Antisipasi Kasus Chiropractic First Terulang, Ini Permintaan IDI
A
A
A
JAKARTA - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta seluruh elemen masyarakat mengawasi dan melapor bila ada klinik-klinik mencurigakan. Jangan sampai setelah adanya korban luka ataupun jiwa barulah dilaporkan ke masyarakat.
Ketua Departemen Organisasi PB IDI Mahesa Paranadipa mengatakan, seharusnya banyak pihak yang bertanggung jawab terhadap klinik kesehatan atau klinik di Indonesia. Kejadian seperti di Klinik Chiropractic First ini dasarnya bukan berasal dari hasil temuan namun aduan dari keluarga ke kepolisian.
"Dalam undang-undang tentang praktik kedokterang saja jika ada yang berpura-pura seolah-olah menjadi dokter kesehatan atau pengobatan maka seharusnya diawasi oleh Dinas dan Kementerian Kesehatan," ujar Mahesa kepada Sindonews, Sabtu (9/1/2015).
Mahesa melanjutkan, seharusnya banyak pihak yang melakukan pengawasan terkait hal seperti ini supaya tidak terulang kembali atau dapat mencegahnya. "Seperti izin dokter asing ini seharusnya imigrasi bisa cek, kemudian Kemenkes, Polisi jangan kemudian harus ada yang dikorbankan dahulu baru semua bekerja. Kita seharusnya jangan reaktif tapi harusnya antisipatif," ujar Mahesa.
Ketua Departemen Organisasi PB IDI Mahesa Paranadipa mengatakan, seharusnya banyak pihak yang bertanggung jawab terhadap klinik kesehatan atau klinik di Indonesia. Kejadian seperti di Klinik Chiropractic First ini dasarnya bukan berasal dari hasil temuan namun aduan dari keluarga ke kepolisian.
"Dalam undang-undang tentang praktik kedokterang saja jika ada yang berpura-pura seolah-olah menjadi dokter kesehatan atau pengobatan maka seharusnya diawasi oleh Dinas dan Kementerian Kesehatan," ujar Mahesa kepada Sindonews, Sabtu (9/1/2015).
Mahesa melanjutkan, seharusnya banyak pihak yang melakukan pengawasan terkait hal seperti ini supaya tidak terulang kembali atau dapat mencegahnya. "Seperti izin dokter asing ini seharusnya imigrasi bisa cek, kemudian Kemenkes, Polisi jangan kemudian harus ada yang dikorbankan dahulu baru semua bekerja. Kita seharusnya jangan reaktif tapi harusnya antisipatif," ujar Mahesa.
(whb)