Kelola Bus Hibah, DKI Pastikan Tarif Lebih Murah dari APTB
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta resmi mendapatkan bus hibah dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI. Bus hibah nantinya akan dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Transportasi Jakarta dengan subsidi seperti bus Transjakarta lainnya.
Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan, berdasarkan hasil rapat mengenai pemberian 1.000 Bus Rapd Transit (BRT) dari Kemenhub kepada Pemerintah Daerah (Pemda) seluruh Indonesia kemarin, Pemprov DKI akhirnya dipercayai untuk mengelola pemberian bus hibah tersebut. Namun, dirinya belum tahu, berapa yang akan diberikan lantaran 1.000 bus tersebut akan diberikan kepada Pemda-pemda lainnya.
"Kan Pak Gubernur (Ahok) siap terima bus hibah BRT, nanti yang mengelola PT Transjakarta. Kalau kami sudah hitung run off operasi, kami itu kurang 413 bus articulated. Mau dikasih berapapun kami terima," kata Andri saat dihubungi, Kamis 26 November 2015.
Andri menjelaskan, program rencana pemberian bus hibah dari Kemenhub ke daerah-daerah itu nantinya akan beroperasi dalam rute Jakarta-Bogor-Depok-Tanggerang dan Bekasi (Jabodetabek). Namun, kata dia, tentunya tarif yang dipungut tidak seperti Transjabodetabek yang dikelola PPD ataupun Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB).
Menurut Andri, tarif yang akan diberlakukan kepada bus hibah nanti tentunya akan seperti bus Transjakarta. Sebab, Pemprov DKI memberikan subsidi melalui Public Service Obligation (PSO) kepada BUMD PT Transportasi Jakarta. Dengan begitu, dia berharap, agar masyarakat antusias menggunakan bus hibah tersebut.
"Sepi penumpang itu kan karena tarifnya mahal, waktu tempuh dan tunggunya masih lama. Apalagi tarif APTB, dari luar dipungut, di dalam koridor juga dipungut. Transjabodetabek yang tarifnya Rp9.000 dan gratis bagi penumpang di koridor Transjakarta sepi penumpang," katanya
"Terserah PT Transportasi Jakarta nanti. Mereka sanggup mengoperasikan semua pemberian atau tidak. Kalau tidak mereka boleh meminta bantuan operator," sambung Andri.
Andri berharap pemberian bus hibah tersebut dapat terealisasi akhir tahun ini atau paling lambat awal tahun. Pasalnya, DKI saat ini masih sangat kekurangan BRT di koridor Transjakarta untuk mencapai headway yang sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) di bawah enam menit.
"Pesan saya tadi bus itu dihibahkan sesegera mungkin, kalau bisa tahun ini atau paling lambat awal tahun depan. Intinya kita siap," pungkasnya.
PILIHAN:
Lulung: Ahok Sudah Bingung dan Panik, Kacau Dia
Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan, berdasarkan hasil rapat mengenai pemberian 1.000 Bus Rapd Transit (BRT) dari Kemenhub kepada Pemerintah Daerah (Pemda) seluruh Indonesia kemarin, Pemprov DKI akhirnya dipercayai untuk mengelola pemberian bus hibah tersebut. Namun, dirinya belum tahu, berapa yang akan diberikan lantaran 1.000 bus tersebut akan diberikan kepada Pemda-pemda lainnya.
"Kan Pak Gubernur (Ahok) siap terima bus hibah BRT, nanti yang mengelola PT Transjakarta. Kalau kami sudah hitung run off operasi, kami itu kurang 413 bus articulated. Mau dikasih berapapun kami terima," kata Andri saat dihubungi, Kamis 26 November 2015.
Andri menjelaskan, program rencana pemberian bus hibah dari Kemenhub ke daerah-daerah itu nantinya akan beroperasi dalam rute Jakarta-Bogor-Depok-Tanggerang dan Bekasi (Jabodetabek). Namun, kata dia, tentunya tarif yang dipungut tidak seperti Transjabodetabek yang dikelola PPD ataupun Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB).
Menurut Andri, tarif yang akan diberlakukan kepada bus hibah nanti tentunya akan seperti bus Transjakarta. Sebab, Pemprov DKI memberikan subsidi melalui Public Service Obligation (PSO) kepada BUMD PT Transportasi Jakarta. Dengan begitu, dia berharap, agar masyarakat antusias menggunakan bus hibah tersebut.
"Sepi penumpang itu kan karena tarifnya mahal, waktu tempuh dan tunggunya masih lama. Apalagi tarif APTB, dari luar dipungut, di dalam koridor juga dipungut. Transjabodetabek yang tarifnya Rp9.000 dan gratis bagi penumpang di koridor Transjakarta sepi penumpang," katanya
"Terserah PT Transportasi Jakarta nanti. Mereka sanggup mengoperasikan semua pemberian atau tidak. Kalau tidak mereka boleh meminta bantuan operator," sambung Andri.
Andri berharap pemberian bus hibah tersebut dapat terealisasi akhir tahun ini atau paling lambat awal tahun. Pasalnya, DKI saat ini masih sangat kekurangan BRT di koridor Transjakarta untuk mencapai headway yang sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) di bawah enam menit.
"Pesan saya tadi bus itu dihibahkan sesegera mungkin, kalau bisa tahun ini atau paling lambat awal tahun depan. Intinya kita siap," pungkasnya.
PILIHAN:
Lulung: Ahok Sudah Bingung dan Panik, Kacau Dia
(mhd)