Darurat Kekerasan Anak, Komnas PA: Ibu Negara Kemana?
A
A
A
JAKARTA - Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) mempertanyakan kehadiran Ibu Negara Iriana Joko Widodo (Jokowi) dalam kasus yang menimpa anak-anak Indonesia. Karena, ibu negara adalah simbol perlawanan dalam kasus tersebut.
"Ibu negara belum tampil, belum bicara fakta mengenai kasus kekerasan pada anak Indonesia. Meskipun ada Kementerian PPPA (Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), namun ibu negara sebagai simbol perlawanan terhadap kasus kekerasan pada anak," terang Arist di Jakarta.
Arist melanjutkan, Ibu negara mestinya turut hadir saat kasus tersebut bergulir. Bisa menjadi simbol secara fisik, agar mampu menjadi pelindung anak Indonesia.
Arist juga mencontohkan beberapa kasus seperti Angeline, yang seolah ibu negara alpa terhadap kasus pembunuhan bocah itu.
"Ibu negara diharapkan bisa memutus mata rantai kasus kekerasan yang terjadi pada anak," lanjutnya.
Ibu negara saat ini dikatakan Arist jangan hanya berdiam di Istana. Namun harus ikut memerangi kasus tersebut.
"Jangan cuma di Istana saja, perangi kekerasan yang terjadi pada anak. Indonesia belum hebat kalau belum memutus mata rantai kasus-kasus kekerasa pada anak," pungkasnya.
PILIHAN:
Sebelum Dibunuh, Ini Ucapan Terakhir PNF
Komnas PA: Kemungkinan Tak Hanya PNF Jadi Korban
Margareta Jadi Tersangka Pembunuhan Angeline
"Ibu negara belum tampil, belum bicara fakta mengenai kasus kekerasan pada anak Indonesia. Meskipun ada Kementerian PPPA (Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), namun ibu negara sebagai simbol perlawanan terhadap kasus kekerasan pada anak," terang Arist di Jakarta.
Arist melanjutkan, Ibu negara mestinya turut hadir saat kasus tersebut bergulir. Bisa menjadi simbol secara fisik, agar mampu menjadi pelindung anak Indonesia.
Arist juga mencontohkan beberapa kasus seperti Angeline, yang seolah ibu negara alpa terhadap kasus pembunuhan bocah itu.
"Ibu negara diharapkan bisa memutus mata rantai kasus kekerasan yang terjadi pada anak," lanjutnya.
Ibu negara saat ini dikatakan Arist jangan hanya berdiam di Istana. Namun harus ikut memerangi kasus tersebut.
"Jangan cuma di Istana saja, perangi kekerasan yang terjadi pada anak. Indonesia belum hebat kalau belum memutus mata rantai kasus-kasus kekerasa pada anak," pungkasnya.
PILIHAN:
Sebelum Dibunuh, Ini Ucapan Terakhir PNF
Komnas PA: Kemungkinan Tak Hanya PNF Jadi Korban
Margareta Jadi Tersangka Pembunuhan Angeline
(mhd)