Kondisi Drainase Jadi Pemicu Banjir di Jakarta
A
A
A
JAKARTA - Hujan yang mengguyur wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya pada sabtu dan minggu kemarin membuat sejumlah wilayah DKI Jakarta tergenang.
Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta, Teguh Hendrawan mengatakan, puluhan genangan dan banjir yang terjadi Minggu 28 Februari 2016 itu akibat intensitas hujan tinggi dan panjang.
Kendati demikian, dia memandang intensitas hujan yang tinggi menjadi tantangan bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk bekerja maksimal mengatasi banjir.
"Genangan yang terjadi karena intensitas hujan yang tinggi itu wajar. Apalagi drainase kita belum semua terhubung. Infrastruktur jalan juga masih banyak yang cekung. Habis musim hujan ini kita kebut," kata Teguh Hendrawan saat dihubungi, Minggu 28 Februari 2016.
Teguh mengaku telah mengerahkan seluruh petugasnya untuk membantu Petugas Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) dakam membersihkan saluran.
Tidak hanya itu, petugasnya juga menginventarisasi penyebab lain munculnya genangan di sejumlah wilayah. Termasuk penempatan pompa mobile di lokasi-lokasi genangan.
Menurut Teguh, banyak kemunculan genangan yang dinilainya tidak wajar. Seperti di kawasan Sudirman-Thamrin yang terdapat banyak bekas gulungan kabel.
Namun, kata dia, genangan di wilayah Jalan Panjang, Kebon Jeruk dan Daan Mogot, Cengkareng, Jakarta Barat akibat belum rampungnya normalisasi kali Grogol, Pesanggrahan dan Angke.
"Banyak sebab yang harus dikerjakan. Bangunan-bangunan permanen yang memperkecil saluran semuanya harus dibongkar. Saluran dikeruk, sheetfield juga harus dibangun," ungkapnya.
Kepala Badan Penanggulangan bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Deny Wahyu menuturkan, puluhan genangan yang terjadi Minggu kemarin idisebabkan oleh ketinggian air dari Kali Angke yang masuk siaga dua dan Kali Peanggrahan yang masuk siaga tiga.
"Banyak genangan dan banjir di Jakarta Selatan dan Barat. Itu dikarenakan pertemuan aliran kali Pesanggrahan ke Angke yang sudah masuk siaga dua. Beruntung rob sudah siaga empat. Karena itu pengaruh juga," tuturnya.
Untuk wilayah yang mengalami banjir, lanjut Deny, pihaknya sudah mengirim bantuan baik tenda, makanan dan sebagainya. Khusus untuk korban banjir di Rawa Buaya dan Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat. Kesemuanya dititipkan di Kantor Wali Kota Jakarta Barat.
"Nantinya Dinas Sosial dan Pusdalops jakarta Barat akan mendistribusikannya," ungkapnya.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Muhammad Taufik mengapresiasi, sikap Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta, Teguh Hendrawan yang mengakui masih buruknya drainase.
Meski begitu, dia mempertanyakan sikap Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang menyalahkan pihak lain dengan menyatakan ada sabotase.
Dia menilai kepemimpinan Ahok gagal dalam dalam mengatasi persoalan banjir dan macet."Musim kemarau tahun lalu tidak digunakan dengan baik. Hanya belanja tidak langsung yang terserap. Itu barometernya. Kalau ada sabotase kasih polisi. Teroris saja bisa ditangkap, masak sabotase banjir enggak," katanya.
PILIHAN:
Kalijodo Ditertibkan, Warga Berharap Kemaksiatan Berkurang
Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta, Teguh Hendrawan mengatakan, puluhan genangan dan banjir yang terjadi Minggu 28 Februari 2016 itu akibat intensitas hujan tinggi dan panjang.
Kendati demikian, dia memandang intensitas hujan yang tinggi menjadi tantangan bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk bekerja maksimal mengatasi banjir.
"Genangan yang terjadi karena intensitas hujan yang tinggi itu wajar. Apalagi drainase kita belum semua terhubung. Infrastruktur jalan juga masih banyak yang cekung. Habis musim hujan ini kita kebut," kata Teguh Hendrawan saat dihubungi, Minggu 28 Februari 2016.
Teguh mengaku telah mengerahkan seluruh petugasnya untuk membantu Petugas Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) dakam membersihkan saluran.
Tidak hanya itu, petugasnya juga menginventarisasi penyebab lain munculnya genangan di sejumlah wilayah. Termasuk penempatan pompa mobile di lokasi-lokasi genangan.
Menurut Teguh, banyak kemunculan genangan yang dinilainya tidak wajar. Seperti di kawasan Sudirman-Thamrin yang terdapat banyak bekas gulungan kabel.
Namun, kata dia, genangan di wilayah Jalan Panjang, Kebon Jeruk dan Daan Mogot, Cengkareng, Jakarta Barat akibat belum rampungnya normalisasi kali Grogol, Pesanggrahan dan Angke.
"Banyak sebab yang harus dikerjakan. Bangunan-bangunan permanen yang memperkecil saluran semuanya harus dibongkar. Saluran dikeruk, sheetfield juga harus dibangun," ungkapnya.
Kepala Badan Penanggulangan bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Deny Wahyu menuturkan, puluhan genangan yang terjadi Minggu kemarin idisebabkan oleh ketinggian air dari Kali Angke yang masuk siaga dua dan Kali Peanggrahan yang masuk siaga tiga.
"Banyak genangan dan banjir di Jakarta Selatan dan Barat. Itu dikarenakan pertemuan aliran kali Pesanggrahan ke Angke yang sudah masuk siaga dua. Beruntung rob sudah siaga empat. Karena itu pengaruh juga," tuturnya.
Untuk wilayah yang mengalami banjir, lanjut Deny, pihaknya sudah mengirim bantuan baik tenda, makanan dan sebagainya. Khusus untuk korban banjir di Rawa Buaya dan Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat. Kesemuanya dititipkan di Kantor Wali Kota Jakarta Barat.
"Nantinya Dinas Sosial dan Pusdalops jakarta Barat akan mendistribusikannya," ungkapnya.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Muhammad Taufik mengapresiasi, sikap Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta, Teguh Hendrawan yang mengakui masih buruknya drainase.
Meski begitu, dia mempertanyakan sikap Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang menyalahkan pihak lain dengan menyatakan ada sabotase.
Dia menilai kepemimpinan Ahok gagal dalam dalam mengatasi persoalan banjir dan macet."Musim kemarau tahun lalu tidak digunakan dengan baik. Hanya belanja tidak langsung yang terserap. Itu barometernya. Kalau ada sabotase kasih polisi. Teroris saja bisa ditangkap, masak sabotase banjir enggak," katanya.
PILIHAN:
Kalijodo Ditertibkan, Warga Berharap Kemaksiatan Berkurang
(dam)