa kejiwaan anggota polisi secara rutin membutuhkan biaya yang mahal. Semestinya ada empat tahap dimana kejiwaan polisi harus diuji, yakni ketika akan masuk, mutasi, akan naik pangkat, atau mau sekolah.
Ia menambahkan dalam kasus Bripka Triyono, terdapat tiga hal yang diduga menjadi pemicu pembunuhan. Pertama, peran istri yang dominan di dalam rumah tangga. Kedua, sikap Bripka Triyono yang cenderung tempramental. Terakhir, Bripka Triyono mengalami psikotik atau gangguan dan keterbelahan jiwa.
Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala mendorong agar setiap pimpinan di kepolisian mengetahui gejala kondisi psikologis anak buah masing – masing.
Hal ini untuk menghindari berbagai kasus kekerasan yang dilakukan oleh anggota Polri. Kasus terakhir yang mencuat adalah saat Bripka Triyono anggota Obvit Polresta Depok diduga membunuh istrinya, Ratnina Handriyani, di Cimanggis, Depok. (Kapolres: Bripka Triyono Diduga Bunuh Istri Hingga Tewas)
Adrianus menilai pimpinan polisi sudah dapat mendeteksi gejala psikologis yang dialami anak buah jika sudah mengalami stres. Pimpinan, kata dia, harus lebih peka untuk meminta psikolog memeriksa anak buahnya jika sudah timbul gejala.
“Polisi tingkat stresnya tinggi, dalam rangka membuat efisien kita butuh pimpinan yang peka dengan anak buah yang mulai goyang atau aneh – aneh, pimpinan minta psikolog untuk diperiksa,” jelasnya di Depok, Jumat 1 April 2016.
Menurutnya untuk memeriksa kejiwaan anggota polisi secara rutin membutuhkan biaya yang mahal. Semestinya ada empat tahap dimana kejiwaan polisi harus diuji, yakni ketika akan masuk, mutasi, akan naik pangkat, atau mau sekolah.
Ia menambahkan dalam kasus Bripka Triyono, terdapat tiga hal yang diduga menjadi pemicu pembunuhan. Pertama, peran istri yang dominan di dalam rumah tangga. Kedua, sikap Bripka Triyono yang cenderung tempramental. Terakhir, Bripka Triyono mengalami psikotik atau gangguan dan keterbelahan jiwa.
(ysw)