Demo Sopir Taksi, Jalan Protokol di Jakarta Lumpuh
Demo Sopir Taksi, Jalan Protokol di Jakarta Lumpuh
A
A
A
JAKARTA - Ratusan armada taksi menutup sejumlah ruas jalan protokol di Jakarta. Tak hanya jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta Pusat, jalan Gatot Subroto Jakarta Selatan juga diblokir para sopir taksi.
Anggota lalu lintas Polda Metro Jaya, Aiptu Hartono mengatakan, sejak pukul 09.00 WIB, ratusan armada taksi tengah memarkirkan kendaraannya di sepanjang ruas jalan Sudirman-Thamrin. Akibatnya, kepadatan arus lalu lintas dari Blok-M Jakarta Selatan menuju bundaran HI dan sebaliknya tidak bisa dihindarkan.
"Sebelumya tidak ada perencanaan rekayasa lalu lintas. Tapi karena situasi sudah tidak bisa dilintasi, kami lakukan rekayasa sejak pukul 09.00 WIB," kata aiptu Hartono di jalan Sudirman, Selasa (22/3/2016).
Hartono menyebutkan, dari arah Blok M ke bundaran HI dialihkan melalui jalan Slipi-Tanah Abang, Jakarta Pusat. Jalur lambat dari Semanggi ke Bundaran HI dipakai untuk umum satu jalur, tetapi ketika ingin melintasi bundaran HI dialihkan ke kolong Manggarai.
Menurut Hartono, rekayasa lalu lintas ini juga bagian dari upaya adanya tindakan anarkis apabila ada angkutan gelap beraplikasi.
"Belum tahu sampai kapan ini akan dibuka kembali. Kami terus meningkatkan pengawasan," jelasnya.
Sementara itu, Teguh, salah satu sopir taksi Blue Bird di kolong jalan layang Semanggi mengatakan, sejak pukul 07.00 WIB ribuan sopir taksi mendatangi Bundarah HI dan Istana Negara.
Untuk itu, kata Teguh, pihaknya bersama ribuan taksi lainnya yang sudah tidak bisa masuk ke bundaran HI memilih untuk berkumpul di kolong jalan layang Semanggi untuk melanjutkan aksi menuju gedung DPR-RI.
"Kami bukan ingin melumpuhkan lalu lintas. Tapi kami ingin pemerintah adil," ujar pria yang kini hanya mengantongi keuntungan Rp100 ribu perhari pasca maraknya operasional angkutan Uber dan Grab. Sebelumnya, dia mendapatkan pendapatan sebesar Rp 300 ribu-500 ribu perhari.
Anggota lalu lintas Polda Metro Jaya, Aiptu Hartono mengatakan, sejak pukul 09.00 WIB, ratusan armada taksi tengah memarkirkan kendaraannya di sepanjang ruas jalan Sudirman-Thamrin. Akibatnya, kepadatan arus lalu lintas dari Blok-M Jakarta Selatan menuju bundaran HI dan sebaliknya tidak bisa dihindarkan.
"Sebelumya tidak ada perencanaan rekayasa lalu lintas. Tapi karena situasi sudah tidak bisa dilintasi, kami lakukan rekayasa sejak pukul 09.00 WIB," kata aiptu Hartono di jalan Sudirman, Selasa (22/3/2016).
Hartono menyebutkan, dari arah Blok M ke bundaran HI dialihkan melalui jalan Slipi-Tanah Abang, Jakarta Pusat. Jalur lambat dari Semanggi ke Bundaran HI dipakai untuk umum satu jalur, tetapi ketika ingin melintasi bundaran HI dialihkan ke kolong Manggarai.
Menurut Hartono, rekayasa lalu lintas ini juga bagian dari upaya adanya tindakan anarkis apabila ada angkutan gelap beraplikasi.
"Belum tahu sampai kapan ini akan dibuka kembali. Kami terus meningkatkan pengawasan," jelasnya.
Sementara itu, Teguh, salah satu sopir taksi Blue Bird di kolong jalan layang Semanggi mengatakan, sejak pukul 07.00 WIB ribuan sopir taksi mendatangi Bundarah HI dan Istana Negara.
Untuk itu, kata Teguh, pihaknya bersama ribuan taksi lainnya yang sudah tidak bisa masuk ke bundaran HI memilih untuk berkumpul di kolong jalan layang Semanggi untuk melanjutkan aksi menuju gedung DPR-RI.
"Kami bukan ingin melumpuhkan lalu lintas. Tapi kami ingin pemerintah adil," ujar pria yang kini hanya mengantongi keuntungan Rp100 ribu perhari pasca maraknya operasional angkutan Uber dan Grab. Sebelumnya, dia mendapatkan pendapatan sebesar Rp 300 ribu-500 ribu perhari.
(ysw)
Explore More