Efek Mematikan Sianida Hanya Butuh Hitungan Menit
A
A
A
JAKARTA - Zat sianida yang ditemukan ditubuh Mirna Salihin (27) merupakan racun berbahaya karena dapat mengakibatkan kematian dalam jangan waktu beberapa menit.
Mantan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama menyebut sianida adalah zat beracun yang sangat mematikan dan sudah dipergunakan sejak ribuan tahun lalu.
"Efek dari sianida ini sangat cepat dan dapat mengakibatkan kematian dalam jangka waktu beberapa menit," ujar Tjandra pada rilis yang diterima wartawan, Senin (11/1/2016).
Tjandra menjelaskan pada tahun 2004, WHO mempublikasikan “Concise International Chemical Assessment Document 61 Hydrogen Cyanide and Cyanides: Human Health Aspects” mengenai jika keracunan sianida dapat berakibat buruk.
Menurut Tjandra, tanda awal dari keracunan sianida yaitu peningkatan frekuensi pernapasan, nyeri kepala, sesak napas, perubahan perilaku seperti cemas, agitasi dan gelisah serta berkeringat banyak, warna kulit kemerahan, tubuh terasa lemah dan vertigo juga dapat muncul.
Sementara tanda akhir yaitu dengan ciri-ciri penekanan terhadap susunan saraf pusat dalam bentuk tremor, aritmia, kejang-kejang, koma, dan penekanan pada pusat pernafasan, gagal nafas sampai henti jantung.
"Yang mengakibatkan timbulnya kematian adalah karena sianida mengikat bagian aktif dari enzim sitokrom oksidase sehingga akan mengakibatkan terhentinya metabolisme sel secara aerobic serta gangguan respirasi seluler. Sebagai akibatnya hanya dalam waktu beberapa menit akan mengganggu transmisi neuronal," ," ujar mantan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan itu.
Mantan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama menyebut sianida adalah zat beracun yang sangat mematikan dan sudah dipergunakan sejak ribuan tahun lalu.
"Efek dari sianida ini sangat cepat dan dapat mengakibatkan kematian dalam jangka waktu beberapa menit," ujar Tjandra pada rilis yang diterima wartawan, Senin (11/1/2016).
Tjandra menjelaskan pada tahun 2004, WHO mempublikasikan “Concise International Chemical Assessment Document 61 Hydrogen Cyanide and Cyanides: Human Health Aspects” mengenai jika keracunan sianida dapat berakibat buruk.
Menurut Tjandra, tanda awal dari keracunan sianida yaitu peningkatan frekuensi pernapasan, nyeri kepala, sesak napas, perubahan perilaku seperti cemas, agitasi dan gelisah serta berkeringat banyak, warna kulit kemerahan, tubuh terasa lemah dan vertigo juga dapat muncul.
Sementara tanda akhir yaitu dengan ciri-ciri penekanan terhadap susunan saraf pusat dalam bentuk tremor, aritmia, kejang-kejang, koma, dan penekanan pada pusat pernafasan, gagal nafas sampai henti jantung.
"Yang mengakibatkan timbulnya kematian adalah karena sianida mengikat bagian aktif dari enzim sitokrom oksidase sehingga akan mengakibatkan terhentinya metabolisme sel secara aerobic serta gangguan respirasi seluler. Sebagai akibatnya hanya dalam waktu beberapa menit akan mengganggu transmisi neuronal," ," ujar mantan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan itu.
(whb)