Cabuli Remaja Pria, Saipul Jamil Termasuk LGBT?
A
A
A
JAKARTA - Psikolog Universitas Pancasila (UP) Aully Grashinta menilai, kasus yang terjadi pada artis Saiful Jamil adalah masalah orientasi seksual. Dan ini diduga juga dengan apa yang saat ini sedang dibicarakan yaitu soal LGBT.
"Orientasi seksual seseorang bisa saja tidak heterogen, tapi mengarah ke homo atau biseksual," katanya ketika dihubungi, Jumat (19/2/2016). (Baca: Pembantu Pergoki Saipul Jamil Cabuli DS)
Menurutnya, ada beberapa alasan mengapa Saipul Jamil melakukan hal itu. Kemungkinan jika dilakukan dengan PSK atau artis maka ada resiko nama baik tercemar atau takut terkena penyakit. (Baca: Air Liur Saipul Jamil di Celana DS Jadi Bukti)
Jika dilakukan dengan anak laki-laki maka resikonya lebih kecil serta potensi terkena penyakit kelamin bisa diminimalisir.
"Resiko atas tindakan pencabulannya juga sulit karena sulit dibuktikan. Apalagi kalau si anak laki-laki ini tidak buka mulut dan sama-sama menikmati, tentu resikonya semakin rendah," ungkapnya.
Ini merupakan fenomena yang sedang terjadi dan ironinya ini menjadi semacam gaya hidup. Dimana perilaku itu diterima bahkan diberi reward positif di berbagai media.
Aully mencontohkan, tokoh banci kerap selalu jadi pusat perhatian. "Suasana akan jadi meriah kalau ada tokoh yang menyimpang (banci) ini," katanya.
Dengan demikian, perilaku menyimpang tidak dianggap sesuatu yang salah atau melanggar norma. Sebaliknya, kondisi itu justru diterima positif dan diberi ganjaran positif.
"Pengaruh lingkungan sangat kuat dalam hal ini. Terutama kalau secara pribadi seseorang mudah terpengaruh. Misalnya, karena kurang percaya diri atau ada trauma masa lalu," pungkasnya.
"Orientasi seksual seseorang bisa saja tidak heterogen, tapi mengarah ke homo atau biseksual," katanya ketika dihubungi, Jumat (19/2/2016). (Baca: Pembantu Pergoki Saipul Jamil Cabuli DS)
Menurutnya, ada beberapa alasan mengapa Saipul Jamil melakukan hal itu. Kemungkinan jika dilakukan dengan PSK atau artis maka ada resiko nama baik tercemar atau takut terkena penyakit. (Baca: Air Liur Saipul Jamil di Celana DS Jadi Bukti)
Jika dilakukan dengan anak laki-laki maka resikonya lebih kecil serta potensi terkena penyakit kelamin bisa diminimalisir.
"Resiko atas tindakan pencabulannya juga sulit karena sulit dibuktikan. Apalagi kalau si anak laki-laki ini tidak buka mulut dan sama-sama menikmati, tentu resikonya semakin rendah," ungkapnya.
Ini merupakan fenomena yang sedang terjadi dan ironinya ini menjadi semacam gaya hidup. Dimana perilaku itu diterima bahkan diberi reward positif di berbagai media.
Aully mencontohkan, tokoh banci kerap selalu jadi pusat perhatian. "Suasana akan jadi meriah kalau ada tokoh yang menyimpang (banci) ini," katanya.
Dengan demikian, perilaku menyimpang tidak dianggap sesuatu yang salah atau melanggar norma. Sebaliknya, kondisi itu justru diterima positif dan diberi ganjaran positif.
"Pengaruh lingkungan sangat kuat dalam hal ini. Terutama kalau secara pribadi seseorang mudah terpengaruh. Misalnya, karena kurang percaya diri atau ada trauma masa lalu," pungkasnya.
(ysw)