Pasutri Asal Depok & Keluarganya Jadi Korban Tragedi Mina

Sabtu, 26 September 2015 - 18:11 WIB
Pasutri Asal Depok &...
Pasutri Asal Depok & Keluarganya Jadi Korban Tragedi Mina
A A A
DEPOK - Pasangan suami istri (pasutri) di Depok, Dikdik M Tasdik dan Ira Kusmira, warga Komplek Timah Kelapa Dua Blok EE 7 RT001/012 Tugu, Cimanggis, Depok diduga menjadi korban tragedi Mina, Arab Saudi. Pasutri ini hilang kontak dengan keluarga di Depok pasca tragedi Mina terjadi.

Keduanya berangkat haji dari Kloter 61 Maktab 7 di Banjar, Pangandaran, Jawa Barat. Mereka mengajak keluarga ikut serta yakni adik dan kakaknya.

Mereka adalah Atang Gumawang beserta istri yakni Ima Rismawati, Aty Rohyani, serta Irfan Firdaus beserta istri yakni Sisca Annisa. Seluruhnya berangkat tujuh orang beribadah haji.

Namun salah satu anggota keluarga yang melaksanakan ibadah haji yakni Irfan Firdaus, sehari setelah kejadian memberi kabar duka bahwa ia sedang berada di rumah sakit dalam keadaan luka-luka beserta istrinya dan Aty Rohyani. Namun hingga kini kabar Dikdik dan Ira belum jelas.

"Terakhir kita dapat berita pertama Ibu Aty termasuk korban pertama yang selamat. Luka-luka kondisinya selang 4 jam setelah terinjak-injak masih didiamkan, lambat betul penanganannya. Luka di tangan dan kaki serta muntah-muntah, kedinginan, menggigil. Sedangkan Irfan juga kemarin memberikan kabar selamat meskipun luka-luka sedang di RS bersama istrinya luka-luka," kata Juru Bicara Keluarga Dikdik-Ira, Suzy Permatasari, Sabtu (26/9/2015).

Suzy menambahkan, Irfan memberikan konfirmasi bahwa kakaknya yakni Atang Gumawang beserta istrinya meninggal setelah kritis di pangkuannya. Sedangkan untuk kabar Dikdik dan Ira masih simpang siur.

"Dikonfirmasi Irfan bahwa kakaknya yakni Atang Gumawang sudah meninggal bersama istrinya yakni Irma. Untuk Pak Dikdik dan Bu Ira masih simpang siur. Masih tanda tanya. Irfan bilang kalau ada nama Pak Dikdik di daftar korban meninggal, namun kata temannya sudah kembali ke Maktab. Jadi kami masih harap-harap cemas," tuturnya.

Keluarga Dikdik dan Ira berangkat dari Banjar lewat embarkasi Halim Perdanakusuma pada 15 September 2015. Seluruh keluarga itu selalu beriringan saat menunaikan ibadah haji tidak pernah terpisah hingga peristiwa Mina terjadi.

"Selalu bareng satu kloter beriringan. Memang disarankan tak memakai jam-jam padat, jam utama. Karena terjadi penumpukan seluruh jamaah dunia. Namun mereka mengejar waktu utama. Belum sempat kembali ke Maktab, baru pulang wukuf menuju Muzdalifah. Tak kembali ke tenda. Kondisinya mungkin sedang lelah. Kami berharap segera ada informasi," harapnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6033 seconds (0.1#10.140)