Libur Imlek, Kemacetan Menuju Puncak Capai 15 Km
A
A
A
BOGOR - Terus meningkatnya volume kendaraan di jalur Puncak, Bogor saat libur panjang Imlek membuat petugas Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Bogor memberlakukan sistem satu arah (one way) lebih awal dan lebih lama dari jadwal yang sudah ditetapkan. Imbasnya kemacetan sepanjang 15 Km terjadi mulai dari simpang Gadog hingga ruas tol Jagorawi.
Berdasarkan pantauan, kemacetan tak terhindarkan dari kedua arah baik dari Jakarta maupun sebaliknya. Bahkan pada pagi hari, antrean kendaraan sudah terlihat mengular selepas Gerbang Tol (GT) Ciawi pada pukul 06.00 WIB.
Sehingga Satlantas Polres Bogor yang biasanya memberlakukan one way pada pukul 09.00 WIB, untuk kendaraan dari arah Jakarta ke Puncak, justru pukul 06.30 WIB arus lalu lintas dari Jakarta ke Puncak sudah ditutup.
Kemudian pada pukul 09.00 WIB, kendaraan dari arah Jakarta baru bisa melintas karena antrean sempat terjadi hingga GT Sentul. Saat itulah petugas memberlakukan one way dengan memprioritaskan kendaraan dari Jakarta ke Puncak hingga pukul 11.00 WIB.
Namun demikian, setelah arus dibuka kembali normal, kemacetan tetap tak terhindarkan, sehingga kedua arah sempat terjadi kemacetan parah hingga 15 kilometer.
Dari kamera pengawas atau Closed Circuit Television (CCTV) yang terpasang disejumlah simpul kemacetan di Puncak, hingga pukul 15.00 WIB. Meski sejak pukul 13.30 WIB sudah diberlakukan one way untuk kendaraan dari Puncak arah Jakarta, tetap saja kepadatan dibeberapa titik yang sering terjadi kemacetan masih terlihat.
Seperti di Simpang Taman Safari Indonesia (TSI), Pasar Cisarua dan simpang Megamendung. Itu disebabkan, selain karena tidak seimbangnya kapasitas jalan dengan volume kendaraan yang terus menyerbu kawasan Puncak, juga banyaknya pedagang kaki lima (PKL) dan keluar masuknya kendaraan menuju tempat wisata dan penginapan di sekitar Megamendung.
“Ini tidak seperti biasanya, saya kira berangkat pagi tidak akan terjebak kemacetan. Ini baru sampai Gerbang Tol Sentul kendaraan sudah antre. Ternyata sudah ada penutupan jalur,” kata Alamsyah (36) warga Pondok Kopi, Jakarta Timur, saat ditemui di simpang Gadog yang masih terjebak kemacetan parah bersama keluarganya untuk berwisata ke Taman Safari Indonesia (TSI), Minggu (07/02).
Kemacetan saat Imlek yang tidak diprediksi bakal separah ini juga diungkapkan Didin Hoerudin (67) warga Cibereum, Cisarua, Kabupaten Bogor. Didin mengaku sudah terjebak macet pada pukul 07.00 WIB. “Pokoknya macet sekarang lebih parah dibandingkan sekarang lebih parah dan dampaknya lebih terasa. Seharusnya, jika ada perubahan jadwal one way ada pemberitahuan kepada masyarakat Puncak, ini tidak ada sama sekali,” ujarnya.
Sementara itu, Petugas Jaga Pos Polisi 2B Simpang Gadog, Ciawi, Kabupaten Bogor Aiptu Subandi mengaku pemberlakuan one way sengaja diberlakukan lebih awal, karena dari kedua arah jalur Puncak terus dipadati ribuan kendaraan pribadi. “Kita prioritaskan kendaraan yang hendak ke Jakarta (atas ke bawah), karena di atas terjadi penumpukan,” ujarnya.
Berdasarkan pantauan, kemacetan tak terhindarkan dari kedua arah baik dari Jakarta maupun sebaliknya. Bahkan pada pagi hari, antrean kendaraan sudah terlihat mengular selepas Gerbang Tol (GT) Ciawi pada pukul 06.00 WIB.
Sehingga Satlantas Polres Bogor yang biasanya memberlakukan one way pada pukul 09.00 WIB, untuk kendaraan dari arah Jakarta ke Puncak, justru pukul 06.30 WIB arus lalu lintas dari Jakarta ke Puncak sudah ditutup.
Kemudian pada pukul 09.00 WIB, kendaraan dari arah Jakarta baru bisa melintas karena antrean sempat terjadi hingga GT Sentul. Saat itulah petugas memberlakukan one way dengan memprioritaskan kendaraan dari Jakarta ke Puncak hingga pukul 11.00 WIB.
Namun demikian, setelah arus dibuka kembali normal, kemacetan tetap tak terhindarkan, sehingga kedua arah sempat terjadi kemacetan parah hingga 15 kilometer.
Dari kamera pengawas atau Closed Circuit Television (CCTV) yang terpasang disejumlah simpul kemacetan di Puncak, hingga pukul 15.00 WIB. Meski sejak pukul 13.30 WIB sudah diberlakukan one way untuk kendaraan dari Puncak arah Jakarta, tetap saja kepadatan dibeberapa titik yang sering terjadi kemacetan masih terlihat.
Seperti di Simpang Taman Safari Indonesia (TSI), Pasar Cisarua dan simpang Megamendung. Itu disebabkan, selain karena tidak seimbangnya kapasitas jalan dengan volume kendaraan yang terus menyerbu kawasan Puncak, juga banyaknya pedagang kaki lima (PKL) dan keluar masuknya kendaraan menuju tempat wisata dan penginapan di sekitar Megamendung.
“Ini tidak seperti biasanya, saya kira berangkat pagi tidak akan terjebak kemacetan. Ini baru sampai Gerbang Tol Sentul kendaraan sudah antre. Ternyata sudah ada penutupan jalur,” kata Alamsyah (36) warga Pondok Kopi, Jakarta Timur, saat ditemui di simpang Gadog yang masih terjebak kemacetan parah bersama keluarganya untuk berwisata ke Taman Safari Indonesia (TSI), Minggu (07/02).
Kemacetan saat Imlek yang tidak diprediksi bakal separah ini juga diungkapkan Didin Hoerudin (67) warga Cibereum, Cisarua, Kabupaten Bogor. Didin mengaku sudah terjebak macet pada pukul 07.00 WIB. “Pokoknya macet sekarang lebih parah dibandingkan sekarang lebih parah dan dampaknya lebih terasa. Seharusnya, jika ada perubahan jadwal one way ada pemberitahuan kepada masyarakat Puncak, ini tidak ada sama sekali,” ujarnya.
Sementara itu, Petugas Jaga Pos Polisi 2B Simpang Gadog, Ciawi, Kabupaten Bogor Aiptu Subandi mengaku pemberlakuan one way sengaja diberlakukan lebih awal, karena dari kedua arah jalur Puncak terus dipadati ribuan kendaraan pribadi. “Kita prioritaskan kendaraan yang hendak ke Jakarta (atas ke bawah), karena di atas terjadi penumpukan,” ujarnya.
(whb)