Transjabodetabek Depok, Bekasi, Tangerang Masih Sepi Penumpang
A
A
A
JAKARTA - Angkutan transportasi masal Transjabodetabek milik Perusahaan Umum (Perum) Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) yang terintegrasi dengan jalur Transjakarta sepi penumpang. Perusahaan pelat merah tersebut hanya berani mengoperasikan 30 dari 78 unit yang disiapkan.
Direktur Utama PPD Pande Putu Yasa mengatakan, sejak diluncurkannya 78 unit bus Transjabodetabek pada akhir Agustus lalu, saat ini hanya mengoperasikan 30 unit yang terbagi di tiga koridor. Di antaranya Depok-PGC (Pusat Grosir Cililitan)-Grogol, Harapan Indah Bekasi-Pasar Baru, Poris Plawad-Kemayoran.
Sebab, kata Pande, saat ini belum melihat adanya antusias penumpang yang tertarik menggunakan Trasnjabodetabek. "Satu bus itu paling banyak sekitar 10 penumpang. Kalau penumpang dari dalam Transjakarta memang banyak, bisa sekitar 50 penumpang. Tapi kan kita tidak memungut bayaran kalau dari dalam," kata Pande Putu Yasa saat dihubungi, Minggu 13 September 2015 kemarin.
Pande menjelaskan, sedang mencari solusi dan penyebab sepinya minat penumpang Transjabodetabek. Sepinya penumpang, lanjut Pande, bukan lantaran masih beroperasinya Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB).
Sebab, kata dia, jalur atau trayek PPD Transjabodetabke dengan APTB berbeda. Terlebih, kalau bicara persaingan, seharusnya PPD bisa lebih diminati mengingat tarif yang diterapkan hanya satu kali pembayaran Rp10.000.
"Sisa bus yang belum dioperasikan ada di pul Ciputat dengan kondisi yang siap beroperasi. Kami akan operasikan kalau sudah ada solusinya," ungkapnya.
Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta, Andri Yansyah menyayangkan sikap PPD yang belum mengoperasikan seluruh unit bus hibah dari Kementrian Perhubungan (Kemenhub). Padahal, kalau seluruhnya beroperasi dengan baik, APTB secara otomatis hanya akan sampai diperbatasan dan pastinya akan ditinggal penumpang.
Andri mengakui jika Transjabodetabek memang tidak boleh memungut tarif terhadap penumpang yang naik dari area jalur bus Transjakarta. Namun, hal itu bukanlah alasan penyebab sepinya penumpang dari daerah mitra.
"Harusnya coba dulu dioperasikan semuanya. Masak baru beberapa hari saja sudah menyerah. Sebelum kerja sama dilakukan, mereka kan sudah menghitung perencanaananya. Namanya baru, harus dijalanin dulu," ujarnya.
Direktur Utama PPD Pande Putu Yasa mengatakan, sejak diluncurkannya 78 unit bus Transjabodetabek pada akhir Agustus lalu, saat ini hanya mengoperasikan 30 unit yang terbagi di tiga koridor. Di antaranya Depok-PGC (Pusat Grosir Cililitan)-Grogol, Harapan Indah Bekasi-Pasar Baru, Poris Plawad-Kemayoran.
Sebab, kata Pande, saat ini belum melihat adanya antusias penumpang yang tertarik menggunakan Trasnjabodetabek. "Satu bus itu paling banyak sekitar 10 penumpang. Kalau penumpang dari dalam Transjakarta memang banyak, bisa sekitar 50 penumpang. Tapi kan kita tidak memungut bayaran kalau dari dalam," kata Pande Putu Yasa saat dihubungi, Minggu 13 September 2015 kemarin.
Pande menjelaskan, sedang mencari solusi dan penyebab sepinya minat penumpang Transjabodetabek. Sepinya penumpang, lanjut Pande, bukan lantaran masih beroperasinya Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB).
Sebab, kata dia, jalur atau trayek PPD Transjabodetabke dengan APTB berbeda. Terlebih, kalau bicara persaingan, seharusnya PPD bisa lebih diminati mengingat tarif yang diterapkan hanya satu kali pembayaran Rp10.000.
"Sisa bus yang belum dioperasikan ada di pul Ciputat dengan kondisi yang siap beroperasi. Kami akan operasikan kalau sudah ada solusinya," ungkapnya.
Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta, Andri Yansyah menyayangkan sikap PPD yang belum mengoperasikan seluruh unit bus hibah dari Kementrian Perhubungan (Kemenhub). Padahal, kalau seluruhnya beroperasi dengan baik, APTB secara otomatis hanya akan sampai diperbatasan dan pastinya akan ditinggal penumpang.
Andri mengakui jika Transjabodetabek memang tidak boleh memungut tarif terhadap penumpang yang naik dari area jalur bus Transjakarta. Namun, hal itu bukanlah alasan penyebab sepinya penumpang dari daerah mitra.
"Harusnya coba dulu dioperasikan semuanya. Masak baru beberapa hari saja sudah menyerah. Sebelum kerja sama dilakukan, mereka kan sudah menghitung perencanaananya. Namanya baru, harus dijalanin dulu," ujarnya.
(whb)