Ratusan Pengemis Ikut Padati Wihara Petak Sembilan
A
A
A
JAKARTA - Ratusan pengemis ikut menjejali Wihara Dharma Bakti atau Petak Sembilan yang ada di Jalan Kemenangan 3, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat. Rata-rata mereka datang dari luar Jakarta untuk mengharapkan angpao.
Berdasarkan pantauan, ratusan gelandangan dan pengemis tampak duduk di pelataran wihara. Rata-rata gepeng ini terdiri dari ibu dan anak-anak, mereka duduk santai di halaman kelenteng menggunakan baju lusuh dan memasang wajah memelas menantikan jemaat memberi angpao.
"Tiap imlek saya ke sini ajak anak buat cari angpao. Dari Tangerang Subuh. Biasanya rombongan sama teman-teman, sekarang sendiri naik kereta," ujar salah seorang pengemis, Diwung (45) sambil menggandeng anaknya, Rehan (9) di lokasi, Senin (8/2/2016).
Menurutnya, sejak pagi hingga siang ini, dia baru mendapatkan uang sebesar Rp200 ribuan. Biasanya, di tahun baru Imlek itu, dia bisa mengantongi uang hingga Rp2 juta lebih.
"Mungkin karena abis terbakar wiharanya jadi tidak begitu ramai (pemasukan). Tahun lalu juga setelah terbakar saya kesini, dapat Rp500 ribuan saja dalam dua hari," terangnya.
Sementara itu, salah seorang koordinator pengurus Vihara Dharma Bhakti, Tanadi Pranata menerangkan, kalau dia tidak bisa menolak kehadiran gepeng. Sebab, sejak vihara berdiri tahun 1650 ada pengelolaan sumbangan untuk para gepeng dengan catatan tidak berebutan.
"Sudah menjadi tradisi seperti ini, kami atur untuk yang ingin memberikan sumbangan supaya menyerahkan kepada pantia agar lebih tertib," jelasnya.
Meski begitu, jemaat yang hadir terlihat tidak terlalu antusias memberikan uang mereka. Hanya beberapa saja yang rela menyisihkan rezekinya untuk diberikan kepada kaum yang membutuhkan itu.
PILIHAN:
Rekonstruksi Tertutup. Jessica Tertangkap CCTV Main Ponsel
Pengacara Jessica Wongso: Ada Kejanggalan Rekonstruksi Kasus Mirna
Berdasarkan pantauan, ratusan gelandangan dan pengemis tampak duduk di pelataran wihara. Rata-rata gepeng ini terdiri dari ibu dan anak-anak, mereka duduk santai di halaman kelenteng menggunakan baju lusuh dan memasang wajah memelas menantikan jemaat memberi angpao.
"Tiap imlek saya ke sini ajak anak buat cari angpao. Dari Tangerang Subuh. Biasanya rombongan sama teman-teman, sekarang sendiri naik kereta," ujar salah seorang pengemis, Diwung (45) sambil menggandeng anaknya, Rehan (9) di lokasi, Senin (8/2/2016).
Menurutnya, sejak pagi hingga siang ini, dia baru mendapatkan uang sebesar Rp200 ribuan. Biasanya, di tahun baru Imlek itu, dia bisa mengantongi uang hingga Rp2 juta lebih.
"Mungkin karena abis terbakar wiharanya jadi tidak begitu ramai (pemasukan). Tahun lalu juga setelah terbakar saya kesini, dapat Rp500 ribuan saja dalam dua hari," terangnya.
Sementara itu, salah seorang koordinator pengurus Vihara Dharma Bhakti, Tanadi Pranata menerangkan, kalau dia tidak bisa menolak kehadiran gepeng. Sebab, sejak vihara berdiri tahun 1650 ada pengelolaan sumbangan untuk para gepeng dengan catatan tidak berebutan.
"Sudah menjadi tradisi seperti ini, kami atur untuk yang ingin memberikan sumbangan supaya menyerahkan kepada pantia agar lebih tertib," jelasnya.
Meski begitu, jemaat yang hadir terlihat tidak terlalu antusias memberikan uang mereka. Hanya beberapa saja yang rela menyisihkan rezekinya untuk diberikan kepada kaum yang membutuhkan itu.
PILIHAN:
Rekonstruksi Tertutup. Jessica Tertangkap CCTV Main Ponsel
Pengacara Jessica Wongso: Ada Kejanggalan Rekonstruksi Kasus Mirna
(ysw)