Metro Mini Enggan Gabung dengan Kopaja

JAKARTA - PT Metro Mini menyatakan enggan bergabung dengan Kopaja untuk mengikuti revitalisasi angkutan umum. PT Metro Mini akan menjadi operator sendiri untuk mengikuti revitalisasi angkutan umum itu.

Direktur Utama PT Metro Mini ‎Novrialdi mengatakan, saat ini dirinya sudah mendapatkan legalitas sebagai Direktur PT Metro Mini melalui Surat Keputusan Kementerian Hukum dan HAM. Artinya, syarat PT Metro Mini harus satu kepengurusan untuk mengikuti revitalisasi angkutan umum melalui Lembaga Kebijakan Pengadaan barang dan Jasa sudah tidak menjadi masalah.

Dia juga dalam waktu dekat ini akan mengurus segala proses administrasinya di LKPP untuk bisa mengikuti revitalisasi angkutan umum seperti Kopaja.

"Mungkin Januari 2016 kami akan mengurus semuanya di LKPP. Tidak ada peleburan ke Kopaja. Kami sudah satu kepengurusan," kata Novrialdi saat dihubungi, Senin 28 Desember 2015.

Novrialdi menjelaskan, sambil menunggu proses kajian agar bisa terdaftar di LKPP, PT Metro Mini kini sedang membenahi manajemen Metro Mini dengan terus berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan dan Transportasi (dishubtrans) DKI Jakarta. Dia berharap agar Dishubtrans tidak terlalu lama mengandangkan unit Metro Mini yang terkena penertiban.

Salah satu langkah yang dilakukan dalam perbaikan manajemen, lanjut Novri, pihaknya akan memasang identitas pengemudi di dalam bus seperti layaknya taksi. Sehingga, apabila terkena penertiban dan pengemudinya bukan seperti identitas yang sama, Dishubtrans bisa langsung mengandangkannya.

"Kami mendukung penertiban yang dilakukan Dishubtrans, tapi kalau kesalahanya karena sparepart kurang laik. Kami minta jangan lama dikandangkan, kapan kami bisa perbaiki kalau begitu," pungkasnya. (Baca: Puluhan Pemilik Metro Mini Pilih Bergabung ke Transjakarta)

Berdasarkan rapat bersama Dishubtrans, kata Novrialdi, saat ini sedikitnya ada sekitar 1.200 unit Metro Mini yang masih beroperasi. Menurutnya, dalam waktu 3-6 bulan, 1.200 unit tersebut secara bertahap sudah bisa direvitalisasi.

"Pada intinya kan sama dengan bus sedang Kopaja yang saat ini sudah direvitalisasi. Jadi tidak akan sampai setahun sudah bisa terealisasi," katanya.

Salah satu perwakilan pemilik Metromini, Siagian membenarkan, jika para pemilik Metro Mini, termasuk 65 pemilik yang beberapa waktu lalu berkumpul di kantor Dishubtrans bersama Kopaja ‎memutuskan untuk tidak bergabung dengan Kopaja. Mereka lebih, memilih untuk memperbaiki manajemen, yaitu menjadikan satu kepengurusan.

"Kami sudah melakukan pertemuan dengan beberapa pemilik Metromini. Kami memutuskan untuk tidak bergabung dengan Kopaja. Karena kami bertekad untuk memperbaiki manajemen sendiri," kata Siagian.

‎Berbeda dengan Siagian, ‎salah seorang pemilik Metro Mini, Ahmad Sucipto menuturkan, para pemilik Metro Mini yang beberapa waktu lalu di kumpulkan Dishubtrans bersama pengurus Kopaja masih menunggu keputusan satu kepengurusan PT Metro Mini. Berdasarkan informasi, PT Metro Mini saat ini sudah dipimpin satu orang yang diakui Kementrian Hukum dan HAM, yakni Novrialdi, namun surat keputusannya belum disampaikan kepada para pemilik.

Menurut pria yang disapa Ito itu, pemilik Metro Mini yang sudah dipertemukan dengan Kopaja akan mengikuti proses revitalisasi angkutan umum tercepat. Dalam hal ini yang prosesnya cepat yakni mengikuti Kopaja mengingat Kopaja sudah bekerja sama dengan PT Transportasi Jakarta.

"Kalau mengikuti kepengurusan Metro Mini ya pastinya harus menunggu kajian dan mengikuti proses dari awal. Kami takut malah dipolitisasi untuk kepentingan 2017 nanti. Revitalisasi angkutan umum itu tidak secepat membalik telapak tangan. Jadi jangan main ganti trayek kalau sampai 2017 Metro Mini belum ikut revitalisasi. Kami sangat ingin ikut revitalisasi," jelasnya.

PILIHAN:

Dorong Ninja 250 Cc, Risky Nyaris Tewas Dihajar Massa

Sebelum Tutup Usia, Ini Wasiat Habib Selon