Kemarau, Situ Cilodong Kering dan Tanah Retak
A
A
A
DEPOK - Kondisi Situ Cilodong, Kalibaru, Depok cukup mengenaskan. Pasalnya, situ tersebut kita telah mengalami kekeringan, bahkan retakan tanah juga terlihat di sana.
"Parah banget musim keringnya sekarang. Seluruh situ sudah kekeringan di sini," kata Ketua Kelompok Kerja Situ Cilodong, Muhammad Kujang di Depok, Kamis 26 September 2015.
Kondisi ini pernah terjadi saat musim kering 2005 lalu. Bedanya, air situ menyusut lebih lama saat itu. Namun sekarang belum tiga bulan situ sudah kering dan retak. "Kalau dahulu waktu (menyusutnya) lama. Sekarang tiga bulan sudah kering seluruh areanya," ceritanya.
Selain karena musim kemarau, kekeringan di Situ Cilodong terjadi karena sedimentasi yang cukup parah. Seharusnya kedalaman situ mencapai empat meter. Tapi, keadaan saat ini hanya dua meter.
"Air jadi cepat kering. Bahkan, dasar situ saat ini sejajar dengan saluran air di sampingnya," ujarnya.
Pihaknya selalu mengusulkan dilakukan normalisasi ketika ada forum rembuk warga. Bahkan saat ada Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang) di tingkat kelurahan pun selalu diusulkan.
"Kalau pemerintah serius menangani situ musim kemarau seperti ini, yang tepat untuk dilakukan pengerukah," saran dia.
Ditegaskan, Situ Cilodong menjadi salah satu wilayah resapan. Sehingga saat musim kering masih ada persediaan air di situ. Namun karena terjadi sedimen maka volume situ tak bisa menampung persediaan air yang banyak dan menyebabkan kekeringan seperti sekarang.
"Situ ini menjadi sumber air warga seKecamatan Cilodong. Saya sendiri minum air situ ini," akunya.
Dikatakan dia, Situ Cilodong juga menjadi salah satu objek wisata yang menyokong ekonomi kerakyatan. Soalnya, banyak warga membuka usaha di sekitar situ. "Kunjungan berkurang 80 persen ke situ ini. Pemilik usaha sudah mengeluhkannya," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Sumber Daya Air Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Dea Akhmad mengatakan hampir seluruh situ airnya menyusut. Dari pantauannya ada tiga situ yang airnya sudah benar-benar kering, yakni Situ Cilodong, Cinere dan Sidamukti di Sukmajaya.
"Masih terus dilihat, dan didata. Sejauh ini baru tiga situ yang kering," pungkasnya.
"Parah banget musim keringnya sekarang. Seluruh situ sudah kekeringan di sini," kata Ketua Kelompok Kerja Situ Cilodong, Muhammad Kujang di Depok, Kamis 26 September 2015.
Kondisi ini pernah terjadi saat musim kering 2005 lalu. Bedanya, air situ menyusut lebih lama saat itu. Namun sekarang belum tiga bulan situ sudah kering dan retak. "Kalau dahulu waktu (menyusutnya) lama. Sekarang tiga bulan sudah kering seluruh areanya," ceritanya.
Selain karena musim kemarau, kekeringan di Situ Cilodong terjadi karena sedimentasi yang cukup parah. Seharusnya kedalaman situ mencapai empat meter. Tapi, keadaan saat ini hanya dua meter.
"Air jadi cepat kering. Bahkan, dasar situ saat ini sejajar dengan saluran air di sampingnya," ujarnya.
Pihaknya selalu mengusulkan dilakukan normalisasi ketika ada forum rembuk warga. Bahkan saat ada Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang) di tingkat kelurahan pun selalu diusulkan.
"Kalau pemerintah serius menangani situ musim kemarau seperti ini, yang tepat untuk dilakukan pengerukah," saran dia.
Ditegaskan, Situ Cilodong menjadi salah satu wilayah resapan. Sehingga saat musim kering masih ada persediaan air di situ. Namun karena terjadi sedimen maka volume situ tak bisa menampung persediaan air yang banyak dan menyebabkan kekeringan seperti sekarang.
"Situ ini menjadi sumber air warga seKecamatan Cilodong. Saya sendiri minum air situ ini," akunya.
Dikatakan dia, Situ Cilodong juga menjadi salah satu objek wisata yang menyokong ekonomi kerakyatan. Soalnya, banyak warga membuka usaha di sekitar situ. "Kunjungan berkurang 80 persen ke situ ini. Pemilik usaha sudah mengeluhkannya," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Sumber Daya Air Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Dea Akhmad mengatakan hampir seluruh situ airnya menyusut. Dari pantauannya ada tiga situ yang airnya sudah benar-benar kering, yakni Situ Cilodong, Cinere dan Sidamukti di Sukmajaya.
"Masih terus dilihat, dan didata. Sejauh ini baru tiga situ yang kering," pungkasnya.
(mhd)