Pembunuh Bocah 7 Tahun Akan Jalani Pemeriksaan Berantai
A
A
A
JAKARTA - Untuk mengungkap motif pembunuhan bocah tujuh tahun di Depok, Januar Arifin alias begeng (35) akan menjalani pemeriksaan berantai pekan ini. Saat ini, Begeng baru saja menjalani pemeriksaan di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur.
Setelah menjalani pemeriksaan di RS Polri, Begeng langsung menjalani tes kejiwaan yang dilakukan oleh Tim Reaksi Cepat Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA). Dan selanjutnya akan menjalani tes psikologi forensik di Mabes Polri.
Pemeriksaan berantai itu dilakukan dalam rangka menguak motif dari penculikan disertai pembunuhan yang menimpa Jamaludin (7).
Seperti diketahui hingga kini keterangan tersangka masih sering berubah-ubah. Sehingga untuk menguak kebenaran berdasarkan fakta yang ada harus dilakukan pendalaman dan pemeriksaan atas kondisi kejiwaan pelaku. (Baca: Ini Alasan Arifin Bunuh Bocah 7 Tahun yang Diculik)
"Kami tidak mengejar pengakuan pelaku tapi mengumpulkan fakta yang ada di lapangan," kata Kasat Reskrim Polresta Depok Kompol Teguh Nugroho, Rabu (9/2/2016).
Tes kejiwaan dimaksudkan untuk mengetahui karakter tersangka. Termasuk mengetahui apakah tersangka mengalami disorientasi seksual atau tidak.
"Pengumpulan barang bukti dan tes ini dilakukan dalam rangka menggali motif tersangka melakukan perbuatan itu," ungkapnya.
Berdasarkan fakta yang ada dan keterangan tersangka hingga saat ini masih ada ketidaksinkronan. Sehingga polisi masih memerlukan waktu agar terungkap semuanya. "Serangkaian tes yang dijalani akan ketahuan apakah karakternya jujur atau bohong," katanya.
PILIHAN:
Rekonstruksi, Jessica Ogah Lakukan Adegan Taruh Racun di Kopi Mirna
Setelah menjalani pemeriksaan di RS Polri, Begeng langsung menjalani tes kejiwaan yang dilakukan oleh Tim Reaksi Cepat Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA). Dan selanjutnya akan menjalani tes psikologi forensik di Mabes Polri.
Pemeriksaan berantai itu dilakukan dalam rangka menguak motif dari penculikan disertai pembunuhan yang menimpa Jamaludin (7).
Seperti diketahui hingga kini keterangan tersangka masih sering berubah-ubah. Sehingga untuk menguak kebenaran berdasarkan fakta yang ada harus dilakukan pendalaman dan pemeriksaan atas kondisi kejiwaan pelaku. (Baca: Ini Alasan Arifin Bunuh Bocah 7 Tahun yang Diculik)
"Kami tidak mengejar pengakuan pelaku tapi mengumpulkan fakta yang ada di lapangan," kata Kasat Reskrim Polresta Depok Kompol Teguh Nugroho, Rabu (9/2/2016).
Tes kejiwaan dimaksudkan untuk mengetahui karakter tersangka. Termasuk mengetahui apakah tersangka mengalami disorientasi seksual atau tidak.
"Pengumpulan barang bukti dan tes ini dilakukan dalam rangka menggali motif tersangka melakukan perbuatan itu," ungkapnya.
Berdasarkan fakta yang ada dan keterangan tersangka hingga saat ini masih ada ketidaksinkronan. Sehingga polisi masih memerlukan waktu agar terungkap semuanya. "Serangkaian tes yang dijalani akan ketahuan apakah karakternya jujur atau bohong," katanya.
PILIHAN:
Rekonstruksi, Jessica Ogah Lakukan Adegan Taruh Racun di Kopi Mirna
(ysw)