APBD DKI 2016 Menurun, Ahok Salahkan Anak Buah
A
A
A
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) menilai banyak SKPD yang tidak cermat dalam menyusun anggaran sehingga kemungkinan APBD DKI 2016 hanya sebesar Rp66 triliun atau menurun dari tahun ini sebesar Rp73 triliun.
"Dalam menyusun ini (APBD), kelihatan teman-teman ini nggak ngerti skala prioritas," ungkap Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (18/11/2015) siang.
Seharusnya, kata Ahok, dalam penyusunan APBD itu, masing-masing SKPD dapat membuat skala prioritas yang berjenjang. Sehingga, ketika anggaran itu tidak mencukupi, maka kegiatan yang paling akhirlah yang akan dibuang.
"Kalau uangnya enggak cukup, langsung semua SKPD potong 10-20 persen. Pengertiannya, berbasis kinerja bukan potong uang. Tapi disusun skala prioritas dari 1-20-30," jelas Ahok.
Namun demikian, Mantan Bupati Belitung Timur ini pun menilai dibandingkan tahun lalu, penyusunan yang dilakukan SKPD tahun ini jauh lebih baik. Seperti beberapa diantaranya mulai berubah dalam membuat skala prioritas, walaupun belum sepenuhnya mengerti.
Hal ini terlihat, masih adanya kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan masyarakat, namun dijadikan prioritas oleh SKPD. Dia mencontohkan, seperti anggaran kesehatan yang masih dianggap sebagai prioritas oleh SKPD. Sehingga banyak SKPD yang membuang kegiatan lainnya. Kondisi itupun mencontohkan proritas SKPD masih sebatas uang.
Lebih lanjut, Ahok juga menyoroti mengenai pembelian tanah. Seharusnya, dalam kegiatan itu, SKPD sudah menegosiasikannya dengan pemilik tanah sejak awal, sehingga tidak perlu menunggu pengesahan APBD nantinya.
"Yang untuk proses lelang semua harus disimpan di APBD awal. Kalau beli tanah bisa negosiasi dulu saja. Begitu sudah nego, nanti saat dapat duit sisa lelang, nah duitnya bisa diambil," jelasnya.
PILIHAN:
Dengar Komentar Ahok, Ini Reaksi Haji Lulung
Ini Wajah Dua Bandit Kawakan di Dalam KRL Commuter Line
"Dalam menyusun ini (APBD), kelihatan teman-teman ini nggak ngerti skala prioritas," ungkap Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (18/11/2015) siang.
Seharusnya, kata Ahok, dalam penyusunan APBD itu, masing-masing SKPD dapat membuat skala prioritas yang berjenjang. Sehingga, ketika anggaran itu tidak mencukupi, maka kegiatan yang paling akhirlah yang akan dibuang.
"Kalau uangnya enggak cukup, langsung semua SKPD potong 10-20 persen. Pengertiannya, berbasis kinerja bukan potong uang. Tapi disusun skala prioritas dari 1-20-30," jelas Ahok.
Namun demikian, Mantan Bupati Belitung Timur ini pun menilai dibandingkan tahun lalu, penyusunan yang dilakukan SKPD tahun ini jauh lebih baik. Seperti beberapa diantaranya mulai berubah dalam membuat skala prioritas, walaupun belum sepenuhnya mengerti.
Hal ini terlihat, masih adanya kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan masyarakat, namun dijadikan prioritas oleh SKPD. Dia mencontohkan, seperti anggaran kesehatan yang masih dianggap sebagai prioritas oleh SKPD. Sehingga banyak SKPD yang membuang kegiatan lainnya. Kondisi itupun mencontohkan proritas SKPD masih sebatas uang.
Lebih lanjut, Ahok juga menyoroti mengenai pembelian tanah. Seharusnya, dalam kegiatan itu, SKPD sudah menegosiasikannya dengan pemilik tanah sejak awal, sehingga tidak perlu menunggu pengesahan APBD nantinya.
"Yang untuk proses lelang semua harus disimpan di APBD awal. Kalau beli tanah bisa negosiasi dulu saja. Begitu sudah nego, nanti saat dapat duit sisa lelang, nah duitnya bisa diambil," jelasnya.
PILIHAN:
Dengar Komentar Ahok, Ini Reaksi Haji Lulung
Ini Wajah Dua Bandit Kawakan di Dalam KRL Commuter Line
(ysw)