Mulai Luntur, CFD Akan Dijadikan Lokasi Pamer Kebudayaan
A
A
A
JAKARTA - Budaya Reog Ponorogo kini tampil menghiasi pagelaran Car Free Day (CFD) di Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta Pusat. Harmonisasi moral DKI Jakarta yang mulai pudar merupakan wujud lunturnya budaya nasional.
Penasihat Komunitas Reog Ponorogo, Muhammad Sanusi mengatakan, sebagai Ibu Kota, Jakarta saat ini mengalami krisis kebudayaan. Akibatnya, banyak terjadi ketidaharmonisasi dalam kehidupan warga.
Misalnya tawuran, pelecehan seksual, korupsi dan sebagainya. Untuk itu, kata anggota DPRD DKI Jakarta ini, DPRD DKI akan secara rutin menggelar budaya di luar budaya Reog yang telah diakui oleh negara luar. Khusunya budaya betawi yang akan dilakukan rutin setiap awal bulan di Thamrin City, Jakarta Pusat.
"Dengan budaya kita punya kelenturan hati. Jangan sampai budaya asing terus menggerus kearifan budaya kita. Bangsa ini dibentuk karena budaya kita sendiri," kata Sanusi di lokasi CFD, Minggu (20/3/2016).
Jakarta di bawah kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), menurut Sanusi, keberadaan budaya lokal ataupun nasional belum seperti yang diharapkan. Salah satu misalnya, di dalam gedung perkantoran swasta, bisnis, perhotelan dan sebagainya.
Menurut Sanusi, selain minim ornamen budaya, gedung-gedung tersebut terlalu banyak mengedepankan budaya asing. Mulai dari gelaran musik, pelayanan, makanan, sampai bunyi bel. Apalagi bangunan rumah susun yang sedang digencarkan oleh mantan Bupati Belitung Timur itu.
"Kalau bukan kita siapa lagi yang melestarikan budaya. Generasi muda harus kita tanamkan budaya kita sendiri. Agar lebih santun, cerdas dan harmonis dalam bersosial," pungkasnya. (Baca: Cuma Bang Ali yang Peduli Budaya Betawi)
PILIHAN:
Pria Hidung Belang Lebih Suka Sensasi PSK Sedang Hamil
Penasihat Komunitas Reog Ponorogo, Muhammad Sanusi mengatakan, sebagai Ibu Kota, Jakarta saat ini mengalami krisis kebudayaan. Akibatnya, banyak terjadi ketidaharmonisasi dalam kehidupan warga.
Misalnya tawuran, pelecehan seksual, korupsi dan sebagainya. Untuk itu, kata anggota DPRD DKI Jakarta ini, DPRD DKI akan secara rutin menggelar budaya di luar budaya Reog yang telah diakui oleh negara luar. Khusunya budaya betawi yang akan dilakukan rutin setiap awal bulan di Thamrin City, Jakarta Pusat.
"Dengan budaya kita punya kelenturan hati. Jangan sampai budaya asing terus menggerus kearifan budaya kita. Bangsa ini dibentuk karena budaya kita sendiri," kata Sanusi di lokasi CFD, Minggu (20/3/2016).
Jakarta di bawah kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), menurut Sanusi, keberadaan budaya lokal ataupun nasional belum seperti yang diharapkan. Salah satu misalnya, di dalam gedung perkantoran swasta, bisnis, perhotelan dan sebagainya.
Menurut Sanusi, selain minim ornamen budaya, gedung-gedung tersebut terlalu banyak mengedepankan budaya asing. Mulai dari gelaran musik, pelayanan, makanan, sampai bunyi bel. Apalagi bangunan rumah susun yang sedang digencarkan oleh mantan Bupati Belitung Timur itu.
"Kalau bukan kita siapa lagi yang melestarikan budaya. Generasi muda harus kita tanamkan budaya kita sendiri. Agar lebih santun, cerdas dan harmonis dalam bersosial," pungkasnya. (Baca: Cuma Bang Ali yang Peduli Budaya Betawi)
PILIHAN:
Pria Hidung Belang Lebih Suka Sensasi PSK Sedang Hamil
(mhd)